Katherine segera membuka matanya ketika dia berhasil sadar kembali. Hal pertama yang dia rasakan ketika membuka matanya adalah rasa sakit di pergelangan kaki dan tangannya. Katherine coba untuk menggerakkan kaki dan tangannya tapi dia tidak bisa melakukannya karena tangan dan kakinya seperti ditahan oleh sesuatu.
Tentu saja Katherine mencoba untuk melepaskan itu dengan kekuatannya, tapi posisinya yang saat ini dalam keadaan duduk dengan kaki dan tangan yang ditahan oleh sesuatu membuatnya sedikit kesulitan, apalagi pengaruh sihir yang dilakukan oleh penyihir tadi masih sedikit terasa.
"Kamu tidak bisa melepaskan itu. Itu adalah borgol yang terbuat dari perak."
Katherine yang tadinya sibuk mencoba untuk melepaskan tangan dan kakinya yang kesakitan, segera menoleh ketika sebuah suara familiar terdengar lagi di telinganya.
Di depannya berdiri seorang wanita dengan kulit putih pucatnya, rambut panjangnya yang hitam, dan bibirnya yang berwarna kemerahan seperti darah.
"Sepertinya kamu hidup dengan baik, mama," ucap Katherine yang mengenali wanita yang mengenakan gaun berwarna hitam di depannya. Dia tak lupa menambahkan nada ejekan di kalimatnya.
"Mama, apakah rencana selanjutnya harus dilakukan sekarang? Matahari sebentar lagi akan muncul."
Katherine yang semula berada dalam wujud manusianya segera berubah menjadi wujud vampir ketika mendengar suara yang sangat familiar itu. Dia memandang ke arah wanita yang baru saja berjalan mendekati wanita yang tadinya berdiri di depannya.
"Christine, kamu..." ucap Katherine dengan penuh amarah. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa Christine akan menjebaknya seperti itu. Ketika Katherine pikirkan sekali lagi, sejak awal ada dua bau vampir yang tercium olehnya dan sampai dia mendekati lingkaran sihir itu, masih ada dua bau vampir yang tercium.
Itu artinya sejak awal Christine berada di sana!
Christine yang mendekat ke arah wanita yang dipanggil mama itu menatap Katherine sambil tersenyum mengejek sebelum akhirnya menatap kembali ke arah wanita tadi.
"Apa? Kamu yakin tidak bisa menyelesaikannya sebelum matahari muncul?" tanya wanita itu balik. Nada bicaranya terdengar penuh penghinaan.
"Huahahaha," Katherine tidak bisa menyembunyikan tawanya ketika mendengar hal itu.
"Ohh Christine, sepertinya kamu ingin sekali diakui oleh mama ya? Tapi sayang sekali, meskipun kamu telah membawaku seperti ini tapi mama sepertinya tidak pernah mengakuimu," ucap Katherine sambil tertawa penuh penghinaan.
"Diam!" ucap Christine yang mendekati Katherine sambil menunjukkan taringnya.
"Christine! Cukup! Kamu bisa pergi!" ucap wanita yang tadi ketika melihat Christine yang hendak melukai Katherine.
"Ya, pergilah sana. Wujudmu benar-benar menggelikan, aku bisa mati karena tertawa saat ini, hahaha. Apakah kamu menyebut itu sebagai taring? Itu taringmu bisa mengigit manusia, kan?" ucap Katherine yang masih menghina.
Christine yang mendengar hal tersebut langsung mengangkat tangannya dan menampar pipi Katherine, tak lupa dia meninggalkan sedikit goresan di sana.
Katherine memalingkan kepalanya, rambut hitam sebahunya bergerak mengikuti kepalanya dan menutup pipinya yang baru saja ditampar oleh Christine. Tamparan itu tidaklah sakit meski Katherine bisa merasakan darahnya mengalir di pipinya sebelum akhirnya darah tersebut berhenti dan luka goresan di pipinya juga menghilang.
"Luar biasa. Lukamu sembuh dengan cepat," ucap wanita tadi yang kini memegang dagu Katherine dan membuat kepalanya menghadap ke arahnya. Dia lalu menyentuh pipi Katherine yang masih ada bekas darahnya, namun pipi tersebut terasa lembut seperti biasa, seolah-olah tidak ada goresan sama sekali di sana.
Melihat hal itu, wanita itu tak bisa menyembunyikan rasa senang dan kagumnya.
Katherine menatap wanita yang dia panggil mama itu dengan tatapan benci, sebelum akhirnya dia kembali mengatur ekspresinya kembali. Meskipun dia ingin sekali menghajar orang-orang yang berada di situ, Katherine teringat pesan dari Luca untuk berbicara dengan mamanya.
"Mama, aku ingin bicara," ucap Katherine akhirnya yang kini telah berubah kembali ke wujud manusianya. Dia mendongak kepalanya untuk melihat wanita yang baru saja melepaskan tangannya dari dagunya.
"Hmm?" tanya wanita itu memandang ke arah Katherine atau lebih tepatnya ke arah kaki Katherine yang sedang di borgol oleh borgol yang terbuat dari perak.
Sudah sekitar 10 menit sejak borgol tersebut terpasang di tangan dan kakinya, tapi tangan dan kakinya terlihat seperti baik-baik saja.
Wanita itu bisa melihat kaki Katherine yang seperti terbakar, tapi detik berikutnya kaki tersebut sudah pulih kembali.
"Dia memiliki regenerasi yang luar biasa," pikir wanita itu ketika melihat kaki Katherine yang terlihat baik-baik saja. Dia awalnya mengira Katherine berusaha terlihat kuat dengan tidak menjerit kesakitan, tapi begitu melihat kaki Katherine, dia langsung tahu bahwa wanita itu memang tidak kesakitan.
"Mama, aku ingin keluar dari keluarga ini," ucap Katherine dengan lantang.
Katherine bisa mendengar ada keributan di belakangnya ketika dia mengucapkan kata-kata tersebut. Sejak awal dia sudah menduga bahwa dia tidak berdua saja dengan mamanya di tempat ini yang terlihat seperti sebuah bangunan tua, bangunan itu terasa asing baginya, menandakan bahwa keluarganya telah berpindah tempat.
"Apa katamu?" tanya wanita itu dengan suara yang bergetar penuh amarah. Dia yang tadinya terlihat seperti manusia, kini telah berubah ke bentuk vampirnya.
"Katakan sekali lagi!" ucap wanita itu dengan marah.
Katherine bisa melihat bahwa wanita yang dia panggil mama itu terlihat sangat marah, tapi dia sama sekali tidak peduli. Dia ingin hidup dengan bebas saat ini tanpa takut suatu hari keluarganya datang mengejarnya.
Dia tidak ingin membuat Javier dalam bahaya.
"Aku ingin keluar dari keluarga kita" ucap Katherine yang sama sekali tidak takut. Dia bahkan menatap ke arah mamanya dengan tajamn.
"Bukankah kamu sudah tahu aturan..."
"Ahh aturan omong kosong itu? Bukankah itu benar-benar omong kosong? Kita harus membenci manusia, membenci pria, dan yang terakhir harus selalu bersama dengan keluarga kita," ucap Katherine memberitahukan aturan keluarganya yang menurutnya tidak masuk akal.
"Yah aku mengerti kenapa kita membenci manusia karena mereka sering memburu kita, tapi kita harus membenci pria? Bagaimana kita bisa membenci mereka yang merupakan makhluk yang seksi?" lanjut Katherine yang sama sekali tidak mengerti kenapa mamanya menerapkan aturan untuk membenci semua pria, padahal pelayan penyihir mereka adalah seorang pria.
"Mengenai aturan yang harus selalu bersama keluarga. Nah, kalian sudah menyerangku seperti ini, bukankah sudah terlambat bagi kita untuk disebut sebuah keluarga? Jadi biarkan aku pergi dari keluarga ini dan aku akan memaafkan kalian," ucap Katherine mengakhiri penjelasannya.
Katherine menatap wanita di depannya yang hanya diam saja di tempatnya. Dia sebenarnya ingin mengakhiri ini dengan kekerasan, tapi Luca memperingatkannya untuk berbicara saja. Melihat mamanya yang hanya diam saja, sepertinya usahanya untuk mengajak bicara sudah berhasil, kan?