"Heii.. Hanna Eldora... Apa yang sudah kau lakukan dengan cangkir-cangkir itu?" Seru Alfie Glad yang terlihat heran sekaligus gemas dengan tingkah tidak biasa dari Hanna Eldora saat ini.
"M-aaf.. aku hanya sedang merapikan cangkir-cangkir ini." Balas Hanna Eldora tersenyum yang malah membuatnya terlihat sangat bodoh dengan bibir yang mengatup sambil memejam, bahkan ia sampai menyembunyikan dirinya di balik punggung Alfie Glad.
"Apa kau tidak sadar jika kau sudah mengacaukan semuanya Nona? Istirahatlah di ruanganku. Kau nampak aneh sejak tadi, aku curiga. Apa kebetulan kau mengenal CEO itu?" Tanya Alfie Glad lagi dengan penuh kecurigaan.
"CEO? siapa?" Tanya Hanna Eldora mengernyit.
"Siapa lagi kalau bukan pria berwajah datar yang tengah bersama Kak Enzo di depan sana." Jawab Alfie Glad.
"Tidak."
"Atau pria berkaca mata yang duduk di samping pria datar itu?" Tanya Alfie Glad lagi sambil mengalihkan pandangannya ke arah Lucas.
"Tidak juga, aku tidak tau siapa mereka. Dan berhenti menamai mereka dengan sebutan yang asal. Pasti mereka memiliki nama masing-masing Glad." Balas Hanna Eldora yang bahkan sudah enggan mengangkat wajah lagi, sadar jika saat ini Aiden Alves tengah mengamatinya, entah apa yang di pikirkan pria itu saat ini, yang jelas Hanna Eldora benar benar malu sekarang, bahkan ingin menghilang secepat mungkin.
"Apa perlu aku menanyakan nama mereka? Pria itu.."
"Hentikan. Aku melihat pun belum tentu kenal atau ingin mengenal mereka. Apa kau lupa, jika di sana ada kak Enzo juga? Dan aku sedang melihat kak Enzo sejak tadi." Ucap Hanna Eldora dengan segala alasannya.
"Kenapa? Kau bahkan tidak akan kehilangan Kak Enzo, kau masih bisa menatapnya dengan puas saat di rumah nanti." Balas Alfie Glad yang sungguh membuat Hanna Eldora tidak bisa berdali lagi, Ia hanya bisa terdiam sambil terus merutuki dirinya sendiri.
"Oh baiklah, aku menyerah." Balas Hanna Eldora mengangkat kedua tangan tepat di hadapan Alfie Glad.
"Kau akan kemana?" Tanya Alfie Glad saat melihat Hanna Eldora yang tiba-tiba beranjak dari tempatnya sambil terus berjalan meninggalkannya.
"Mencari udara segar." Ucap Hanna Eldora.
"Aku akan menemani," Balas Alfie Glad menyusul Hanna Eldora.
"Tidak perlu, kau masih punya banyak pelanggan Glad."
"Apa kau tidak apa sendirian?"
"Hm, aku hanya sebentar." Jawab Hanna Eldora mengangguk pelan, sebelum melangkahkan kakinya meninggalkan Alfie Glad dan juga tempat tersebut. Bahkan tak menyadari jika sejak tadi Aiden Alves terus mengawasinya.
"Aku akan menyusul," Seru Alfie Glad.
Sepertinya Hanna Eldora butuh udara segar sekarang untuk menyegarkan otaknya. Ia terus berjalan keluar tampa menjawab pertanyaan dari Alfie Glad.
* * * *
KEDIAMAN HANNA ELDORA.
Malam yang cukup melelahkan bagi Hanna Eldora yang baru saja pulang dari Restaurant. Bahkan rasa letih membuatnya terlihat sedikit tak bersemangat, melangkahkan kaki dengan membawa beberapa buku yang di peluknya sambil memasuki ruang keluarga yang suasananya masih sama seperti hari-hari kemarin, cukup sepi bahkan terlalu sepi. Hanya ada Charlotte, sang asisten rumah yang hanya menyapa lalu kembali ke pantry untuk menyiapkan makan malam.
"Kau sudah pulang?" Tanya Enzo Tolya yang langsung menghentikan langkah kaki Hanna Eldora, membalikkan tubuh sambil menatap kakaknya yang masih fokus dengan laptopnya, sebelum kembali melirik jam tangan yang melingkar ndi lengannya. Terlihat aneh, sebab mendapati Enzo Tolya yang berada di rumah pada jam sekian. Dan itu adalah hal yang tak biasa.
"Kak Enzo. Apa malam ini kakak tidak sibuk? Biasanya di jam seperti ini kakak masih di perusahaan kan?" Jawab Hanna Eldora dengan satu pertanyaan, bahkan langsung menghampiri Enzo Tolya yang masih fokus dengan laptopnya. Dan tanpa basa-basi langsung merebahkan tubuhnya yang terasa sangat lelah di atas sofa sebelum meletakkan buku-buku tebalnya di atas meja.
"Ada apa? Kau nampak kelelahan,"
"Hm, aku cukup lelah," Balas Hanna Eldora.
"Apa kau tidak melupakan sesuatu?" Tanya Enzo Tolya tak mengalihkan pandangan dari layar laptop.
"Aku rasa tidak!!"
"Benarkah?"
"Hm..." Angguk Hanna Eldora yang masih tak mengerti dengan maksud pertanyaan dari Enzo Tolya.
"Lalu, apa tidak ada hal lain yang ingin kau ceritakan pada kakak?" Tanya Enzo Tolya menengok ke arah Hanna Eldora sebelum kembali fokus pada layar laptopnya.
"Cerita? Soal apa?" Tanya Hanna Eldora.
"Apa kau lupa soal di Cafe Glad tadi?"
"Caffe?" Tanya Hanna Eldora mengernyit.
"Yah.. Soal permintaan anehmu yang menyuruh kakak agar berpura-pura tidak mengenalimu, dan kakak masih merasa terganggu soal itu, sebenarnya ada apa?" Tanya Enzo Tolya yang nampak terlihat mulai serius sambil menutup laptopnya dan langsung menatap wajah Hanna Eldora yang masih memandang ke arah lain.
"Ah itu.. " Jawab Hanna Eldora dengan kalimat menggantung. Bahkan ia terlihat sedang berfikir keras untuk mendapatkan jawaban yang tepat atas pertanyaan Enzo Tolya. Ia kembali menggaruk garuk tengkuk lehernya yang tidak terasa gatal.
"Ada apa? Biasanya dulu kau akan sangat marah jika kakak tidak memperhatikanmu saat sedang berdua di tempat umum," Ucap Enzo Tolya saat kembali mengingat tingkah Hanna Eldora yang selalu ingin menggandeng tangan kakaknya kemanapun. Dan itulah alasannya, mengapa Enzo Tolya sangat sulit mendapatkan pasangan untuk berkencan, sedang wajahnya juga terbilang cukup tampan.
"Itu kan dulu kak, saat aku masih kecil. berbeda dengan sekarang,"
"Apa di usia 17 tahun masih bisa di sebut kecil?" Tanya Enzo Tolya yang kembali membuat Hanna Eldora tersenyum dengan lebar, bahkan ia lupa jika baru 5 tahun terakhir ini saja ia berhenti bersikap manja kepada kakaknya yang saat itu kembali dan tinggal di Jerman karena harus mengurus perusahaan keluarganya.
"Baiklah, anggap saja saat itu aku masih kecil kak,
oh iya.. jika aku boleh tau, kak Enzo ada urusan apa di Cafe Glad tadi? Dan mereka berdua itu siapa?" Tanya Hanna Eldora yang sebenarnya sengaja mengalihkan pertanyaan Enzo Tolya yang cukup membuatnya bingung sebab tidak tahu harus menjawab apa.
"Klien kakak" Jawab Enzo Tolya singkat.
"Lalu bagaimana kelanjutannya? Apa kak Enzo bersedia menjadi investor mereka?" Tanya Hanna Eldora nampak baik serius, sebab jika memang benar, berarti keluarganya akan terlibat bisnis dengan Aiden Alves.
"Iya. Sepertinya begitu. Perusahaan milik keluarga Elves itu sangat besar dan berkembang. Jadi kakak akan menanamkan saham di WANG CORPORATION, selain itu, kakak juga cukup menyukai CEO-nya. Dia orang yang cukup baik, cerdas juga bertanggung jawab." Puji Enzo Tolya yang membuat Hanna Eldora mengernyit tak percaya.
"Apa? Ramah? Ramah dari mananya? Pria kasar itu..." Kalimat Hanna Eldora menggantung, bahkan langsung mengatup bibir. Lekas tersadar jika ia nyaris saja menumpahkan semua keluhannya kepada sang kakak yang seharusnya tak mengetahui apapun.
* * * * *
Bersambung...