"Luna!" Daniel berhasil meraih tangan Luna dan mencekalnya kuat.
Dengan kuat Luna menepis tangan Daniel. "Lepas!" teriak Luna menepis tangan Daniel kasar.
"Luna, tolong dengarkan aku dulu. Dengarkan penjelasanku. Semuanya tak seperti yang kau pikir. Luna?"
"DIAM!" bentak Luna dengan wajah yang berlinang air mata.
"Kau tak usah repot-repot menjelaskan tentang apa yang terjadi di depan mataku. Bukankah sudah jelas? Kau sangat menikmati harimu dengan CALON istrimu setelah perpisahan kita. Aku bisa lega sekarang, karena sebelumnya aku sempat khawatir bahwa kau tidak akan baik-baik saja setelah putus denganku. Tapi lihat? Kau bahkan tak mengkhawatirkan apapun. Kau sangat bahagia. Selamat! Aku senang melihatnya. Jadi aku tidak perlu merasa bersalah karena telah memutuskanmu."
"Luna dengarkan aku dulu."
"Tidak ada yang perlu didengar. Semuanya sudah jelas. Mulai sekarang jangan pernah muncul lagi di hadapanku."
