Katherine memegang kepalanya dengan kedua tangannya ketika rasa sakit itu semakin tidak tertahankan.
Apakah ini adalah akhirnya? Dia datang kemari untuk menyelesaikan urusannya dengan keluarganya, tapi bukan urusannya yang selesai, dia malah harus pergi untuk selamanya.
Katherine memejamkan matanya ketika merasakan bahwa ini benar-benar sudah berakhir. Rencananya telah gagal.
Dia akan mati!
Katherine tersenyum kecut ketika menyadari bahwa kehidupannya akan segera berakhir. Padahal ini adalah pagi pertamanya menjadi istri dari Javier tapi keadaannya malah seperti ini.
Oh iya, lalu bagaimana dengan Javier? Dengan suaminya? Bagaimana pria itu akan menerima bahwa dia tidak akan pernah kembali?
Katherine kembali teringat wajah senyum senang Javier ketika dia menerima lamaran dari pria itu, dan bagaimana Javier menangis bahagia ketika mereka pada akhirnya telah menikah.
Bagaimana pria itu menciumnya setelah mereka sah menjadi suami istri.
Bagaimana pria itu menyentuhnya di malam pertama mereka.
Javier adalah segalanya untuknya dan Katherine tidak bisa membayangkan bagaimana Javier akan bereaksi ketika dia sudah tidak bisa kembali.
"Tidak, aku sudah berjanji akan membahagiakan Javier! Aku tidak akan membiarkannya terluka sama sekali. Tidak akan pernah!" batin Katherine yang kini menemukan alasan bahwa dia sama sekali tidak boleh menyerah.
Rasa sakit yang dia rasakan saat ini pasti tidak akan seperti rasa sakit yang nanti akan dirasakan oleh Javier ketika pria itu kehilangan dirinya.
Katherine tidak akan membuat pria itu merasakan sakit melebihi sakit yang dia rasakan.
"Tapi bagaimana aku harus keluar dari sihir ini?" pikir Katherine yang sama sekali tidak bisa menemukan solusi.
Ketika dia mendekat ke arah penyihir yang mengucapkan mantra itu, rasa sakitnya terasa semakin menyakitkan dan dia tidak bisa menahannya.
Katherine berusaha berpikir keras ketika melihat mamanya yang sejak tadi berdiri jauh di pojokan mulai mendekatinya. Dia tidak memiliki banyak waktu lagi. Dia harus segera membuat formasi sihir yang dilakukan oleh para penyihir sialan ini hancur.
Tapi bagaimana dia melakukannya ketika dia saja tidak bisa mendekat ke arah mereka.
Katherine berusaha berpikir dengan keras. Dia harus melenyapkan penyihir itu dari posisinya saat ini. Sesuatu yang bisa menyerang dari jauh. Sesuatu yang tajam agar bisa membunuh penyihir itu dari jauh.
Merasa frustasi, Katherine menekan kepalanya kuat-kuat dengan tangannya. Dia sama sekali tidak memiliki banyak waktu yang tersisa saat ini.
"Ah! Itu dia!" batin Katherine yang tiba-tiba mendapatkan ide.
Katherine lalu menurunkan tangan kirinya yang memegang kepalanya dan menatap tangan tersebut atau lebih tepatnya kukunya. Kukunya saat ini sangat tajam sehingga satu tusukan saja bisa langsung membunuh penyihir sialan itu.
Sebuah ide langsung terlintas dibenak Katherine ketika melihat kukunya.
"Yah, aku harus melakukannya" pikir Katherine yang merasa tidak ada jalan keluar lain selain ini. Dia lalu mulai menutup kedua wajahnya dengan tangannya untuk menyembunyikan rencana yang telah dia buat.
***
Wanita itu yang tadinya hendak mendekati Katherine, segera berhenti ketika melihat Katherine menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Sejak mengetahui bahwa Katherine kemungkinan adalah Leluhur Suci, wanita itu tidak bisa untuk tidak merasakan waspada pada tindakan yang akan dilakukan oleh Katherine.
Wanita itu tertegun ketika melihat kejadian yang baru saja terjadi di depannya, tadi Katherine sedang berlutut sambil menutup wajahnya dengan tangan, tapi detik berikutnya dia melihat kini Katherine sedang menggigit leher salah satu penyihir yang tadinya sedang menahannya.
Dalam keadaan bingung, wanita itu berusaha untuk melihat sekelilingnya, lima penyihir berusaha untuk secara bergantian menyerang dan bertahan ketika Katherine akhirnya melepaskan rekan mereka, lalu apa yang terjadi pada penyihir satunya?
Mata wanita itu membesar ketika melihat penyihir satunya sudah tergeletak di lantai dengan darah dan ada sesuatu yang menusuk leher penyihir tersebut.
"Jari! Dia menggigit jarinya sendiri dan melemparkannya?!"
Wanita itu kembali melihat ke arah Katherine yang kini telah menusuk dada salah satu penyihir dan terkejut.
Dia tidak terkejut karena Katherine berhasil menembus pertahanan para penyihir itu, tapi lebih terkejut karena jari Katherine dalam keadaan utuh.
"Kemampuan penyembuhan yang luar biasa," pikir wanita itu yang benar-benar terkejut dengan penyembuhan Katherine.
Vampir memang memiliki kemampuan penyembuh jika mereka terkena goresan atau luka, tapi jika bagian tubuhnya sudah terpotong, kemampuan menyembuh mereka tidak akan bisa mengembalikan potongan tubuh tersebut.
Namun, Katherine berhasil mengembalikan bagian tubuh yang dia gigit sendiri.
"Aku tidak mampu mengalahkannya sendirian. Aku harus memberitahu yang lain!" pikir wanita itu yang memutuskan untuk kabur dan memberitahukan keluarga vampir yang lain.
Jika benar Katherine adalah Leluhur Suci, maka dia tidak bisa mengalahkannya sendiri.
***
"Hah! Sudah kuduga melawan para penyihir itu menguras habis staminaku!" ucap Katherine yang dadanya naik turun setelah membunuh vampir terakhir yang berada di daerah sekitar situ.
"Tapi aku tidak mengira jariku akan tumbuh kembali," ucap Katherine sekali lagi melihat ke arah jari kelingkingnya yang tadi dia gigit dan kini tumbuh kembali. Padahal sebelumnya dia sudah merelakan untuk kehilangan salah satu jarinya pada pertempuran kali ini, tapi sepertinya jarinya itu masih ingin berada di tangannya yang cantik.
Katherine yang kini bersandar di sebuah dinding, memutuskan untuk keluar dari gedung itu untuk melihat keadaan di luar, atau lebih tepatnya ke arah langit. Dia tidak tahu sudah berapa lama sejak dia keluar dari rumahnya, tapi jika langit sudah terlihat sedikit cerah, maka dia harus buru-buru kembali ke rumah, sebelum suaminya bangun.
Katherine menarik nafas lega ketika melihat langit masih gelap gulita dan tidak menunjukkan tanda-tanda matahari akan segera terbit.
"Sepertinya aku masih punya waktu," ucap Katherine kemudian setelah itu menunjukkan taring dan cakar miliknya. Pupil matanya berubah menjadi merah dan bagian putih bola matanya berubah menjadi merah gelap.
Saat bertarung melawan penyihir tadi, Katherine sempat melihat mamanya melarikan diri. Sejak awal dia memang memutuskan untuk membunuh mamanya yang paling terakhir agar tidak ada yang akan mengganggunya lagi.
Jika dia hanya membunuh mamanya lalu pergi begitu saja, bukankah ada yang akan datang membalaskan dendam mamanya nanti? Jadi Katherine memutuskan untuk menghabisi mereka terlebih dahulu, sebelum pergi mengejar mamanya.
Berhubung sudah tidak ada yang akan menghalanginya lagi, sudah saatnya dia mengejar mamanya.
***
Wanita yang memakai gaun hitam itu terus berlari sambil sesekali melihat ke arah belakang dan ke arah atas di mana langit berada. Untuk pertama kalinya dia merasakan ketakutan.
"Katherine adalah Leluhur Suci, aku seharusnya lebih memperhatikannya! Ah tidak, sejak awal aku harus membunuhnya!" pikir wanita itu yang penuh dengan penyesalan.
Selain hal tersebut, dia juga menyesal kenapa dia pindah di lokasi yang amat sangat jauh dengan lokasi keluarga vampir yang lainnya. Dia awalnya melakukan tersebut agar tidak ada vampir dari keluarga lain yang memata-matainya, siapa yang menyangka hal itu akan membuatnya menyesal seperti ini.
"Halo mama, bukankah kita masih ada urusan yang harus diselesaikan?" ucap Katherine yang kini berdiri di depan wanita itu sambil tersenyum menyeringai.