Saat Nindia sedang bersolek di depan meja rias setelah mereka selesai mandi sore, tiba-tiba handphone Nindia berdering. Di layar muncul nama 'Diva'. Sejak kejadian di kafe yang membuat Nindia sampai keguguran, Nindia belum lagi bertemu dengan Diva dan Rini, sahabatnya dari sekolah dulu. Tiba-tiba Diva kembali menghubunginya.
Rini, ada apa ya dia tiba-tiba menelponku. Nindia membatin. Nindia lalu menjawab panggilan telepon dari sahabatnya itu.
"Assalammu'alaikum, Div."
"Ketemuan?"
"Dimana? Sama Rini juga?"
"Aku ijin sama mas Fadil dulu, ya."
"Iya, nanti aku kabarin."
"Iya. Baiklah. Daahh."
Nindia memutuskan panggilan telepon dari Diva.
Nindia lalu mendekati suaminya yang sedang duduk di sofa, menonton televisi di kamar mereka. Nindia menyandarkan kepalanya di bahu kokoh suaminya sembari menggamit lengannya mesra.
"Mas," sapa Nindia lembut.
Fadil menoleh lalu mencium pucuk kepala istrinya itu, "Ada apa, sayang?" tanya Fadil mesra.
"Diva ngajakin ketemu. Boleh ya mas, Mas?"