Katherine segera tersadar dari pikirannya ketika mendengar perkataan Christine sekali lagi.
Apakah wanita itu baru saja menuduhnya melakukan sesuatu yang seharusnya tak boleh dia lakukan?
Yah, membunuh penyihir dari keluarga mereka sendiri memang tidak boleh dilakukan karena itu melanggar aturan keluarga, tapi tetap saja dia tidak akan melakukannya kalau mereka tidak lebih dulu menyerangnya.
"Aku hanya membalas perbuatan penyihir milikmu yang menyerangku dengan niat membunuh," ucap Katherine dengan dingin dan menatap tajam ke arah Christine yang terlihat seperti menjaga jarak mereka.
Katherine bisa melihat raut wajah Christine yang terlihat terkejut sebelum akhirnya berbalik menatap Leonardo yang berdiri di belakangnya.
"Apa benar kamu melakukan itu, Leonardo?" tanya Christine dengan tajam.
"Tiba-tiba ada seorang vampire yang menyerang rekan-rekanku yang lain, aku tidak tahu itu adalah nona Katherine," ucap pria itu sambil menundukkan kepalanya.
Katherine terdiam mendengar ucapan dua orang yang berada di depannya.
Omong kosong apa yang mereka berdua katakan?
Katherine mungkin akan percaya mereka tidak mengenalnya ketika mereka secara tiba-tiba menyerangnya yang sedang bersandar di pohon, tapi Katherine sudah memperingatkan mereka untuk segera keluar karena dia ingin berbicara dengan mereka.
"Apa penampilanku sudah sangat berbeda, ya?" pikir Katherine yang memikirkan kemungkinan tersebut. Yah, dia sudah melarikan diri selama tiga tahun dan penampilannya bisa saja berubah.
Christine saja sudah tampak berbeda setelah tiga tahun dia tidak menemuinya kan?
Katherine lagi-lagi menggelengkan kepalanya. Tidak ada yang berubah darinya sejak tiga tahun lalu, dia masih saja cantik dan menarik!
"Kamu... membunuh penyihir dari keluarga kita?"
Sekali lagi pikiran Katherine terganggu karena mendengar nada suara yang terkejut dari Christine, wanita itu bahkan menutup mulutnya dengan satu tangannya untuk menunjukkan keterkejutannya.
"Bukankah mereka pantas menerimanya karena berani menyerangku?" ucap Katherine dengan dingin.
Dia merasakan ada sesuatu yang aneh saat ini, tapi dia tidak tahu itu apa karena tidak memiliki waktu untuk memikirkan hal tersebut.
"Tapi tetap saja..."
"Ahh, baik, itu tidak sengaja, oke?" ucap Katherine dengan nada acuh tak acuh.
"Bisakah kamu membawaku menemui mama? Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan," lanjutnya sebelum Christine terus membahas topik ini dan menangis.
Berbeda dengan dirinya yang dari dulu terlihat acuh tak acuh dan bertingkah semaunya, Christine lebih lembut dan periang. Sifatnya bahkan tidak terlihat seperti vampire yang biasanya kasar dan ganas.
Katherine bahkan masih mengingat bagaimana Christine menangis ketika dia pergi memangsa dan meminum darah segar dari manusia untuk pertama kalinya. Gadis kecil itu menangis diam-diam selama beberapa hari karena merasa bersalah.
"Sepertinya dia masih gadis yang sama," batin Katherine sambil tersenyum dalam hati melihat tak ada perubahan di diri Christine.
Dia awalnya ingin mengajak wanita itu untuk kabur bersama karena menilai Christine terlalu baik untuk tinggal di keluarga mereka, tapi pada akhirnya dia tidak mengajaknya.
Wanita itu bahkan belum mendapatkan penyihir untuk dirinya sendiri, dan tidak ada kesempatan bagi Katherine untuk kabur dari keluarganya selain malam itu, ketika mamanya sedang keluar menemui keluarga vampire lainnya.
"Kamu akan kembali ke rumah, Katherine?" tanya Christine dengan nada suara yang ceria sambil menepuk kedua tangannya.
"Yah... itu...," Katherine tampak kesulitan ketika ingin membalas pertanyaan Christine yang kini menatapnya dengan tatapan berbinar dan senang. Katherine tidak mampu untuk mengatakan bahwa dia ingin memutuskan hubungannya dengan keluarganya.
"Baguslah kalau begitu, ayo kita pergi. Leonardo, siapkan portal untuk membawa kita pulang, sepertinya sebentar lagi matahari akan terbit," ucap Christine dengan nada memerintah.
Leonardo mengangguk dan mulai mengucapkan mantranya.
Melihat penyihir di belakang Christine membuka mulutnya untuk mengucapkan mantra sihirnya, Katherine kembali bersikap waspada. Dia mempercayai Christine yang tidak akan menyakitinya saat ini karena selain wanita itu terlalu baik, vampire tidak akan memberikan luka yang serius padanya.
Namun, hal itu berbeda dengan penyihir yang berada di belakangnya. Penyihir tersebut bisa langsung memotong kepalanya dengan tiba-tiba dan Katherine tidak percaya diri dia bisa berhasil menghindar dari jarak yang begitu dekat.
Maka dari itu, Katherine memutuskan untuk tetap berdiri di tempatnya sambil mempertahankan bentuk vampirnya meskipun Christine sejak tadi tidak menunjukkan bentuk vampirnya.
Christine yang melihat Katherine tidak beranjak dari posisinya meskipun lingkaran sihir telah muncul di depan mereka, menatap ke arah Leonardo.
"Jangan menyerang Katherine. Ini perintah, Leonardo Snape!" ucap Christine dengan nada tajam.
Leonardo yang berdiri di belakangnya segera menundukkan kepalanya dan menyilangkan tangannya di depan dadanya untuk menunjukkan kepatuhannya.
"Apa dia sejak awal sudah tidak berniat menyerangku, ya?" pikir Katherine yang sama sekali tidak mendengar jantung penyihir itu yang berdetak dengan cepat, menandakan bahwa dia menyetujui perintah pemiliknya.
Katherine merasa itu sedikit aneh karena dari tadi penyihir yang terus menyerangnya itu melakukan serangan dengan tujuan untuk membunuh, tapi sekarang penyihir di belakang Christine sepertinya sudah tidak berniat menyerangnya karena kedatangan Christine.
Melihat sudah tidak ada lagi bahaya, Katherine kembali ke wujud manusianya. Lagipula dia lebih suka wujud manusianya dibandingkan wujud vampirnya. Alasannya hanya simpel, itu karena dia terlihat lebih cantik!
"Ayo pulang, Katherine," ucap Christine sambil tersenyum dan berjalan mendekati lingkaran sihir yang dibuat oleh Leonardo sebelumnya.
Katherine mengangguk ketika mendengar hal tersebut. Dia harus segera pergi ke rumahnya dan menyelesaikan urusannya sebelum suaminya terbangun. Jadi tanpa pikir panjang Katherine mendekat ke arah lingkaran sihir tersebut.
Lagipula penyihir itu sudah diberikan perintah untuk tidak menyerangnya kan?
"Ini…" Katherine tiba-tiba merasakan rasa kantuk menyerang tubuhnya setelah dia memasuki lingkaran sihir tersebut. Dia berusaha untuk tetap terjaga dengan kembali ke wujud vampirnya yang lebih kuat, namun begitu dia ingin melangkahkan kakinya untuk keluar dari lingkaran sihir, seperti ada sebuah penghalang yang menghalanginya untuk keluar.
"Christine… apa kamu baik..." Katherine berbalik dan menatap ke arah Christine untuk melihat apakah wanita itu baik-baik saja karena serangan sihir ini begitu kuat sehingga dia kesulitan menjaga kesadarannya.
Bagaimana pun, dari dulu Christine selalu terlihat lemah.
Katherine menghela nafas dengan lega begitu melihat Christine yang tampak baik-baik saja, tapi detik berikutnya Katherine benar-benar terkejut ketika melihat Christine berdiri di luar lingkaran sihir.
"Hahahaha! Dasar bodoh, aku tidak mengira kamu akan sebodoh ini, Katherine!" ucap Christine sambil tertawa sinis melihat bagaimana Katherine yang dengan bodohnya mendekati ke arah sihir yang dibuat oleh Leonardo.
"Kamu… bagaimana bisa…" ucap Katherine yang berusaha menjaga kesadarannya. Christine sudah menyuruh si penyihir itu untuk tidak menyerangnya.
"Wah, aku harus akui kamu cukup hebat untuk bisa bertahan sampai selama ini. Baiklah, sepertinya kamu bertanya-tanya kenapa kamu bisa diserang oleh penyihirku," ucap Christine sambil tersenyum dengan sinis.
"Dia bukan…"
"Ah, bukan, Leonardo adalah penyihirku. Leonardo Ridcully, aku tidak menyangka kamu berhasil dibodohi seperti ini, hahahaha," ucap Christine yang tertawa dengan sinis ketika melihat tatapan Katherine padanya.
"Mimpi indah, Katherine."
Itu adalah kata-kata terakhir yang didengar oleh Katherine sebelum akhirnya dia kehilangan kesadarannya.