Luna berlari menyusuri gelapnya malam di tengah kota Bangkok. Ia berlari tanpa arah dengan wajah berlinang air mata. Hatinya begitu sakit, begitu hancur. Bayangan kejadian tadi saat Daniel dengan penuh gairah menghentakkan tubuhnya hingga membuat Clarissa mengerang nikmat di bawahnya membuat Luna kian hancur. Ia terus berlari bahkan mengabaikan air hujan yang turun dengan deras hingga membuatnya basah kuyup. Jika boleh, ia ingin Tuhan mengambil nyawanya saat itu juga.
Seperti mendengar doanya. Saat itu juga Luna mendengar lolongan serigala yang begitu keras. Ia yakin 100% bahwa suara itu adalah suara dari serigala. Luna mencari asal suara itu. Luna berjalan mengikuti suara lolongan itu hingga tanpa sadar ia telah berada jauh dari Kota. Ia berjalan menyusuri sungai hingga ia berakhir di jalan setapak menuju hutan. Luna benar-benar tak sadar bahwa ia berjalan terlalu jauh.