Fadil bersama Raka sedang menunggu seseorang di sebuah restoran mahal.
Menunggu wakil dari perusahaan pak Anggoro yang kata papinya seorang perempuan.
"Raka, kamu sudah punya pacar?" tanya Fadil iseng.
"A-apa, pak? Pacar?" Raka balik bertanya.
"Iya, pacar. Atau jangan-jangan kamu sudah punya istri, ya?"
Raka terlihat gelagapan.
"Ehhmm, be-belum, pak. Saya belum punya istri," jawab Raka.
"Memangnya sekarang umur kamu berapa?"
"Saya? Umur saya dua puluh tujuh, pak," jawab Raka.
"Sudah tua!" celetuk Fadil.
Mata Raka membulat sempurna. Dia seperti tidak terima di sebut tua oleh Fadil. "Hhmm,"
"Saya dari umur dua puluh tujuh itu sudah di minta untuk segera menikah oleh orangtua saya. Sudah tua katanya."
Raka terlihat kesusahan menelan salivanya. Fadil mengulum senyum.
"Oh iya kamu sudah tahu siapa wakil dari perusahaan Pak Anggoro, kan?" tanya Fadil berusaha mencairkan suasana.
"Ya, pak. Saya tahu. Saya sudah pernah bertemu dengannya dua kali," jawab Raka.