"Aaaa, niii jaket si Revan di titipin ke gue dong karr" Ucap Jihan sembari memeluk jaket Revan, dan mencium Jaketnya Revan.
"Iyaa, Jihan. Seneng banget ya lu" Ucap Karina dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Iyaa dong. Coba liat dia ganteng banget astagaa, mau nangis gue" Kata Jihan dengan senyum yang sangat lebar, dan menatap ke Revan yang sedang berada di tengah lapangan.
"Idih, biasa aja kali. Ga sampe segitu nya juga." Kata Karina sembari menggaruk kepalanya.
"Ahh, lu mah ga bisa ngerasain perasaan gue, betapa bahagia nya hati ini melihat sang pujaan hati yang sangat amat ganteng"
"Idih ganteng, ngomong aja jarang. Harus di ruqyah ni lu" Ucap Karina sembari menghembus napas pelan dan menggelengkan kepala.
"Lu yang harus di ruqyah si, orang ganteng gitu" Ucap Jihan
Karina hanya menggaruk kepalanya, karena heran kenapa dia bisa langsung jatuh cinta kepada manusia yang berhati batu kaya Revan.
Setelah cukup lama Revan dan lainnya bermain basket, akhirnya mereka pun istirahat. Revan sangat gerah. sehingga di tubuhnya mengeluarkan keringat.
"Gue mau nyamperin si Revan dulu ah" Ucap Jihan ke Karina
"Gausah di sini aja kenapa si Han" Kata Karina sembari memegang tangannya Jihan.
"Kasian dia keringetan Karr, gue mau ngusapin keringetnya" Ucap Jihan dengan memaksa. Jihan pun melepaskan pegangan tangan Karina darinya. dan berjalan menuju Revan.
"Hadehh, terserah lu deh" decak Karina
Jihan menemui Revan dan dia langsung duduk di sampingnya Revan. tanpa basa basi, dia langsung mengusap keringetnya Revan. menggunakan jaket Revan yang ia pegang.
"Ehhh, Gausah di usap lah Jihan" Kata Revan sembari memegang tangan Jihan yang sedang mengusap keringetnya dan menurunkan tangan Jihan
"Gapapa Revan" Ucap Jihan sembari mengusap lagi keringet yang di jidatnya Revan
"Kalo gue bilang gausah ya gausah Jihan" Ucap Revan sembari menurunkan tangan Jihan dan melirik sinis Jihan.
"Yaudah, maafin Jihan Rev. terus Jihan ngapain?" Tanya Jihan
"Lu kesana aja sama si Karina. Gausah di sini" Ucap Revan dengan menunjuk ke arah tempat yang ada Karina
"Gamau, mau di sini sama Revan." Paksa Jihan ke Revan.
"Kenapa si lu bandel banget, udah gue bilang ke sana aja. kasian tuh si Karina sendiri di sana" Kata Revan tanpa melihat wajah nya Jihan.
"Yaudah, maafin Jihan lagi, karena bandel" Ucap Jihan sambil berdiri dan membalikan badan lalu berjalan ke arah tempatnya Karina.
"Ngapain balik lagi? di usir kan lu sama si Revan?" Tanya Karina sembari menunjuk Revan.
"Yaa gitu deh, gausah di tunjuk tunjuk juga kali." Ucap Jihan sembari menurunkan tangan Karina yang menunjuk nunjuk Revan.
"Udahh, mending jajan aja yu sama gue, beli es krim" Kata Karina sembari menarik tangan Jihan dan berjalan menuju kantin.
Mereka pun sampai di kantin, Karina langsung membeli es krim yang dia mau, sedangkan Jihan hanya terdiam.
"Hehh, lu mau jajan ga." Ucap Karina sembari menoel pundaknya Jihan.
"Nggak ah." Ucap Jihan sembari melihat es krim yang di pegang Karina.
"Gausah pikirin si Revan mulu kenapa si." Ucap Karina sembari makan es krim yang dibelinya tadi.
Jihan hanya terdiam, kemudian dia berkata "Apakah Revan suatu saat nanti bakalan suka sama gue?" ucap Jihan sembari melihat keatas.
"Gatau si, tapi mudah mudahan dia bisa suka balik sama lu, supaya perjuangan lu ga sia sia" Ucap Karina sembari mengernyitkan kening
"Karr ke lapang yu, siapa tau udah mulai lagi" Ucap Jihan sembari menarik tangannya Karina. Mereka berdua pun pergi berjalan menuju lapangan. dan latihan basket pun sudah di mulai lagi. Mereka pun menonton, Karina menonton sembari makan es krim nya. beberapa saat kemudian Revan terjatuh pada saat bermain basket
"Aduuhh, Karr itu si Revan jatuh." Ucap Jihan dengan berlari menuju tempat Revan jatuh.
"Revann ayo Jihan bantu ke tempat duduk di sana" Ucap Jihan kepada Revan sembari memegang tangannya Revan dan menaruh di pundaknya.
Revan menurunkan tangannya dari pundak Jihan. "Gausah gue bisa sendiri." Ucap Revan
"Tapi Revan, kaki Revan itu luka." Kata Jihan sembari mengusap kaki Revan yang ada luka nya
"Ini luka dikit doang, gue masi bisa jalan" Kemudian Revan pun berdiri dengan pelan dan berjalan menuju pinggir lapangan dengan pelan.
Jeffran pun menghampiri Revan, yang sedang berjalan pelan. "Revv, gue bantu sini" Ucap Jeffran
"Gausah, gue bisa sendiri. dikit lagi juga nyampe" Kata Revan dengan berjalan sembari memegang kakinya.
Karina pun menghampiri Jihan "Nahh kan lu ga di anggep lagi sama si Revan, udah lah gausah peduliin dia lagi."
"Apaansi Kar, dia itu baik tau" Ucap Jihan
"Hadehh, lu mah di bilangin ga usah deket deket lagi, malah ngeyel" Kata Karina dengan mengerutkan keningnya.
Jihan pun berlari meninggalkan Karina dan Menuju ke Revan. "Revan gapapa?" Tanya Jihan
Revan hanya terdiam sembari bermain ponselnya. Dan mengacuhkan Jihan yang ada di hadapannya
"Revan marah ya sama Jihan?"
Lagi lagi Revan hanya terdiam, dan melihat ponselnya. Jihan hanya melihat Revan dengan senyuman.
"Yaudah Jihan mau diem aja" Ucap Jihan dengan membalikan wajahnya menghadap ke arah lapang.
Karina pun menyusul Jihan lagi yang lagi bersama Revan. "Lu mending ikut gue, daripada di sini, diem doang lu". Ucap Karina sembari menarim tangannya Jihan
"Kemanaa si Karrr" Ucap Jihan dengan sedikit mengerutkan keningnya
"Mending kita pulang aja yu, kasian gue liat lu dari tadi diacuhkan mulu sama Revan."
"Gamau gue mau di sini dulu, nemenin Revan" Ucap Jihan
Karina menggelengkan kepala dan menaruhkan kedua tangannya di kedua pundaknya Jihan dan menatap Jihan
"Jihann dengerin gue ya. lu kalo di cuekkin mulu sama si Revan mending gausah deketin dia lagi" Kata Karina
Jihan pun menurunkan Kedua tangannya Karina yang berada di pundaknya, dan dia menggelengkan kepalanya. "Ga semudah itu ninggalin Revan Karr."
"Gue aneh sama lu, bisa bisanya lu betah sama orang yang gabisa hargain orang yang ada dideketnya" Ucap Karina dengan menatap tajam Jihan.
"Lo itu cantik, ramah juga ke semua orang, beda banget sama dia yang cueknya minta ampun dah"
Karina heran dengan Jihan kenapa dia tiba tiba suka sama Revan, yang sifatnya sangat berbeda dengan Jihan. Karina melihat sekeliling gerbang sekolah dan tidak ada angkutan umum yang lewat. Jihan masih memikirkan Revan yang jatuh tadi.
"Gue mau ke Revan dulu bentar" Ucap Jihan dengan berlari. tetapi Karina menahannya dan menarim tangannya Jihan.
"Ga!!" Ucap Karina dengan keras
"Percuma lu kesana si Revan gabakal ngehargain lu. gue yakin nanti si Revan bakal cuekkin lu, mending pulang aja"
****