Chereads / Si cowok cuek / Chapter 11 - 0.11

Chapter 11 - 0.11

Jihan terdiam sejenak, memikirkan apakah dia harus menemui Revan yang sedang latihan atau tidak? dan akhirnya dia memutuskan untuk menemani Revan yang sedang latihan basket.

"Gue mau ke si Revan aja deh, kalian mau ikut ga?" ucap Jihan

"Terserah si Karina gue mah, kalo si Karina ikut, ya gue ikut aja," sahut Rian

"Yaudah deh, takutnya lu nanti gaada temen," kata Karina

"Tapi bentar gue mau kirim pesan dulu ke ibu, pulangnya agak telat," ucap Jihan sembari membuka ponselnya dan mengirimkan pesan ke ibunya.

"Udahh yu." Ucap Jihan sembari mematikan ponselnya dan berjalan menuju lapangan. Rian dan Karina pun mengikutinya.

Mereka berjalan menuju lapangan. Dan duduk di pinggir lapangan, sembari melihat yang sedang latihan basket.

"Revannn!!" teriak Jihan

Revan pun menoleh ke orang yang tadi memanggilnya. Dan dia sudah tidak heran lagi, wanita itu selalu saja ada dimana-mana.

"Jangan teriak teriak Jihann," ucap Karina.

Jihan hanya melihat Revan yang sedang bermain basket, sembari membuka ponselnya dan memfoto foto Revan yang sedang bermain basket. Setelah cukup lama bermain basket, akhirnya latihan basket pun selesai.

"Jihann, tuh udah. Pulang yu," ucap Karina

"Bentarr dulu, gue mau nyamperin si Revan," ucap Jihan sembari berdiri dan berjalan ke arah Revan.

Karina dan Rian hanya melihat tingkah laku Jihan yang sangat percaya diri itu. Karina yakin dia bakal dicuekkin lagi sama Revan.

"Revann, nih gue ada minum, pasti haus kan," ucap Jihan sembari menyodorkan botol minumnya ke Revan.

"Ga, gue ga haus." ucap Revan

"Yaudah buat gue aja Han," sahut Jeffran sembari menamprakan tangannya ke Jihan.

"Yaudah nihh," ucap Jihan sembari memberikan botol minumnya.

"Makasi Jihan cantik," ucap Jeffran

"Revan pulang bareng Jihan yu,"

"Ga." Ucap Revan singkat sembari mengusap keringet di jidatnya menggunakan bajunya.

"Ko gamau, jarang kan pulang bareng sama Jihan."

"Kalo gue gamau ya gamau. Gausah maksa." Kata Revan

"Yaudah maaf,"

Revan pun berdiri dan meninggalkan Jihan dan Jeffran.

"Lah si Revan mau kemana?" tanya Jeffran

"Gatau." Kata Jihan sembari berdiri dari duduknya dan berjalan menyusul Revan dan berteriak "Revann!!"

"Mau kemana Rev?" tanya Jihan.

"Mau pulang lah, kan udah beres." Jawab Revan

Jihan pun kembali ke tempatnya yang sudah berada Rian dan Karina. Dan Karina pun melihat Jihan yang bermuka lesu. Dipikiran Karina sudah tidak aneh lagi pasti si Revan cuekkin dia lagi. Karina pun berdiri dari tempat duduknya, bersamaan dengan Rian.

"Nahh kan lu lemes lagi, gue bilang gausah datang ke sini." Kata Karina sembari memegang tangannya Jihan.

"Si Revan orangnya emang gitu, apalagi sama cewe Han, jadi kalo lu suka dia harus banyakkin sabar aja," sahut Rian

"Tapi ko dia selalu berangkat sama pulang bareng sama si Keyra ya, ko dia mau si. Tadi gue ajakkin pulang bareng dia gamau." Ucap Jihan

"Ya jelas mau lah kalo sama si Keyra mah, orang mereka saudaraan rumahnya juga deket, jadi berangkat sama pulang sekolah bareng," Ucap Rian

"Ohh, sodara nya. Baru tau gue," Ucap Jihan.

"Gue juga baru tau, yaudah pulang aja yu, lu mau bareng kita? atau di jemput sama ibu lu?" ucap Karina

"Bareng sama kalian aja deh." Kata Jihan.

Kemudian mereka pun berjalan menuju keluar sekolah, dan berjalan menuju rumahnya masing-masing. Kemudian pada saat mereka sampai di pertigaan mereka berbeda arah, Jihan ke kanan, sedangkan Rian dan Karina ke kiri. Jihan pun menaiki angkutan umum, Karina dan Rian pun melanjutkan perjalanan nya ke rumahnya. Karena rumah Karina dan Rian lumayan dekat jadi mereka jalan kaki saja.

Jihan pun sampai di rumahnya dan membuka pintu rumahnya lalu memasuki rumahnya.

"Haloo, Jihan pulang," ucap Jihan sembari memasuki kamarnya. Setelah pulang sekolah, Jihan melakukan kegiatan rutinnya yaitu membaca novel. Hampir setiap hari dia pulang sekolah membaca novel kesukaannya. Ketika dia sedang membaca-baca novel, ia tiba-tiba teringat mempunyai foto Revan. Karena waktu tadi latihan Jihan diam-diam mengambil foto Revan. Dan dia pun langsung mengambil ponselnya dari tasnya dan membuka ponselnya lalu melihat foto Revan sembari tersenyum manis.

"AAAA!!!!" teriak Jihan karena melihat foto Revan yang sangat ganteng menurutnya. sehingga adiknya dan ibunya Jihan pun mendengarnya, yang sedang menonton TV.

"Ka Jihan kenapa si bu?" tanya Reinna adiknya Jihan

"Gatau, coba kamu liat aja ke kamarnya." Kata Bu Vina.

Reinna pun berdiri dari kursinya dan berjalan menuju kamarnya Jihan. Dan membukakan pintu kamarnya Jihan.

"Kenapa si ka, berisik tau," ucap Reinna

"Gausah kepo," ucap Jihan sembari mematikan ponselnya diatas meja belajarnya.

"Idih. Aneh banget si punya kaka," ucap Reinna sembari menutup pintu kamarnya Jihan dan kembali menuju kursinya untuk menonton TV.

Setelah adiknya Jihan keluar dari kamarnya Jihan, ia pun mengambil ponselnya lagi dan menyalakan ponselnya lalu melihat lagi foto Revan. Ia sempat berpikir bahwa dia mau mencetak poto Revan dan memasangkannya di casing ponselnya.

"Kenapa anda ganteng banget??!" ucap Jihan dengan gemas. Jihan mencoba menelpon Revan, tetapi tidak dijawab.

"Ihh kenapa ga dijawab-jawab si," ucap Jihan sembari mematikan ponselnya dan menaruh diatas meja. Dan kembali membaca novel kesukaannya. Setelah cukup lama ia membaca novel, dia pun menonton di ponselnya tentang serial perjuangan cinta seorang cewek kepada laki-laki tetapi laki-laki dalam film itu tidak cuek seperti Revan. Sehingga dalam film itu sangat mudah sekali untuk mendapatkan cinta seorang laki-laki itu. Dari serial itu membuat Jihan akan semakin semangat membuat suka balik Revan kepada dirinya. Tetapi ia pun berpikir bahwa seorang laki-laki yang ia cintai itu mempunyai sifat yang cuek. Akan sangat susah mendapatkan cintanya. Tetapi itu tidak merubah keputusan Jihan untuk terus berjuang mendapatkan Revan. Dia sangat mencintai Revan, Sehingga kesenangannya sudah menjadi yang utama. Bahkan dia sepertinya akan terus memberi perhatian kepada Revan agar Revan bisa nyaman terhadap Jihan.

Malam hari pun tiba, Jihan langsung tiduran di kasurnya sembari memainkan ponselnya. Lagi lagi di malam hari itu pun ia tetap memandang foto Revan dengan antusias. Dimatanya Jihan Revan terlihat sempurna. Entah apa yang membuatnya tergila gila sama Revan, sampai sampai temannya Jihan yaitu Karina dan Zabrina sudah tidak bisa lagi menyadarkan Jihan. Bahwa dia itu akan susah membuat Revan suka balik sama Jihan. Tanpa disadari Jihan, bahwa cinta itu tidak harus memiliki. Ada dua perasaan jika kamu sedang bercinta. satu, kamu akan terluka karena dia tidak menjadi milikmu atau kedua perasaan senang karena dia menjadi milikmu.