Instagram: Yezta Aurora
Facebook: Yezta Aurora
Twitter: Yezta Aurora
--
Jose pun mengumpat sumpah serapah karena sang adik memergokinya sedang berciuman dengan Litzi. "Apa kau tak bisa mengetuk pintu lebih dulu Axell. Apa si tua bangka Martin tak pernah mengajarimu sopan santun, hah?" Bentak Jose.
"Oh jadi seperti ini kelakuan mu di belakang Letta, hah?" Sambil mengangkat sudut bibirnya.
"Tadinya aku ingin memberitahu Letta tentang kejadian sebenarnya, tapi setelah melihat kelakuan bejat mu ini ... "
Jose berjalan mendekat, mengunci tatapan adik tirinya. "Jika kau berani macam – macam dengan Letta maka nyawamu inilah taruhannya Axell Martin, tak peduli kau ini adik tiriku atau bukan." Penuh penekanan disetiap kata.
Litzi yang berdiri tak jauh dari sana langsung membekap mulutnya dengan kenyataan yang baru saja didengarnya. Jadi lelaki tampan ini adik Jose, pikir Litzi yang langsung mengagumi ketampanan Axell meskipun tak dapat di pungkiri bahwa Jose jauh lebih tampan.
"Kau tak punya hak melarang ku untuk dekat dengan Letta. Aku yang lebih dulu mengenalnya bukan kau." Axell yang terkenal dengan julukan si cupu dan selalu menuruti semua perintah kakaknya kini tak lagi setelah mengetahui kenyataan bahwa kakaknya ini juga mencintai gadis yang sama.
"Lebih baik kau urus saja wanitamu yang berpakaian kurang bahan itu." Tatapannya mencemooh pada Litzi.
"Hai kau, beraninya kau menghinaku. Apa kau tidak tahu kalau aku ini artis papan atas."
"Saya tidak peduli siapa pun Anda, Nona. Mau Anda ini seorang aktris papan atas, super model atau wanita malam sekali pun saya tidak peduli. Yang jelas menggoda pria berkekasih sudah cukup menjelaskan betapa rendahannya Anda."
Tak terima dihina oleh pria asing segera melayangkan tamparan sehingga memancing amarah Jose.
"Jaga sikap Anda, Nona. Jangan bertindak diluar batas jika tidak mau mendapat perlakuan buruk."
"Hai pria asing. Kau lah yang sudah memperlakukan ku dengan sangat buruk." Kemudian beralih menatap kursi kebesaran Jose akan tetapi pria itu sudah tak ada disana.
Kemana Jose? Litzi membatin sembari menelisik ke seluruh ruangan. Kemudian menanyakan kepada sekretaris akan tetapi sang sekretaris juga tak tahu akan keberadaan Jose. Sambil menghentakkan kaki karena rasa kesal berjalan menuju lift.
Tega sekali kau membiarkan ku di hina – hina oleh adik tirimu, Jose.
Axell yang menatapnya pun merasa jijik kemudian melangkahkan kaki meninggalkan JM Law Office menuju kantor ayahnya, Martin Company.
Tidak ada yang tahu bahwa saat ini Jose berada diruangan Zoe sedang membahas masalah Nelson. Keadaannya yang sangat kacau memancing Zoe mancari tahu tentang apa yang sebenarnya terjadi.
"Apa kau sudah menjalankan semua yang ku perintahkan?"
Zoe mengangguk.
"Lalu bagaimana dengan pemutusan kontrak kerja Letta."
"Semua sudah ku bereskan."
"Bagus." Sambil menepuk pundak Zoe sebelum meninggalkan ruangan.
Tak ingin kesalahpahamannya dengan Nicolette makin meruncing, sore ini setelah meeting selesai ia berencana ke apartement Nicolette menjelaskan semuanya. Akan tetapi semua tak berjalan sesuai yang direncanakan karena perusahaannya yang berada di Jerman sedang dalam masalah besar sehingga memaksa Jose berangkat ke sana sore ini juga.
Meskipun urusan Nicolette lebih penting akan tetapi ia tak mau membiarkan kekacauan yang terjadi di perusahaannya makin tak terkendali.
"Siapkan pesawat jet!"
"Bagaimana kalau aku saja yang berangkat Jose."
"Tidak bisa Zoe. Aku harus berangkat sendiri. Kekacauan ini disebabkan oleh Antonio dan harus aku sendiri yang menanganinya."
"Apa Mr. Antonio mengetahui bahwa Exandle membuka kembali kasus yang sekarang ini kita tangani?"
"Tentu saja."
"Tapi dari mana dia tahu? Exandle baru meminta kita menyelidiki lebih dulu."
"Jangan lupakan satu hal Zoe, Mr. Antonio itu seorang mafia. Jaringannya sangat luas dan Nelson adalah salah satu anggotanya."
Menghujani Zoe dengan tatapan penuh arti. Menepuk pelan pundaknya. "Jaga Letta selama aku pergi. Sampai terjadi hal buruk pada kekasih ku maka leher mu ini taruhannya." Tanpa menjawab Zoe hanya melihat nanar punggung kekar yang semakin menghilang dari pandangan.
--
Setelah istirahat penuh selama satu hari, Nicolette pun mulai mempersiapkan diri untuk berangkat ke kantor. Hari ini ia memutuskan membalut tubuhnya dengan dress selutut dipadukan dengan blazer dan rambutnya yang panjang diikat ke atas menampilkan leher jenjang.
Ketika memasuki ruangannya ia dihentikan oleh seorang sekretaris bahwa dia dilarang masuk ke dalam ruangannya sebelum menemui dewan direksi. Seketika kening Nicolette berkerut, bertanya – tanya ada masalah besar apa sampai – sampai ia tidak di perbolehkan bekerja.
Dengan langkah gontai menuju ruangan dewan direksi. Dan jantungnya semakin berdegup kencang karena kedatangannya tak disambut baik. Justru tatapan setajam pedang yang mampu membelah tubuhlah yang dilayangkan padanya saat ini.
Dewan direksi menjelaskan bahwa mulai hari ini ia dilarang menginjakkan kaki di Amstrick Law Office setelah membuat surat pemutusan kontrak kerja yang dilayangkan lewat JM Law Office.
"Apa yang Anda katakan, Sir? Surat pemutusan kontrak apa? Dan JM Law Office ... " Kening Nicolette berkerut dengan kedua mata menyipit. Pasalnya ia tak tahu – menahu mengenai pemutusan kontrak kerja.
"Silahkan Anda tinggalkan ruangan Ms. Letta! Saya tidak punya waktu banyak."
"Tapi, Sir-"
"Silahkan keluar!" Nada suaranya terdengar tegas, penuh penekanan disetiap kata.
"Maaf, Sir. Saya tidak akan meninggalkan kantor sebelum berbicara lebih dulu dengan Mr. Nelson."
"Mr. Nelson masih dirawat di rumah sakit."
Memicingkan matanya menyirat beribu pertanyaan. Seolah tahu pertanyaan apa yang hendak dilayangkan. Dewan direksi langsung menjelaskan bahwa Nelson ditemukan dalam keadaan mengenaskan didalam kamar hotel yang berada di ujung kota.
Hotel ujung kota? Bukankah itu hotel yang ku kunjungi bersama Mr. Nelson? Mr. Nelson ditemukan dalam keadaan mengenaskan? Apa itu karena dia ingin menyelamatkanku dari Jose yang memberiku obat menjijikkan itu. Tapi bagaimana ceritanya Jose dan juga Axell ada di tempat itu?
"Apa yang Anda pikirkan Ms. Letta? Jika sudah tidak ada yang Anda tanyakan silahkan Anda tinggalkan ruangan."
"Tunggu, Sir. Bagaimana JM Law Office melayangkan pemutusan kontrak sementara saya sendiri tidak pernah melakukannya?"
"Untuk masalah itu bisa Anda tanyakan langsung pada Mr. Jose. Silahkan!"
Apa – apaan ini, bahkan mengajukan pengunduran diri saja tidak pernah. Bagaimana bisa Jose memutus kontrak kerjaku secara sepihak seperti ini. Awas saja kau Jose!
Seketika darahnya mendidih mengiringi langkah menuju gedung pencakar langit bertuliskan JM Law Office, perusahaan dibawah naungan Jose.
"Selamat datang Ms. Nicolette." Sapa sekretaris Jose.
"Mr. Jose ada diruangannya?"
"Maaf Ms. Nicolette untuk saat ini Mr. Jose sedang berada di Jerman."
"Jerman?" Sambil menyipitkan matanya hingga kening mengkerut.
Sekretaris Jose mengangguk.
Langkahnya gontai, nafasnya terasa tercekat, airmata yang coba ditahan pun tetap memaksa keluar hingga tanpa rasa malu menetes membasahi pipi mulus. Beruntung tidak ada siapa pun didalam lift kecuali Nicolette. Dengan menyandarkan tubuh ke dinding, kedua mata memejam.
Suara lift yang menandakan bahwa ia sudah sampai dilantai satu memaksanya membuka mata meski enggan. Seketika tatapannya terpaku pada dua pria tampan yang sedang menyungging senyum.
"Mr. Zoe." Kemudian tatapannya beralih pada lelaki disebelahnya. "Axell."
"Apa yang kau lakukan disini Letta?" Axell bertanya.
Belum juga menjawab sudah lebih dulu Zoe memotong percakapan keduanya. "Apa Anda mencari Mr. Jose?"
Tak tahu harus menjawab iya atau tidak yang jelas kedatangannya ke kantor ini pasti ada hubungannya dengan Jose. Akhirnya Nicolette mengangguk.
"Untuk saat ini Mr. Jose sedang berada di Jerman Ms. Nicolette. Ada beberapa hal yang harus saya bicarakan dengan Anda, mari ke ruangan saya. "
"Tunggu, jadi kakak ke Jerman?" Axell bertanya pada Zoe. Tak juga menjawab justru melirik Nicolette yang sangat terkejut mendengar Axell memanggil Jose dengan sebutan kakak.
"Maaf Mr. Axell ada beberapa hal penting yang harus saya bicarakan dengan Ms. Nicolette. Permisi!" Zoe membimbing Nicolette menuju ruangannya. Ruangan yang sangat besar dan mewah untuk ukuran seorang asisten.
"Silahkan duduk!" Sementara Zoe sendiri juga mendudukkan bokongnya disofa yang sama.
"Apa yang ingin Anda bicarakan!" Desak Nicolette dengan tak sabaran. Zoe mulai menjelaskan perihal pemutusan kontrak kerja Nicolette yang sengaja Jose layangkan pada perusahaan Nelson. Sontak saja penuturan Zoe tersebut langsung membuat darahnya mendidih.
"Lancang sekali Jose melayangkan surat pemutusan kontrak tanpa seijin saya!"
"Lalu apa Anda keberatan dan lebih memilih tetap dengan lelaki sebrengsek Nelson?"
"Ini hanya sebatas professional kerja Mr. Zoe. Seharusnya Jose bisa membedakan mana urusan pribadi dan juga kerjaan. Bukan bertindak sesuka hati seperti ini!" Bentak Nicolette yang tak bisa lagi mengontrol emosinya.
"Seharusnya Anda sangat beruntung Ms. Nicolette karena Jose selalu berusaha melindungi Anda."
Bibir seksi Nicolette menyungging senyum sinis. Kau bisa berkata begitu karena kau tak tahu hal menjijikkan apa saja yang sudah Jose lakukan padaku. Batin Nicolette, tiba – tiba matanya memanas. Airmata sudah menggenang di pelupuk.
Merasa pembicaraan dengan Zoe hanya sia – sia saja kerena lelaki itu tak ada bedanya dengan Jose. Segera beranjak dari duduknya. "Saya rasa pembicaraan cukup sampai disini Mr. Zoe. Permisi!"
"Tunggu Ms. Nicolette!"
"Apalagi?" Geram Nicolette yang tak lagi bisa mengontrol emosinya.
"Mr. Jose berpesan bahwa Anda harus bergabung dengan perusahaan ini. Menggantikannya selama Mr. Jose berada di Jerman."
Melempar tatapan sinis. "Maaf saya tidak bisa menerima tawaran ini." Sambil melenggang pergi namun baru beberapa langkah suara Zoe berhasil menghentikan langkah kakinya.
"Maaf Ms. Nicolette ini bukan tawaran tapi perintah langsung dari Mr. Jose."
Memutar tubuhnya jengah, mendekat ke arah Zoe. Mengunci tatapan Zoe dengan tatapan tajam. "Katakan pada atasan Anda bahwa saya tidak sudi." Setelah itu kembali melenggang meninggalkan ruangan. Akan tetapi ketika hendak membuka handle pintu, suara Zoe kembali menghentikan pergerakannya.
"Jadi Anda tidak mau mendengarkan perkataan Mr. Jose dan lebih memilih si brengsek Nelson yang hampir saja melecehkan Anda Ms. Nicolette."
Memutar tubuhnya perlahan, menelisik wajah tampan Zoe menuntut penjelasan. Sementara Zoe yang sudah keceplosan tak dapat lagi mengelak kecuali menceritakan semuanya mengenai kejadian di hotel waktu itu.
Seketika rasa pusing menyergap hingga kepalanya berdenyut hebat. Beruntung Zoe langsung bergegas menopang tubuhnya, kalau tidak pasti saat ini sudah menyatu dengan lantai yang dingin.
"Anda tidak apa – apa Ms. Nicolette?" Tanya Zoe sambil membimbingnya hingga terduduk di sofa.
"Jadi Nelson pelaku dibalik semua kekacauan ini?" Lirih Nicolette. Tanpa dapat ditahan lagi airmata menetes membasahi pipi.
Rasa sesal seketika menyergap mengingat betapa jahatnya perlakuannya waktu itu yang sudah menuduh, menampar beberapa kali dan juga mencaci maki kekasih tercinta. Pantas saja saat itu Jose memilih bungkam, ternyata hal itu dia lakukan karena tak mau melihat keadaannya semakin kacau.
Sambil mengusap kasar airmatanya, menghubungi Jose akan tetapi ponsel Jose sudah tidak aktif. Kemudian menatap Zoe penuh arti. Yang di tatap langsung memberi penjelasan.
"Mr. Jose saat ini dalam meeting penting Ms. Nicolette jadi untuk sementara waktu ponselnya tidak dapat di hubungi."
Seketika menghambus nafas lelah. Disaat kebenaran itu terungkap justru Jose pergi meninggalkannya tanpa memberitahunya lebih dulu. Menyisakan penyesalan mendalam dihati Nicolette.
--
Thanks
Yezta Aurora