Pada hari minggu Jihan dan Karina berjanjian akan main, karina pun menghampiri rumahnya Jihan. Dan Jihan pun langsung membukakan pintu rumahnya, Karina dan Jihan pun masuk ke kamarnya Jihan.
"Jihan kita jalan jalan aja yu di mall," ucap Karina sembari duduk di kursi meja belajarnya Jihan.
"Hemm, yaudah ayo, tapi bentar gue lagi cari jam tangan gue."
"Lah itu jam tangan di deket jendela," ucap Karina sembari menunjuk ke arah jam tangan yamg ia lihat.
"Ihh, bukan yang itu. Yang gue cari yang warnanya samaan kayak si Revan."
"Yaelah pake aja yang ada, kenapa cari yang gaada si."
Jihan tetap mencari cari jam tangan yang sama seperti yang ia kasih ke Revan kemarin. Jihan mencari ke tiap sudut kamarnya pun tetap saja tidak ketemu. Karina hanya melihat Jihan yang sedang mencari jam tangan.
"Jihan, pake aja yang ada, mungkin ilang jam tangannya, udahlah ikhlasin aja. Emang harganya mahal?" tanya Karina
"Bukan masalah mahalnya, tapi itu tuh barang satu satunya samaan sama si Revan," ujar Jihan.
"Kan kemarin lu pake jam tangannya ke sekolah tuh, mungkin sempet lu simpen di saku baju atau saku celana atau mungkin lu sempet simpen di tas, coba cek dulu."
"Ehh, iya bener. Gue cek dulu ke saku seragam dulu," ucap Jihan sembari berlari ke baju seragamnya yang tergantung di lemarinya. Jihan pun membuka pintu lemarinya dan mengambil baju seragamnya, dia cek di baju dan rok sekolahnya, dan akhirnya dia menemukan jam tangan itu di saku rok nya.
"Nahh Kar akhirnya ketemu, lega gue," ucap Jihan sembari menunjukan jam tangannya
"Yaudah ayo keluar sekarang," ujar Karina sembari berdiri sari tempat duduknya. Kemudian Jihan pun membawa tas kecilnya yang tergeletak di kasurnya dan berjalan menuju keluar rumah sembari memakaikan jam tangannya.
**
Mereka berdua pun jalan kaki menuju mall. Mereka sengaja tidak menaiki angkutan umum, meskipun mall nya agak lumayan jauh dari rumahnya Jihan, karena mereka ingin melihat lihat jalan sembari berjalan. Sesampainya di depan mall mereka pun melihat tukang minuman, dan Karina pun ingin membeli minuman itu, kemudian mereka berdua pun menuju ke tukang minuman tersebut.
"Jihan lu gamau beli?" tanya Karina
"Ga ah, lu aja."
"Yaudah. Pa beli minumannya nya satu ya rasa green tea," ujar Karina
"Siap, tunggu sebentar ya neng," ucap bapa tukang minuman itu sembari membuatkan minumannya. Dan kemudian mereka pun menunggu beberapa saat.
"Nihh neng, udah" ucap bapa tukang minuman tersebut.
"Iya pa, makasih," ucap Karina sembari memberikan uang nya dan mengambil minuman nya.
Kemudian mereka berdua pun memasuki mall dengan berjalan pelan, sembari melihat lihat sekeliling mereka. Ketika mereka sedang berjala jalan mengelilingi mall, mereka tidak sengaja melihat Jeffran dan Revan sedang berada di mall juga.
"Ehh Kar itu si Revan sama si Jeffran bukan si?" tanya Jihan sembari menunjuk ke arah mereka.
"Ehh iya itu mereka berdua, mau di samperin?"
"Iyaa, samperin aja yu," ucap Jihan
Kemudian mereka pun berjalan menuju ke tempat yang berada Jeffran dan Revan.
"Haloo Jeff, Revan," sapa Karina dan Jihan
"Ehh ketemu di sini, lagi ngapain oy?" tanya Jeffran
"Lagi jalan jalan aja Jeff," jawab Karina sembari minum minumannya.
"Tumben berdua sama si Revan, biasanya sama si Reygan," ujar Jihan
"Ga ah, bosen sama si Reygan, sekarang ganti sama si Revan."
"Kirain salah alamat," ucap Karina
"Salah alamat gimana si maksudnyaa?" tanya Jeffran
"Becanda, maksudnya salah orang gitu, tadinya mau ajakkin si Reygan malah kebawa si Revan," ucap Karina
"Ohh, kaga salah orang gue mah, emang kadang kadang juga gue main sama si Revan."
"Ohh, baru tau gue kalian deket," ujar Karina
"Aaaa, Revan pake jam tangan dari Jihan," sahut Jihan
"Ehh iya jam tangan kalian sama nih, jangan jangan.." ucap Jeffran
"Udah gausah aneh aneh, gue cuma pake doang ko, gaada hubungan apa apa sama si Jihan," sahut Revan
"Ehh, kalian mau kemana tadi?" tanya Karina
"Ga kemana mana si, cuma jalan jalan aja sekitar sini," ujar Jeffran
"Yaudah bareng aja yuu," sahut Jihan
"Boleh boleh," ucap Jeffran
Kemudian mereka pun berjalan jalan pelan mengelilingi mall, Jihan berjalan mendekat ke Revan, tetapi Revan sedikit menjaga jarak sama gadis itu.
"Gausah terlalu deket deket Jihan, kesanaan dikit," ucap Revan
"Lahh, kenapa si?" tanya Jihan
Revan menghela berat sembari melihat gadis itu dari atas ke bawah seraya mengerutkan keningnya
"Lu ga liat apa jalanan luas, gausah terlalu deket sama gue," ujar Revan
"Yaelah nih anak dua kalo bertemu berantem terus perasaan," sahut Jeffran
"Lagian Revan nya menghindar terus sih," ucap Jihan
Revan hanya terdiam, melihat sinis ke Jihan. Ia sedang memikirkan, kenapa dia bisa kenal dengan gadis itu. Meskipun Revan sudah mengatakan kepada dia untuk tidak dekat dekat dengan dirinya tetapi tetap saja gadis itu mendekatinya.
"Jihan, coba jangan terlalu deket sama Revan, bisa ga sih," sahut Karina
"Gabisa, Revan nya ada di samping Jihan. Jadi susah buat nge jauhin nya," ucap Jihan
Revan tidak memperdulikan perkataannya Jihan, dan dia menjauh dari Jihan dan jalan di samping Jeffran. Tetapi Jihan malah tetap mendekati Revan jalan di sampingnya Revan.
"Udah udahh, jangan pindah pindah terus deh jalannya, pusing gue liatnya," ucap Jeffran
Setelah cukup lama mereka berkeliling di mall, dan mereka pun menuju pulang.
"Revan gamau ke rumah Jihan duly gitu?" tanya Jihan
"Ga," jawab Revan
"Yaudah deh kita pulang duluan ya, dadahh," ucap Karina sembari menarik tangannya Jihan
"Jihan lu gausah kayak gitu ke si Revan, dia itu jarang deket sama cewe, udahlah kasian dia takutnya risih Han," ujar Karina
"Gapapa lah Karr, si Revan nya juga gabilang risih ko"
"Dia bilang gausah deket deket gue, nahh mungkin itu kode ke lu buat jauhin dia, tapi lu nya malah tetep deketin si Revan."
"Gimana mau ngejauhin, liat si Revan aja gue greget pengen nyamperin dia."
"Ahh terserah lu deh," ucap Karina sembari menggaruk kepalanya.
Kemudian mereka pun berjalan menuju rumah masing-masing, mereka jalan kaki ke rumahnya sembari menikmati angin sore, rumah Jihan dan Karina satu arah, meskipun rumahnya Karina agak jauh sedikit.
**
"Karr gue masuk ke rumah dulu ya, dadahh," ucap Jihan sembarielambaikan tangannya dan masuk ke rumahnya.
"Iyaa, dadahh," ucap Karina seraya melambaikan tangannya dan kembali berjalan ke rumahnya dengan jalan kaki sendiri sembari memainkan ponselnya.
***