Zian yang tidak tahu jika sang putri memiliki hubungan dengan Pangeran pertama membuatnya penasaran.
"Kau belum menjawab pertanyaanku, bagaimana hubunganku dengan Pangeran pertama sekarang?" tanya Zian yang mulai penasaran.
"Iya dulu putri sering bercerita tentang pangeran pertama, tapi setelah Pangeran pertama menikah dengan Putri Meimei membuat Putri tidak pernah lagi bercerita tentang Pangeran Pertama," kata Aida menjelaskan tentang hubungannya dengan pangeran pertama.
Memang diluar dugaan, tapi semua itu membuat Zian tahu dan membuatnya memilik informasi tentang pangeran Pertama.
"Apa mungkin aku sudah tidak lagi berhubungan dengannya?" tanya Zian yang mencoba menebak karena tidak ada sedikitpun ingatan putri Zian yang bisa ia ingat.
"Maaf Putri Saya tidak tahu, apakah sekarang Putri masih berhubungan dengan pangeran pertama lagi atau tidak," jawab Aida memberitahu semuanya pada sang Putri karena hanya ia yang tahu jika putri hilang ingatan.
Zian mulai berfikir tentang hubungan putri Zian dengan Pangeran Pertama, jika mereka masih memiliki hubungan, ia tidak tahu sama sekali, jelas saja akan membuatnya kesulitan, jika nanti ia berada di istana dan sudah menikah nanti pasti ia akan tinggal di istana Aozora.
"Bagaimana ini? Raja tidak boleh memberitahukan pada yang lain, jika aku hilang ingatan, aku semakin bingung dan canggung jika nanti aku bertemu pangeran pertama," kata Zian yang mulai bingung dengan situasinya.
Zian yang berfikir, bagaimana nanti jika orang lain tahu tentang ia yang hilang ingatan, padahal sang Raja tidak boleh memberitahukan tentang keadaan yang sebenarnya jika Putri Zian hilang ingatan.
"Saya tidak bisa membantu apapun, karena saya juga tidak tahu tentang hubungan putri sekarang," kata Aida yang memang tidak pernah ikut campur dengan hubungan putri dan pangeran pertama.
Aida hanya menjadi pendengar setia saat Putri Zian sedang mencurahkan isi hatinya.
"Baiklah, aku tidak ingat bagaimana wajah pangeran pertama dan aku juga tidak ingat wajah pangeran kedua yang akan menjadi suamiku, dan sekarang aku baru tahu jika aku memiliki hubungan dengan pangeran pertama sebelumnya, haruskah aku menghindari pangeran pertama karena dia juga sudah menikah, dan aku juga akan segera menikah denag pangeran kedua," batin Zian yang sekarang sudah sedikit tahu tentang kerajaan Aozora dan cerita tentang pangeran pertama yang jelas tidak membantu apapun.
Zian berfikir sambil memijit kepalanya yang tidak sakit dan merasa semua itu terjadi dengan tiba-tiba. Ia yang tidak tahu menahu tentang dunia Kerajaan, sekarang ia harus menghadapi masalah yang bukan masalahnya, tapi masalah orang lain yang sekarang ia tempati tubuhnya.
"Baiklah, aku pusing bisakah kita keluar dari istana untuk menenangkan pikiran, saat aku sadar dari pingsan aku belum pernah keluar dari istana." kata Zian yang mulai bosan dengan kehidupannya yang tidak ada kemajuan dan merasa ingin mencari angin segar agar dirinya bisa menenangkan diri.
"Sepertinya Putri tidak boleh keluar, karena besok adalah hari pernikahan putri, apalagi putri baru sadar dari sakit pasti Raja tidak mengizinkan putri untuk pergi," kata Aida.
"Ah, aku sudah mulai bosan." Zian menghembuskan nafas panjang, ia benar-benar merasa tidak bebas melakukan sesuatu.
Kebebasan yang ia dambakan ternyata masih belum ia dapatkan setelah ia mati sekalipun, sekarang ia harus menghadapi pernikahan yang tidak ia inginkan dengan orang yang belum pernah ia temui dan di tempat yang tidak ia ketahui sama sekali.
"Jika Putri bosan aku akan mengambilkan cemilan untuk putri," kata Aida yang begitu perhatian dengan sang Putri.
Aida keluar dan segera mengambilkan cemilan kesukaan putri Zian.
Zian menatap Aida yang keluar dari kamar, sambil terus berfikir bagaimana cara dia agar bisa mengahadapi para pangeran di saat ia tidak ingat apapun.
"Apa tidak ada buku harian Putri atau petunjuk tentang hubungan putri dan pangeran pertama, aku jadi penasaran." Zian yang mulai mencari sesuatu catatan atau petunjuk lain tentang Putri Zian.
Posisinya sekarang serba salah karena ia sendiri tidak tahu harus mulai darimana, ia harus berbuat apa di saat ia tahu jika Putri Zian mencoba bunuh diri.
Tapi tidak hanya itu ternyata ia juga memiliki hubugan asmara dengan pangeran pertama, jelas semua itu membuat ia harus tahu apa yang sebenarnya membuat putri bunuh diri dan meminum racun, masihkah putri mencintai pangeran pertama, atau ia yang tidak ingin menikah dengan pangeran kedua karena pangeran kedua terkenal kejam dan dingin.
"Apa putri masih punya hubungan dengan pangeran pertama, jadi ia tidak menerima akan dinikahkan dengan pangeran kedua, atau ia tidak suka dengan pangeran kedua yang terkenal kejam dan dingin itu," batin Zian mulai menebak apa yang sebenarnya teradi.
"Andai saja, aku ingat sedikit tentang masa lalu Putri Zian pasti aku tidak akan kesulitan seperti ini." Zian membaringkan tubuhnya karena lelah mencari buku catatan putri yang tidak kunjung ia temukan.
Zian tidak menemukan apapun dan ia hanya bisa bisa menebak tentang perasaan putri Zian yang sebenarnya, apalagi hari pernikahan yang semakin dekat, hal itu pasti membuatnya akan tinggal di istana Aozora dan tidak bisa menemukan petunjuk di istana itu.
Kamar yang begitu luas dan tempat tidur yang nyaman, tapi tidak ada kebebasan membuat Zian juga tidak ingi terus terkurung di dalam kamarnya, tapi Raja tidak mengizinkannya keluar setelah kemarin Raja mendengar jika Putri akan melarikan diri.
Padahal saat itu Zian tidak serius hanya ingin mengutarakan niat hatinya yang mungkin saja mustahil untuk dilakuan, tapi ternyata waktunya tidak tepat, saat itu Raja masuk hingga mendengar rencananya untuk kabur.
Zian menatap langit-langit penuh dengan perasaan bingung dan tidak tahu papa yang harus ia lakukan, meski ia tidak bisa menentang perintah Raja, tapi setidaknya ia harus tahu permasalahannya terlebih dahulu sebelum ia masuk ke istana Aozora dan bertemu dengan kedua Pangeran yang tidak ia kenal, tapi memiliki hubungan denagan Putri Zian yang dulu.
Tatapan Zian terhenti di sebuat kertas yang ada di atas rak buku, kertas yang tidak biasa dan sepertinya memang sengaja disembunyikan diantara tumpukan buku, ia segera bangun dan mengambil kertas tersebut mencoba ingin tahu apa yang Putri Zian sembunyikan.
Tapi karena rak tersebut begitu tinggi hingga ia kesulitan untuk mengambilnya, Zian terus menjinjit ingin mengambil kertas tersebut, dan saat ia mendaptkan kertas itu, pintu kamar diketuk membuat ia panik dan menjatuhkan kertas tersebut.
"Putri, aku membawakan kue, maaf menunggu lama." Aida yang sudah membawakan kue lengkap dengan minuman yang dia buat untuk sang Putri.
Hal itu membuat Zian menghentikan kegiatanya dan membiarkan ketas itu jatuh kedalam kolong rak buku.
"Biarlah nanti saja aku akan membacanya, aku tidak tahu apa isinya tapi aku tidak mungkin memberitahu Aida, jika Putri saja menyimpannya begitu rapi, aku kira ia menyimpan sebuah rahasia besar, semoga aku tidak salah mengira," batin Zian saat itu melihat Aida masuk dan sudah berada di hadapannya.