"Halo, Pak?"
"Ya. Katakan! Bagaimana? Apa dia sudah terima? Seperti apa ekspresinya? Apa dia juga sudah makan buah?"
Sekretaris menggigit bibirnya. Ia takut akan nada kecewa dari Aaron saat mendengar laporannya .
"Begini, Pak. Nona Savita sudah lihat parcel buahnya. Sayangnya, Nona tidak mau terima dan justru membagikan pada bawahannya. Sebentar, Pak."
Sekretaris mengubah mode telepon menjadi mode video call. Ia menunjukkan pemandangan para bawahan yang sedang pesta buah itu.
"Astaga! Arghh!"
Sekretaris sedikit takut mendengar keluhan Aaron. Namun, ia berusaha tenang. Lagipula ini di luar kendalinya.
"Maaf, ya, Pak. Saya tidak bisa bantu banyak, hanya bisa berusaha tadi."
Aaron mengusap wajahnya yang mulai kusut sejak mendengar laporan.
"Sudah. Tidak apa-apa. Begini, saja. Kita lanjutkan ke rencana ketiga. Atur, ya!"
"Baik, Pak."
Video call berakhir. Sekretaris segera beranjak untuk menyelesaikan pekerjaan di kantor, di sisa jam kerja tentunya.