Karina dan Jihan pun pulang, menggunakan angkutan umum. di sepanjang jalan Jihan hanya terdiam dengan muka datar.
"Jihann, gue main ke rumah lu dulu ya" Ucap Karina
"Iya" Kata Jihan dengan wajah menghadap ke depan.
Beberapa saat kemudian, mereka pun sampai di rumahnya Jihan. Mereka berdua pun turun dari angkutan umum. Dan berjalan menuju rumah Jihan.
"Haloo, Jihan pulangg" Ucap Jihan dengan nada rendah, Jihan dan Karina langsung memasuki kamar Jihan. dan Jihan pun tiduran di kasur. dan Karina hanya duduk di kursi meja belajarnya Jihan.
"Lu kenapa si lemes amat" Ucap Karina sembari mengambil cemilan yang ada di meja nya Jihan
"Gatau." Ucap Jihan sembari menutupkan wajahnya menggunakan jaket Revan. Tanpa dia sadari jaket Revan terbawa olehnya
"Ehh, ini jaket si Revan, kebawa Kar" Ucap Jihan sembari memperlihatkan jaketnya ke Karina.
"Besok aja balikin Han." Ucap Karina sembari makan cemilan yang ada di meja belajarnya Jihan.
Jihan terdiam memikirkan, apakah seorang Revan yang berhati dingin dan cuek tersebut, bisa menyukainya. tapi kalaupun dia berusaha menjauh dari Revan, ia akan hilang semangatnya. bagaimanapun Jihan sudah mencintainya. akan susah buat dia luupain Revan.
"Lu kalo disakitin sama si Revan bilang sama gue ya. baru kali ini gue liat orang kaya gitu, ga bisa ngehargain kehadiran lu deh setiap lu ada Han"
"Gausah kaya gitu Karr, gue tau dia itu baik, cuma belum terbiasa aja sama gue makanya dia selalu cuekkin gue"
"Terserah lu deh Han" decak Karina sembari makan cemilannya
Karina pun bermain ponsel sembari memakan cemilannya. Jihan hanya melamun menatap ke atas atap kamarnya sembari tiduran. Karina pun melihat Jihan. entah kenapa dia begitu mencintainya Revan langsung saat bertemu pertama kali di perpustakaan.
"Kalo gue bilang suka sama si Revan respon dia kira-kira gimana ya Kar?" tanya Jihan kepada Karina yang sedang memainkan ponselnya.
"Gaada respon si kalo kata gue. Makanya lu jangan berharap lebih sama dia" Ucap Karina sembari menyuapkan cemilan ke mulutnya.
Jihan menghela napas berat, kembali menatap ke atas kamarnya. Lalu dia mengambil ponsel di saku bajunya, dan memainkan ponselnya sembari tiduran. Karina heran dengan Jihan. Karina ingin menyadarkan dia bahwa Revan itu akan susah untuk mencintainya bahkan mungkin bisa juga tidak akan mencintainya. Tapi akan mustahil. Jihan sudah cinta mati sama dia. Akan sangat susah untuk dia melupakan Revan.
"Lu hindarin dia bisa ga Han? Jangan tiap hari terus menerus memperhatikan Revan" Ucap Karina
"Gabisa." Jawab Jihan
"Pasti bisa lah, perlaha-lahan lu jauhin dia" Ucap Karina sembari manaruh cemilannya dan ponsel nya ke meja, dan berjalan mendekati Jihan yang sedang berada di kasur memainkan ponselnya.
Jihan pun bangun dari tempat tidurnya dan menatap ke Karina. "Ga semudah yang lu bilang Kar! gue udah cinta banget sama dia."
"Lu cantik Han, bisa cari cowo yang lebih baik dari dia, banyak juga cowo yang ganteng yang pantes buat lu dapetin Han. Kalo dia udah ga punya hati"
"Gabakal gue cari cowo lain, gue mau tetep perjuangin cinta gue ke Revan"
Ucapan Jihan membuat Karina terdiam dan semakin susah untuk membuat Jihan tidak mencintai Revan lagi. Entah bagaimana yang harus dilakukan dia, untuk menyadarkan Jihan. Karina sangat tidak mendukung Jihan menyukai Revan. Bukan apa-apa Karina hanya saja takut kalau dia akan kecewa dan sakit hati suatu saat nanti, apalagi sifat Revan yang sangat cuek itu membuat Karina tidak suka.
"Karinaa, lo pernah ga si jatuh cinta sampe sampe lu itu gabisa jauh dari dia, terus kepikiran orang yang lu suka itu." Ucap Jihan sembari menghadap Karina dan menatap Karina.
"Gue pernah jatuh cinta, tapi gue ga separah lo, apalagi jatuh cinta sama orang yang kaya si Revan yang cuek dan dingin itu gue mungkin udah menjauh aja si."
Jihan pun menghela napas berat sembari membalikan badannya lagi ke arah tembok, dan tiduran di atas kasur. Karina pun kembali berjalan ke meja belajarnya Jihan, dan mengambil ponselnya.
"Ehh si Zabrina mau kesini Kar" Kata Jihan
"Sekarang Han?"
"Iyaa, bentar lagi sampe katanya"
Beberapa saat kemudian ada suara ketukan pintu dari rumah Jihan. dan ibunya Jihan pun membukakan pintu tersebut.
"Bu, Jihan nya ada?" Tanya Zabrina
"Ada dikamarnya, sini masuk aja" Ucap bu Vina
Zabrina pun masuk ke rumahnya Jihan dan ibunya Jihan pun menutup pintunya, lalu ibunya Jihan mengantarkan ke kamarnya Jihan. Ibunya Jihan pun mengetuk pintu kamarnya Jihan
"Jihann, ini ada temen kamu" Ucap bu Vina sembari mengetuk pintu
"Iyaa buu" Ucap Jihan sembari bangun dari kasurnya dan berjalan menuju pintu, dan membukakan pintu kamarnya.
"Halooo, Ehh ada Karina" Ucap Zabrina
"Haloo rinn" sapa Karina ke Zabrina
"Udah lama disini Kar?" tanya Zabrina sembari duduk dikasurnya Jihan
"Lumayan lama"
Zabrina pun menaruh tas kecil yang di bawanya ke kasurnya Jihan dan mengambil ponselnya. Lalu ia pun memainkan ponselnya. Ketika Zabrina bermain ponsel, ia melihat di kasur Jihan ada jaket. Dia tidak tahu itu jaket siapa, dia baru pertama kali melihat jaket itu dikamarnya Jihan.
"Inii jaket siapa Han?" Tanya Zabrina sembari mengambil jaket itu.
"Jaket Revan." Jawab Jihan sembari menaruh ponselnya di kasur.
"Ko bisa ada di lu?"
"Tadi gue abis nemenin dia main basket. terus gue pulang duluan sama Karina. Jaketnya kebawa" Kata Jihan.
"Lu suka ya sama si Revan?" Tanya Zabrina
"Iyaa, gue suka rinn"
"Dia semenjak suka sama si Revan, selalu mikirin si Revan terus. si Revan takut benci dia lah atau marah sama dia lah," sahut Karina
"Kaget gue, bisa bisa nya lu suka sama si Revan. Sifat si Revan sama lu itu berlawanan. Si Revan sifatnya dingin, lu sifatnya ramah sama mudah bergaul ke semua orang"
Jihan menghela napas berat dan tiduran di kasurnya. "Gatau gue juga, suka banget sama dia. gue yakin suatu saat nanti dia bakal suka balik sama gue"
"Bakalan susah Han, gue aja yang osis sama dia udah lumayan lama, ga deket deket sama dia tuh" Ucap Zabrina
"Tuhh kan gue bilang juga apa, susah Han, susah!!" Sahut Karina sembari mematikan ponselnya.
Jihan hanya terdiam dengan muka datar melihat ke atap kamar sembari tiduran dan mengambil ponsel di pinggirnya. Dan memainkan ponselnya. Karina pun memainkan lagi ponselnya sembari memakan cemilannya dan Zabrina pun hanya melihat-lihat sekeliling kamarnya Jihan.
"Tapi kalo lu suka sama dia gapapa si," Ucap Zabrina
"DOAIN GUE!!" Ucap Jihan sembari menaruh ponselnya ke kasur.
****