"Skill kegelapan yang melegenda itu ya, tidak menggunakan mana melainkan menggunakan darah sebagai pengorbanan, bocah yang nekat."
"Semuanya.. demi diriku! Demi papa! demi kak Lyve!!" Aura hitam keluar dari tubuh Flava, itu adlaah aura ketakutan yang diserap oleh kekuatannya sendiri, aura ketakutan itu akan berubah menjadi kekuatan, senyuman Flava yang biasanya lembut, kini berubah menjadi senyuman mengerikan. "Dark Elemental Skill : Slash of Fear!"
Angin berhembus kencang, semua orang merasakan ketakutan karena kekuatan yang mengerikan itu, suara tawa mengerikan keluar dari mulut Flava, darah terus keluar dari sudut matanya. Ia mengangkat tinggi pedang besarnya, tak lama itu, ia melesat ke atas dengan kecepatan tinggi, untuk mencapai titik tinggi itu, ia hanya membutuhkan waktu kurang dari 1 detik. Ia langsung melesat dengan posisi pedangnya yang siap diayunkan. 'Dia serius ingin membunuhku.' batin Litus, meskipun ia sedikit ketakutan karena Flava menggunakan skill terlarang, namun ia masih bisa bertarung. "Elemental Skill : 5 protective elements." Litus menciptakan pelidung berlapis membentuk sebuah bola untuk melindungi dirinya dari serangan Flava, suara tawa Flava semakin keras dan mengerikan, namun suara tawa dari seorang gadis berusia 8 tahun itu tetap terasa sebagai tawa riang anak-anak. Darah yang mengucur dari matanya beterbangan karena tertiup angin.
Satu persatu pelindung itu dihancurkan oleh pedang yang dilapisi kekuatan, namun saking besarnya kekuatan yang ada pada sihir kegelapan Flava, akhirnya pedang itu hancur berkeping-keping setelah menghancurkan seluruh pelindung elemental berlapis milik Litus.
Tanpa ia ketahui, ternyata Litus sudah menyiapkan bola sihir dan akhirnya Flava terlempar karena bola sihir tadi, bibir kecilnya mengeluarkan banyak darah. "Kemampuan yang hebat." "Namun itu akan berakhir, sekarang."
Litus menatap dingin Flava yang terbaring tak berdaya karena kehabisan darah. Setelah semua itu, itu tersenyum pada Flava, "Healing magic : Extra healing." ia menyembuhkan Flava, "Kamu memiliki potensi yang baik, bocah." Litus mengulurkan tangannya, pakaian serba hijauhnya terlihat berkilauan, "Kau pemenangnya, mungkin dalam waktu yang singkat, kamu dapat melebihi kekuatanku." Ujarnya.
"Apa yang kamu tunggu, segera beritahu semuanya kalau bocah ini pemenangnya." Litus menatap wasit arena ini. "B-baik, Pemenang dari pertempuran antar petualang, Flava Ilustitae!!"
Semuanya bersorak, Aileen tersenyum bangga pada putri kecilnya karena meskipun di usainya yang terlalu muda itu, ia bisa mengalahkan petualang Rank-S, Litus Pulchra sang Guild master. "Flava.. menang..?" Flava kebingungan, padahal ia sudah babak belur seperti itu, "Aku hanya ingin menguji kelayakanmu, bocah, sangat jarang bocah seumuran dirimu memiliki semangat petualang seperti ini, sepertinya aku sudah salah menilaimu." Litus kembali mengambil sebuah Rokok dari dalam tasnya. "Apakah dengan begini, Flava sudah boleh menjadi petualang?"
"Tentu saja bukan? Warga kota sudah menyaksikan kehebatanmu, Bocah, bukan, maksudku Flava, berpetualanglah dengan mereka berdua, jangan haus akan kekuatan dan jangan membenci dirimu sendiri meskipun kamu memiliki kutukan Wyvern, manfaatkan kutukan itu, jadikanlah kekuatan untuk kembali bangkit." Ini kali pertamanya mereka semua melihat Litus tersenyum tulus, ia sudah sadar kesombongannya. Bahkan anak polos seperti Flava saja bisa mengalahkannya, dia sadar kalau dia bukanlah yang terkuat, jika ia yang terkuat di kota ini, maka suatu saat akan ada waktunya yang lebih kuat datang.
"Papa!" Panggil Flava ketika melihat Aileen dan Lyve turun ke arena, "Dasar, kamu membuatku khawatir saja."Aileen terlihat khawatir pada keselamatan Flava, mau bagaimanapun dia adalah anak yang baik. "Hehe, papa melihatnya?"
"Aku yang memintamu mengeluarkan pedang bukan?" Aileen membelai lembut rambut pirang putrinya itu, "Oh, Aileen, dia memiliki Infinity Magic Bag, sebenarnya siapa dia?" Litus masih merasa penasaran, lantas mendengar itu Aileen menatap Lyve, mengerti apa yang diinginkan Aileen, lantas Lyve berkata, "Sebaiknya kita bicarakan ini di tempat tertutup." Ujarnya. "Begitu, baiklah, pengadil, tolong bubarkan semuanya, kami ada urusan dulu." Litus berjalan meninggalkan mereka semua, sebelum mereka (Aileen, Lyve dan Flava) pergi ke ruangan Litus, mereka berniat untuk kembali mendaftarkan Flava menuju administrator untuk mendaftarkannya menjadi petualang karena kemarin tertunda gara-gara Litus mengganggu.
***
"hee, Nona ini mengalahkan Nona Litus? Sulit dipercaya tapi itu pencapaian yang sangaat hebat!" Casia menyerahkan Notitae milik Flava, "Akhirnya ya."
"Sekarang kita hanya perlu ke lantai atas." Aileen sepertinya serius, mereka akan mengungkap identitas asli mereka pada guild master, semoga saja ia dapat menjaga rahasia dengan baik. Mereka bertiga segera menaiki anak tangga satu persatu seraya berbincang ringan. Aileen masih merasa tak percaya kalau Flava benar-benar serius menghadapi Litus, Flava berkata kalau itu adalah kewajibannya, dia tak mau berakhir menjadi budak dan tak bisa hidup tenang.
Meski begitu, jika saja Litus tidak mengobati Flava tadi, mungkin Flava sudah kehilangan nyawanya, benar, jika terus digunakan, Flava akan kehilangan nyawa sebagai ganti dari darah. Ia kehabisan darah, namun berkat skill Extra Healing milik Guild Master, akhirnya ia bisa diselamatkan, "Suara tawa mu membuat orang-orang menangis lho," Ujar Lyve, "Bahkan Flava tak sadar kalau waktu itu Flava tertawa, hehe."
"Iya sih, katanya skill itu bisa mengendalikan penggunanya, sehingga bisa disimpulkan yang tertawa jahat bukanlah dirimu, Flava." Akhirnya mereka sampai di depan ruangan Litus, mereka masuk ke dalam, disana sudah ada Litus yang duduk dengan menikmati sebatang rokoknya. "Setidaknya buka jendela nya, Nona Litus."
"Entah mengapa, ketika kamu memanggilku dengan sopan, rasanya kamu malah meledek." Litus membuka Jendela karena ia sadar ada anak di bawah umur, jika anak itu menghirup asap rokok, akan bahaya nantinya. "Lalu, bisa langsung ke intinya?"
"Darimana asal kalian, darimana anak ini mendapatkan Infinity magic Bag, dan mengapa aku bisa merasakan hawa dewata dari Priest ini." sepertinya ia sudah menyimpulkan sesuatu, "kalau begitu langsung ke intinya saja, aku Lyvemon Captivatio adalah seorang dewi, salah satu dari dewi keindahan, putri dari dewi Aeternus sang dewi kecantikan." Jelasnya, "Sudah ku duga, ternyata ada dewi diantara kalian, lalu, anak ini?"
"Anak ini hanyalah anak biasa yang kami temukan di Dungeon, dia dipaksa menjadi Wyvern, kami melepaska- bukan, aku memindahkan kontraknya pada Aileen, jika kontraknya dicabut, maka ia akan tewas."
"Begitu, sekarang satu lagi, siapa Aileen ini? Aku merasakan kalau dia bukanlah penduduk asli Terra."
"Dia adalah Aileen Ilustitae, meskipun aku tak tau nama aslinya karena petinggi Dewa sudah menghapus namanya, dia berasal dari dunia lain, Bumi." Jelasnya, "kasus yang tak pernah terjadi."
"Nona Litus, karena kami sudah membeberkan rahasia ini, bisakah anda merahasiakannya?"
"Tentu, aku tak mau kerepotan juga, lebih baik diam saja." Litus berjalan mendekati jendela, "Sekarang aku sudah mengetahuinya, kamu, ingin membunuh si sialan Dipli kan?" Litus tersenyum seraya melihat pemandangan kota, "Maka bunuhlah dia, aku memiliki dendam yang tak bisa kulakukan sendirian, aku membutuhkan kalian."
"Meski begitu, aku hanyalah mantan dewi yang kekuatannya hilang karena Dipli."
"Aku tau itu, maka, hanya kalian bertigalah yang bisa, kumohon."
"Nona Litus, sejak awal itu adalah tujuan kami, tenang saja, aku akan membuat Dipli itu tertawa di neraka dengan air mata yang sudah bukan lagi air." Aileen tersenyum
Bersambung