Panji sudah menduga bahwa hal ini akan terjadi. Di mana acara kejutan sekaligus lamaran ini akan kacau balau seperti ini. Laras kabur, suasana ramai dan kacau sebab para tamu undangan bertanya-tanya, apa yang terjadi pada si perempuan.
Di tempatnya berdiri, Panji masih setia memegangi buket mawar merah yang ia beli sebelum ke mari. Ketika sang ayah memberitahukannya perihal lamaran ini, Panji langsung menolak. Tetapi, lagi-lagi ia tak bisa melakukan apa-apa kecuali menurut saja. Seperti keinginannya dulu. Dan sekarang, semuanya kacau. Laras pasti akan sangat membencinya. Tidak akan ada lagi celah untuk perempuan itu menaruh hati padanya, barang sedikit saja.
"Panji, maaf, ya, Nak. Saya tidak menyangka kalau Laras akan mempermalukan dirinya di tempat umum begini." Yuni berucap dengan wajah panik. Panji tahu, wanita ini adalah tipe orang yang menjunjung tinggi harga diri. Jadi, ketika ada sesuatu yang mencoreng nama baiknya, dia akan murka sekali.
