Sudah setengah jam Annchi berjalan kaki dengan perasaan kesal.
Dia melihat sekelilingnya banyak sekali pasangan yang sedang berduaan dan memadu kasih disana.
Prang!
"Kenapa semuanya harus menjadi seperti ini? Apakah dia tak tahu bahwa aku tak ada maksud seperti itu? Dia pasti sudah gila. Dia yang membawaku, menyelamatkanmu, tapi dia juga yang mengataiku dengan kata yang tak pantas. Apakah dia benar-benar sudah tak waras? Dia selalu marah-marah. Aarrgggh! Dasar! Sungguh keterlaluan. Aku sungguh murka." Annchi benar-benar kesal kala itu. Dengan semua sikap Fengying yang bagaikan iblis bertopeng malaikat di depannya.
"Sayang, apakah kau ingin ke rumahku, malam ini?" tiba-tiba saja percakapan yang dimulai salah satu pasangan yang sedang bergandengan tangan di sampingnya, membuat Annchi menoleh dengan dahinya yang berkerut.
"Apa? Malam ini? Apakah kita harus bersama malam ini? Aku rasa semuanya sangat mustahil, akan ada orang tuaku yang menginap di rumahku. Kalau sampai aku tak ada di rumah, maka mereka pasti akan memarahiku saat itu. Kau, bisa menunggu sampai besoknya?" tanya wanita itu pada kekasihnya sambil mengepakkan bulu matanya malu-malu.
"Cih, menjijikkan!"
Gumaman Annchi yang kala itu bisa mereka dengar dengan jelas, sontak membuat mereka berbalik dengan tatapan dinginnya. "Hey, ada apa dengan wanita cantik yang sedang berjalan sendiri di malam hari itu?" tanya kekasihnya.
"Aku juga tak tahu, tapi, kalau sampai ada wanita cantik yang sedang jalan sendiri di malam hari, tentu saja dia adalah orang yang kehilangan kekasihnya."
"Kasihan sekali yah. Padahal ini adalah akhir pekan yang sangat sempurna untuk pasangan memadu kasih. Tapi, dia malah tak ada pasangan."
"Baiklah kalau begitu, kita pergi saja dari sini. Kita harus memikirkan hubungan kita selanjutnya," kata si kekasih yang kemudian memegang tangannya dan berjalan pergi melewati Annchi kala itu.
Mendengar hal seperti itu, benar-benar membuat Annchi kesal dan seakan tak bisa bernafas dengan bebas. "A-apa? HEI, APA YANG KALIAN KATAKAN? APAKAH KALIAN PAHAM BAHWA AKU INI ADALAH WANITA YANG DISUKAI BANYAK ORANG. KALIAN SEHARUSNYA TAHU HAL ITU," teriaknya. Wanita yang sedang bermandikan kekesalan hingga basah kuyup itu, sudah tak bisa berpikir jernih lagi. Dia sangat kesal. "Ini semua karena Fengying, keparat, sialaaan!" Dia pun menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian mengeluarkan dengan sekuat tenaga. "Lelaki MESUUUUUMMMMMMMMM!!!! Huft, huft, huft. Ah lega! Hahahaha!"
"Siapa yang mesum?" Annchi merasakan tangan seseorang di bahunya.
"Kyaaaaa! Siapa yang-"
Dia yang kala itu terperanjat bagaikan ayam yang ingin ditangakap tuannya, sontak berbalik dengan pose serangan pamungkasnya.
"Pfft, apa yang sedang kau lakukan? Kenapa kau membuat kuda-kuda seperti itu? Apakah kau ingin bertarung dengan angin?"
"Astaga, kurang ajar. Ternyata kau lagi! Gong Fai. Bisakah kalau kau ada di dekatku, jangan mengendap-endap? Kau terlihat lebih mengerikan dari pencuri, tahu tidak?"
Pria yang sedang menatap wajah manis Annchi saat dia sedang marah kala itu, hanya bisa tersenyum senang.
Ya, dia adalah pria yang selama ini selalu menyimpan perasaannya pada Annchi, wanita yang ada di bawah pengawasannya itu.
Dia sangat ingin menyatakan perasaannya pada Annchi, akan tetapi, waktunya selalu saja tidak tepat. Akhirnya, dia harus menunda dan terus menunda untuk menyatakan perasaanya itu.
***
"Hei, apa yang sedang kau lakukan di malam yang penuh taburan bunga ini? Banyak sekali orang yang jalan-jalan bersama dengan kekasihnya. Apakah kau tak sadar?"
Mendengar hal itu, Annchi pun mendengus kesal. "Jangan katakan hal seperti itu padaku lagi, Gong Fai. Aku sungguh sial dan juga kesal malam ini. Aku tak punya waktu hanya untuk mengurus hal yang aneh seperti itu. Aku teramat kesal."
"Oho, siapa yang mampu memuat diva kita yang mempesona ini kesal sampai seperti ini? Aku rasa, dia itu sudah bosan hidup. Karena kalau sampai dia tahu bahwa wanita yang sedang dia ganggu adalah singa bertina, pasti dia tak akan pernah berani mengganggunya," katanya, sambil terkekeh setelah menggoda Annchi kala itu.
"Cih, apa yang kau katakan? Jangan kurang ajar seperti itu? Aku sama sekali tak peduli pada mereka. Kan ada kau yang akan selalu menjagaku. Hahaha, hanya kau satu-satunya sahabatku, Gong Fai. Aku sungguh tak bisa apa-apa kalau kau tak membantuku saat itu." Annchi mnegingat kembali hal yang sudah dia lakukan.
Gong Fai adalah pria yang sangat baik dan juga perhatian. Dia selalu mendapatkan apa yang dia mau. Entah itu adalah tampang, wanita, kejayaan, dia punya semunya. Hanya saja, dia selalu tak pernah mau menjalin hubungan dengan wanita manapun.
"Hei, apakah kau ingat, saat aku mengira kau ini adalah gay? Aku benar-benar tak habis pikir kalau sampai kau adalah gay, maka kau itu adalah teman gay pertamaku. Itu akan sangat lucu, tapi untung saja kau menyukai wani-" seketika, wajah Gong Fai pun mendekat sampai hampir saja hidung mereka saling bersentuhan kala itu. "K-kau ...."
"Kalau aku menyukai wanita, apakah itu salah?" tanyanya, dengan henbusan nafas yang bisa Annchi rasakan dengan jelas di wajahnya itu.
"Ha-ha-ha. A-aku tidak pernah bilang bahwa itu adalah hal yang salah. Aku hanya .... Aaaa! Sudahlah, jangan seperti ini!" Annchi pun mendorong tubuh Gong Fai, dengan perasaan malunya. Tiba-tiba saja suasana menjadi canggung. Dia merasakan jantungnya berdebar dengan kencang.
Pria yang sedang berdiri di sampingnya itu, tiba-tiba saja menyermik senang, saat dia melihat Annchi-wanita yang dia sukai itu tersipu-sipu. "Hahaha, apakah kau temakan candaanku? Kenapa kau tersipu seperti itu? Jangan bilang kalau jantungmu itu berdebar-debar? Hahahaha," godanya sekali lagi, sampai Annchi pun kehilangan kata-kata karena terlalu malu di depannya.
"A-apa? S-siapa yang tersipu, hah? Jangan bercanda. Aku sama sekali tak akan malu padamu. Kau itu hanyalah nyamuk dalam pandangnku. Apakah kau paham?" Annchi mencoba meluruskan hal yang sedang terjadi di antara mereka kala itu. Entah kenapa, sekarang sahabatnya itu mulai bertingkah aneh. Dan itu adalah hal yang sangat Annchi takutkan, saat orang mulai berubah, maka saat itulah keretakan dalam sebuah hubungan.
Annchi yang sedang tenggelam dalam pikirannya kala itu, langsung ternotice oleh Gong Fai.
"Hei, apakah ... Kau mau pergi ke taman? Sepertinya di sana banyak sekali permainan yang sedang dibuka. Kau suka, kan?"
Mendengar kata taman, mata Annchi pun berbinar-binar. "Benarkah? Asyikkkk. Baiklah, sekarang juga kita bisa pergi ke sana! Let's go!" Gong Fai sangat senang saat Annchi merasa senang. Tapi, dari semua kesenangan yang dia rasakan itu adalah, saat Annchi yang tertawa bahagia sambil memegang tangannya.
Itu adalah hal yang ingin dilindungi oleh Gong Fai. Tawa wanita yang sangat bercahaya di depannya.
"Ayo, kita pergi!" Senyumnya.