Chereads / Aimer Un Avocat / Chapter 25 - Aimer| 25

Chapter 25 - Aimer| 25

Instagram: Yezta Aurora

Facebook: Yezta Aurora

Twitter: Yezta Aurora

--

Disaat kedua pria didepannya ini terlibat dalam perbincangan serius, berkali - kali sudut matanya melirik ke segala arah. Jengah itulah yang dirasakan karena sama sekali tak dilibatkan dalam perbincangan.

Perbincangan keduanya mengarah pada kerjasama yang diputus secara sepihak oleh pihak Jose. Dan sebagai pengacara yang terbilang baru tentu saja hal tersebut membuat Nelson merasa kesulitan. Dalam posisi tersudut, refleks membanting dokumen pemutusan kontrak yang dilayangkan kemarin sore.

Seolah tak terpengaruh dengan amarah Jose justru sudut matanya melirik ke arah wanitanya, raut wajahnya yang cantik menyirat keterkejutan.

Tanpa menunggu lama langsung memanggil Zoe ke ruangannya kemudian beralih menatap Nicolette. "Bisakah Anda ikut Mr. Zoe sebentar Ms. Letta?" Tatapannya menajam penuh arti.

Dan tentu saja karena sikapnya itulah, langsung mendapat protes keras dari Nelson sebagai atasan. Karena Nicolette adalah asisten pribadinya jadi tak seharusnya Jose asal perintah seperti itu.

"Saya rasa tak jadi masalah sesama asisten saling akrab, selagi Anda menginginkan kerjasama ini terjalin kembali Mr. Nelson." Lalu beralih menatap Zoe. "Bawa kemari dokumen kasus Siera." Kemudian tatapannya mengunci pada sepasang manik biru laut sebelum menghilang dari pandangan.

"Itu kasus pembunuhan anak dibawah umur yang melibatkan salah satu artis ternama kan?"

"Tepat sekali." Jawab Zoe sembari menjentikkan jari ke depan wajah Nicolette.

"Lalu bagaimana apa semua bukti - bukti sudah terkumpul?"

"Tentu saja sudah. Lusa jadwal sidang pukul 10.00. Kau ini asisten Mr. Nelson kan? Seharusnya kau tahu semua. Bagaimana bisa tak sampai tahu. Apa Mr. Nelson tak melibatkanmu?"

"Tentu saja aku dilibatkan, aku kan asistennya." Bohong Nicolette. Karena semenjak hubungannya dengan Jose tercium, dia tak lagi dilibatkan dalam kasus apapun.

"Lalu bagaimana bisa kau tak tahu apa-apa?"

"Tentu saja aku tahu. Aku hanya menguji sedikit kepintaranmu apakah kau ini lebih pintar dariku atau-"

"Dasar!" Sambil menjitak kepala Nicolette.

"Ish kau ini!"

"Apa kau betah kerja dengan Nelson?" Tanpa mau menjawab hanya mengulas senyum lalu mengalihkan topik pembicaraan.

"Ayo." Membimbing Nicolette kembali ke ruangan Jose. Setelah menyerahkan dokumen segera bergegas keluar ruangan sementara Nicolette kembali mendudukkan bokongnya disofa.

Cukup lama terlibat dalam perbincangan tak terasa waktu sudah mengarah pada pukul 16.45 sehingga Nelson langsung berpamitan. Melalui tatapan manik coklat, Nicolette paham bahwa Jose memintanya untuk tetap tinggal karena sudah mendekati jam pulang kantor. Tapi Nicolette tak dapat menuruti perintah kekasihnya ini karena bagaimana pun juga ia masih terikat kerja dan harus bersikap professional.

"Sampai bertemu kembali Mr. Jose dan terima kasih untuk kerjasamanya." Jose membalas jabatan tangan Nelson, tatapannya kembali menajam pada sepasang manik biru laut. Nelson yang telah berjalan lebih dulu dengan diekori beberapa bodyguard dibelakangnya tak menemukan sosok Nicolette. Kemudian ia berbalik dan mendapati Nicolette terlibat perbincangan dengan Jose. Jose yang menyadari tatapan menajam Nelson segera berucap.

"Bolehkah saya pinjam Ms. Nicolette sebentar Mr. Nelson?" Tanpa menjawab, bibirnya mengulas senyum dan segera melenggang menuju lift meninggalkan kantor JM Law Office.

Segera menarik pergelangan tangan memasuki ruangannya, menghimpit tubuh ramping diantara tangan kekar. Jemarinya terulur mengunci pintu tanpa Nicolette sadari lalu menyimpannya ke dalam saku celana. Menghujani Nicolette dengan tatapan dingin. Tak hanya tatapan, ekspresinya pun tak lagi menyirat kehangatan.

"A-ku."

"Kau tahu kan kalau aku tidak suka melihatmu berdekatan dengan lelaki keparat itu apalagi sampai berpegangan tangan. Apa memang seperti itu kelakuan mu dibelakang ku, hah?"

Mendapati Nicolette hanya diam saja semakin memancing amarah. "Jawab Letta!"

"Semua tak seperti yang kau lihat."

"Yang ku lihat sudah cukup menjelaskan semuanya Ms. Nicolette Phoulensy Hamberson."

"Kau salah paham."

"Oh jadi kau mau bilang bahwa disini aku yang salah. Begitu maksudmu, hah? Apa ini memang sudah jadi kebiasaanmu, membiarkan tubuhmu ini disentuh lelaki lain? Tak ku sangka kau ini wanita mura-" Belum sempat menyelesaikan kalimat, jemarinya terulur mengusap pipi kiri yang terasa panas akibat belaian hangat jemari lentik.

Kedua tangan mengepal hingga buku – buku jari memutih, sorot mata menggelap dan juga rahang mengeras pertanda bahwa dia sudah berada dipuncak amarah. Tak ingin menyakiti sang kekasih secara fisik segera menjauhi Nicolette menuju meja kerjanya. Meninjukan tangannya ke dinding beberapa kali hingga darah segar merembes melalui sela jari.

"Pulanglah!" Bentak Jose.

Tak juga beranjak pergi semakin memancing amarah Jose. "Pulanglah Letta! Apa kau tak mendengar perintahku, hah?"

Manik biru laut menatap tajam kekasih yang sengaja membuang muka, sebelum jemarinya terulur memutar handle pintu mengusap kasar airmatanya. Menyadari pintu terkunci, langsung memutar tubuh hendak mendekati Jose tapi siapa sangka kini lelaki itu sudah berdiri dihadapannya, menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Satu hal yang Nicolette tangkap dari wajah sendu kekasihnya ini, ada raut penyesalan, marah, kecewa, dan juga sakit hati yang menyelimuti.

Membukakan pintu untuk Nicolette lalu segera melenggang namun baru beberapa langkah cekalan pada pergelangan tangan menghentikan pergerakannya. "Ada apa lagi Letta?" Tanyanya tanpa mau berbalik menatap Nicolette.

Tak hanya jawaban yang tak kunjung terdengar kini sentuhan hangat tak lagi melingkupi pergelangan tangan. Kehilangan, itulah yang di rasakannya kini. Ketika memutar tubuh, sosok kekasihnya sudah tak ada disana.

Jose pun bergegas menyusul Nicolette namun yang terlihat hanya mobil Nelson yang sudah berjalan semakin menjauh.

"Shittt." Umpatnya membuat para bodyguard yang berjaga dibawah menatap ke arahnya. Tak ingin semakin tenggelam dalam rasa penyesalan segera meminta supir menyiapkan mobil. Dalam perjalanan menuju kantor Amstrick Law Office tiba - tiba ponselnya berdering menampilkan nama Zoe yang memberi informasi bahwa Litzi ingin bertemu langsung dengannya.

"Apa gunanya aku memperkerjakan mu kalau harus aku yang turun tangan sendiri Zoe Alsbech? Kau saja yang meeting dengan Litzi. Aku ada urusan penting."

"Tapi Litzi ingin bertemu langsung dengan mu mendiskusikan banyak hal."

"Hubungi saja sekertaris ku dan jadwalkan pertemuan."

"Tidak bisa, Litzi memaksa pertemuannya sore ini juga di Mollarco Hotel sebelum dia ke acara talk show."

Mengingat Mollarco Hotel tak jauh dari posisinya kini berada, segera meminta supir berbelok arah. Kedatangannya langsung disambut manager Litzi yang membimbingnya menuju restoran. Nicolette yang kebetulan juga ada ditempat yang sama tanpa sengaja melihat Jose melintas didepannya.

Manik coklat dimanjakan dengan kedatangan Litzi. Tanpa disangka langsung mencium bibirnya sekilas membuat Jose terperenyak.

"Jaga sikap kamu Litzi. Mari langsung kita mulai meetingnya."

"Kenapa harus buru – buru sih Jose. Minumlah dulu!" Cara bicara dan juga tatapan mata mampu menghipnotis setiap mata memandang namun hal itu tak berlaku bagi Jose. Lelaki itu hanya tertarik pada satu wanita yaitu, Nicolette Phoulensy Hamberson.

"Saya tidak suka membuang - buang waktu, Litzi." Menghujani Litzi dengan tatapan setajam pedang. Namun yang ditatap seolah sama sekali tak terpancing sehingga langsung menyerahkan minuman. "Minumlah dulu."

Ayo Jose minum. Batin Litzi dengan tak sabaran.

Namun seketika merasa jengah karena Jose sama sekali tak mau menyentuh minumannya, malahan memesan segelas orange juice.

"Itukan minuman favorit mu. Aku sudah memesankannya untukmu tapi malah kau memesan orange juice."

"Terimakasih Litzi tapi sore ini aku ingin minum yang lain. Apa yang ingin kau diskusikan? Kasus baru apalagi yang kau buat, hah?"

"Banyak tapi aku tidak ingin membicarakannya di ini. Bagaimana kalau kita ... " Ucap Litzi manja sambil mencondongkan tubuhnya ke depan sehingga bongkahan dari balik belahan terekpos dengan sangat jelas. mendapati Jose tak merespon kemolekan tubuhnya, semakin mencondongkan ke depan dan hampir saja mengenai dada bidang.

Muak dengan sikap Litzi segera melontarkan kalimat sarkastik. "Jaga sikap kamu Litzi jika tidak ingin dianggap sebagai wanita murahan."

Bibir Nicolette langsung mengulas senyum bangga. Karena posisi duduknya yang tak jauh dari sana dapat mendengar dengan sangat jelas apa yang kekasihnya ucapkan. Lain halnya dengan Litzi, gadis itu langsung tersentak. Dengan wajah diselimuti amarah kembali membenarkan posisi duduknya.

Dari pertemuan yang tanpa disengaja waktu itu, sudah membuat Litzi, seorang artis papan atas jatuh hati sehingga selalu membuat masalah dengan sesama artis, dengan begitu ia bisa meminta Jose menangani kasusnya. Akan tetapi apapun usahanya, Jose sama sekali tak tersentuh.

Sementara dimeja lain Nelson tampak geram karena dari tadi Nicolette tak fokus. "Bisakah Anda fokus Ms. Letta?"

Suara yang sudah tidak asing menarik perhatian Jose untuk menolehkan wajahnya. Seketika terperenyak ketika tatapannya menangkap sosok kekasihnya ikut terlibat dalam meeting tersebut. Terlalu asik memandangi wajah kekasihnya membuat Litzi muak.

"Kapan kita akan mulai meetingnya Jose?" Nada suara Litzi terdengar sinis menggelitik pendengaran. Kembali menolehkan wajahnya ke arah Litzi.

Setelah mendiskusikan banyak hal, meeting pun usai. Lain halnya dengan Nicolette yang masih terlihat serius. Kini tatapan Jose fokus pada Nicolette, cara bicara dan juga bahasa tubuhnya terlihat bahwa dia lah pengacaranya bukannya si Nelson.

Usai meeting langsung berjalan mengekori Nelsondibelakangnya namun cekalan kuat pada pergelangan tangan menghentikan langkah. Segeramemutar tubuhnya untuk melihat siapa gerangan dan seketika terperenyak denganseseorang yang menyungging senyum sinis.

--

Thanks

Yezta Aurora