Seperti biasa, pada hari senin mereka selalu melaksanakan upacara. Pada hari itu, Jihan telat datang ke sekolah nya. Sehingga gerbang pun hampir ditutup.
"Paa, jangan di tutup dulu saya mau masuk," ucap Jihan kepada satpam sekolahnya
"Tapi ini sudah masuk, dan upacara pun akan di mulai, kalo kamu mau masuk harus ke ruang guru dulu, jangan langsung ke kelas atau ke lapangan," kata pak satpam
"Baik pak, saya langsung ke ruang guru,"
"Yasudah sekarang kamu masuk," ucap pak satpam sembari membuka sedikit gerbang sekolah.
Jihan pun segera berlari ke ruang guru. Dan sesudah sampai di ruang guru ia pun menenangkan dulu nafas nya yang ngos-ngosan karena habis berlari, dan kemudian memasuki ruang guru, yang sudah berada pak Surya.
"Jihann, kamu kenapa baru dateng?" tanya pak Surya
"Maap pak, tadi saya kesiangan bangunnya," ucap Jihan
"Yasudah kamu sekarang ke lapang tapi berpisah ya jangan gabung sama kelas kamu," ucap pak Surya sembari berjalan menghantarkan Jihan ke pinggir lapangan yang disoroti matahari.
Jihan pun melaksanakan upacaranya dengan berbaris bersama 5 orang lainnya yang kena hukuman seperti Jihan, ada yang telat sekolah dan ada yang tidak memakai atribut lengkap, mereka dipisahkan dan tidak disatukan di kelasnya.
**
Setelah upacara selesai mereka yang kena hukuman pun di ke tengah lapangan kan dekat tiang bendera., Dan semua siswa yang ada di lapangan itu pun melihat orang-orang yang terkena hukuman, termasuk Revan dan Karina.
"Ehh si Jihan di hukum kenapa ya?" tanya Karina pada Zabrina
"Gatau sih, mungkin telat dateng ke sekolah," jawab Zabrina
"Rev, itu si Jihan di hukum," ucap Rian
"Iya, terus?" tanya Revan
"Terus lu ga kaget gitu?"
"Ngapain kaget, gue biasa aja."
"Anak anak ku yang lainnya tolong jangan ada yang telat dateng ke sekolah lagi atau tidak memakai atribut lengkap dalam melaksankan upcara," kata pak Surya sembari menggunakan mix.
"Yasudah kalian semua boleh bubar ke kelasnya masing-masing, tapi siswa yang telat datang ataupun tidak memakai atribut lengkap jangan dulu ke kelas, diam dulu disini."
Kemudian semua siswa pun bubar ke kelasnya masing-masing tetapi Karina dan Zabrina tidak menuju ke kelas melainkan melihat dari jauh Jihan yang sedang dihukum.
"Kalian semua hanya hormat pada bendera selama 30 menit saja," ucap pak Surya kepada Jihan dan lainnya yang kena hukuman.
"Baik pa," ucap Jihan dan siswa lainnya yang kena hukuman sembari mengangkat tangannya dan hormat pada bendera.
"Si Jihan baru sembuh dari sakitnya langsung di hukum hormat bendera kayak gitu, kasian gue," ujar Karina
"Iya sih, gue juga kasihan. Tapi kan udah peraturan sekolah," kata Zabrina
Tak lama kemudian Revan dan Rian pun yang sedang berjalan menuju perpustakaan melihat Karina dan Zabrina yang sedang menatap ke arah lapangan.
"Hehh kalian ngapain masih di sini, kenapa ga ke kelas," ucap Rian sembari menoel pundaknya Karina.
"Ihh kaget gue. itu lagi liatin si Jihan di hukum. Kasian gue liatnya, dia baru sembuh dari sakitnya langsung dihukum kayak gitu," ucap Karina
"Iya juga sih ya kasian, tapi kan mungkin itu juga si Jihan buat kesalahan," ucap Rian
"Emang si Jihan buat kesalahan apa si?" tanya Revan
"Kayaknya telat dateng ke sekolah deh," jawab Karina.
"Ohh, yaudah Rian ayo ke perpustakaan ambil buku," ucap Revan
"Kar, Rin gue pergi dulu ya," ucap Rian sembari berjalan meninggalkan Karina dan Zabrina, dan menuju ke perpustakaan.
"Rev emang lu ga kasian apa liat si Jihan di hukum, apalagi dia baru sembuh dari sakitnya," ucap Rian sembari membawa buku dari rak buku.
"Yaa gatau lah, biarin aja dia jalanin hukumannya," ucap Revan
"Hadeh Rev, lu ke semua cewe jutek amat ya," ucap Rian.
**
Karina dan Zabrina masih melihat Jihan di tengah lapangan hampir 10 menit.
"Karr ayo ke kelas, takut nanti ada guru," ucap Zabrina
"Yaudah yu," ucap Karina sembari meninggalkan lapangan dan berjalan menuju ke kelasnya, bersamaan dengan Zabrina.
Mereka pun tiba di kelasnya dan duduk di bangkunya masing-masing.
"Karr, abis dari mana sama si Zabrina?" tanya Renata yang berada di pinggir bangkunya Karina.
"Abis liatin si Jihan dihukum," ucap Karina
"Ohh, iya tadi gue liat si Jihan, dia di hukum kenapa sih?"
"Kayaknya telat dateng sekolah deh. Ehh ini tumben gaada guru masuk," ucap Karina
"Tadi ada tugas nih, gurunya ga bisa masuk," kata Renata
"Ohh, mana tugasnya?" tanya Karina
"Tuhh di si Arlan."
"Arlann, gue mau liat tugas dong," ucap Karina sembari menghadapkan badannya ke Arlan.
"Nihh," ucap Arlan sembari menyodorkan kertas tugas dari gurunya yang tidak bisa hadir.
"Oke, makasih," ucap Karina sembari mengambil kertas tugasnya dari tangannya Arlan. Dan kemudian Karina pun mengeluarkan bukunya dari tas nya dan menulis tugas nya.
"Zabrinaaa," teriak Karina sembari menulis
"Kenapa?" tanya Zabrina sembari menghampiri Karina
"Lu udah nyatet tugas belum, nih di kasih tugas,"
"Ehh belum, sini pinjem dong kertasnya," ucap Zabrina
"Gue juga belum, ke si Arlan aja tuh, udah kayak nya."
"Arlannn, gue mau pinjem buku lu, mau nyatet tugas yang tadi," ucap Zabrina sembari menghampiri bangkunya Arlan.
"Tuh ambil aja di meja gue," ucap Arlan.
"Oke, makasih Arlann," ucap Zabrina sembari mengambil bukunya Arlan dari mejanya Arlan.
**
Kemudian Jihan pun tiba di kelasnya dengan lemas dan jalan secara pelan, sembari berjalan menuju ke bangkunya Jihan
"Jihann, lu ko bisa bisa di hukum si, pasti telat dateng kan lu," ucap Karina
"Iyaa, gue telat tadi, untung masih di izinin masuk ke sekolah," ucap Jihan.
"Hadehh, tumben lu dateng telat."
"Gatau deh gue juga, soalnya gue kemarin bergadang terus tadi pagi gue kesiangan bangunnya."
"Ohh iya ko gaada guru si, gue kira bakalan ada guru disini," ucap Jihan
"Gaada gurunya ga masuk tapi di kasih tugas, tuh kertas tugasnya di si Arlan."
"Arlann, gue bagi kertas tugas dong, mau nulis nih," kata Jihan sembari menghadapkan badannya ke pinggir bangkunya yang ada Arlan.
"Kann di si Karina," ucap Arlan
"Lahh ko di gue, kan udah gue kasih, gue taro di meja lu Ar," ucap Karina
"Tapi gaada, gue juga ga masukkin ke dalam tas."
"Ehh, ini kertasnya ada di gue," sahut Zabrina
"Lahh ko ada di lu si, kan udah ada buku gue," ucap Arlan
"Yaudah nihh, gue minjem buku lu, dikit lagi ko," ucap Zabrina sembari menyodorkan kertasnya ke Arlan.
"Kasih aja ke si Jihan, dia yang mau nulis ko."
***