Chereads / Kisah Cinta Vampire Wanita / Chapter 8 - Akhirnya Semuanya Telah Berakhir!

Chapter 8 - Akhirnya Semuanya Telah Berakhir!

Wanita yang memakai gaun hitam itu terkejut melihat Katherine yang berdiri di depannya.

"Apakah para penyihir bodoh itu tidak bisa menahannya lebih lama lagi?" gerutu wanita itu kesal. Sampai terakhir pun para penyihir pria itu tetap saja bodoh dan tidak berguna.

"Sepertinya kamu berjuang begitu keras, Katherine," ucap wanita itu yang melihat penampilan Katherine saat ini yang penuh dengan darah di baju dan tubuhnya, tapi wanita itu tahu kalau itu bukanlah darah Katherine.

Katherine mendengus ketika mendengar ucapan wanita itu, dia awalnya mengira wanita itu setidaknya akan sedikit sedih karena dia sudah membantai orang-orang yang wanita itu sebut sebagai keluarga, tapi sepertinya dia salah besar.

"Nah, itu sama sekali bukan apa-apa. Mari kita sudahi basa basi nya, aku tidak punya banyak waktu," setelah menyelesaikan kalimat itu, Katherine langsung menerjang wanita itu dan menyerang bagian dadanya, untuk meremas jantungnya agar wanita itu langsung mati.

"Kamu pikir bisa mengalahkanku semudah itu, Katherine?" dengus wanita itu yang melihat bagaimana Katherine langsung menyerang bagian dadanya, seolah-olah meremehkannya.

Dia adalah vampir yang telah hidup selama ratusan tahun dan telah melewati berbagai macam pertempuran, dia tidak akan semudah itu untuk dikalahkan.

***

Katherine mundur sebentar dari posisinya, menjaga jaraknya dari wanita itu. Dadanya terlihat naik turun, berusaha untuk menarik nafasnya.

"Sudah kuduga lebih gampang menyerang dengan sihir! Kenapa aku tidak bisa menggunakan sihir saja?" pikir Katherine dengan kesal.

Tak peduli bagaimana dia menyerang wanita itu, wanita itu selalu bisa berhasil menghindar. Kalaupun serangannya berhasil, dia tidak bisa memberikan serangan yang fatal untuk membunuh wanita itu, dia hanya bisa memberikan luka kecil yang akan segera pulih berkat regenerasi yang dimiliki oleh wanita itu.

"Sepertinya kamu tidak sekuat yang kubayangkan," ejek wanita itu melihat ke arah Katherine yang terlihat kelelahan.

"Hah, bukankah kondisimu tidak ada bedanya denganku?" dengus Katherine yang bisa melihat bahwa bukan hanya dia saja yang terlihat kelelahan.

Wanita itu mendengus. Seperti kata Katherine dia memang kelelahan.

"Sepertinya tidak ada pilihan lain selain mencoba untuk menghabisinya di sini," pikir wanita itu yang tidak menemukan jalan lain. Kecepatannya tidak sebanding dengan Katherine sehingga tidak mungkin dia akan lolos begitu saja dari Katherine, jadi satu-satunya cara baginya adalah menghabisi Katherine di sini.

Wanita itu lalu merentangkan tangan kanannya ke samping dan mulai mengucapkan sesuatu, tak lama setelah itu, sebuah pedang muncul dari tangan kanannya. Itu adalah pedang perak miliknya.

Katherine yang melihat hal itu terkejut. Apakah wanita itu baru saja menggunakan sihir? Bukankah vampir tidak bisa menggunakan sihir?

Wanita itu tersenyum melihat wajah kebingungan Katherine. Dia sebelumnya menemukan sihir ini di salah satu buku kuno yang dia baca dan berhasil menyempurnakannya dengan bantuan para penyihir. Itu adalah sihir untuk penyimpanan barang. Meskipun penggunaannya sangat terbatas.

"Ayo kita akhiri ini, Katherine!" ucap wanita itu yang kini menerjang Katherine dengan pedangnya, bersiap membelah wanita itu.

Namun detik berikutnya wanita itu terkejut karena Katherine berhasil menyerang tangannya dan membuat genggaman di pedangnya terlepas. Dia baru saja akan mengambil pedang itu kembali tapi dia kalah cepat dari Katherine.

"Ka-Katherine, tunggu dulu," ucap wanita itu yang tanpa sadar mundur ketika Katherine mengayun ayunkan pedang itu untuk membuatnya terbiasa.

"Ternyata pakai pedang tidak buruk juga," ucap Katherine yang sudah terbiasa memakai pedang itu setelah mencoba mengayunkan nya beberapa kali.

"Ja-jangan mendekat!" ucap wanita itu yang kini ketakutan ketika melihat Katherine berjalan mendekat ke arahnya dengan senyuman menyeringai.

Pedang perak itu adalah pedang khusus yang dibuatnya untuk membunuh vampir, sekali tebasan saja akan sangat sakit dan regenerasi nya akan lebih lambat daripada sebelumnya. Tentu saja hal tersebut juga berlaku padanya.

"Kamu pikir hidupmu akan tenang bersama dengan manusia itu, Katherine? Ingat baik-baik, hidupmu tidak akan tenang!"

"Bacot!" ucap Katherine kemudian menerjang wanita itu dan langsung menebas kepalanya. Katherine menatap kepala wanita itu yang kini tergeletak di tanah.

"Semuanya telah berakhir," gumam Katherine dengan pelan.

"Akhirnya semuanya telah berakhir!" ucap Katherine dengan nada gembira, sebuah senyuman bahkan terukir jelas di wajahnya.

Sekarang dia bisa hidup berdua dengan Javier tanpa harus takut keluarganya akan datang mengganggunya lagi.

"Ah, tapi penampilanku saat ini tidak banget. Aku harus buru-buru pulang sebelum Javier bangun," gumam Katherine yang melihat tubuhnya penuh dengan darah dan bahkan bajunya sedikit robek karena serangan yang dilakukan oleh mamanya tadi.

Dengan hati yang senang, Katherine berlari menuju ke rumahnya tanpa menyadari bahwa ada sesuatu yang dilupakan olehnya.

***

Setelah kepergian Katherine, Luca mulai menjalankan perintah Katherine untuk melindungi Javier. Hal pertama yang dia lakukan adalah mengecek kembali barrier yang dipasang olehnya dalam radius 10 meter di sekitar rumah Javier.

Barrier tersebut memiliki empat titik sesuai arah mata angin dan membentuk sebuah lingkaran untuk melindungi rumah tersebut agar tidak ada yang bisa masuk selain izin dari Luca, si pembuat barrier tersebut. Sejauh ini Luca hanya mengizinkan manusia dan hewan buruan untuk bisa bebas masuk dan keluar lingkaran tersebut.

Setelah memeriksa kembali barrier tersebut dan merasa tidak ada yang salah. Luca memutuskan untuk kembali ke rumah Javier, atau lebih tepatnya ke pohon besar yang berada tak jauh dari rumah tersebut. Dia lalu melompat ke arah pohon itu dan duduk di cabang pohon besar itu sambil menyandarkan tubuhnya.

"Hah, aku melakukan ini demi pria manusia itu?"

Luca tidak percaya dia melakukan semua ini demi melindungi Javier, manusia rendahan itu. Luca tidak terlalu menyukai Javier. Menurutnya, Javier sama sekali tidak pantas dengan nona Katherine-nya.

Jika nona Katherine-nya memang membutuhkan seorang pria, setidaknya pria tersebut harus sepadan dengan nona Katherine-nya. Pria tersebut harus ganteng, pintar, dan yang terpenting, memahami nona Katherine-nya dengan baik.

Seperti aku…

Luca menggelengkan kepalanya dan menepuk pipinya ketika pikiran tersebut terlintas di benaknya.

"Apa yang kamu pikirkan Luca! Bagaimana bisa kamu memikirkan hal seperti itu dengan nona Katherine!" ucap Luca yang merasakan wajahnya saat ini memerah.

"Sebaiknya aku istirahat dulu. Pikiranku jadi seperti ini karena aku kurang tidur," ucap Luca yang kini mulai menutup matanya dan mencari posisi nyaman untuk tidur. Meskipun dia adalah seorang penyihir, dia masih butuh untuk tidur.

Namun, tidak peduli bagaimana Luca berusaha untuk mencari posisi nyaman untuk tidur. Wajah Katherine terus terbayang-bayang dibenaknya.

"Ahh, aku bisa gila! Apa yang terjadi pada…"

Luca tak meneruskan kata-katanya ketika merasakan ada sesuatu yang aneh.

Ada sesuatu yang berusaha untuk menerobos masuk barrier yang dia buat!