"Nima! Jangan gegabah!" Pemuda dengan rambut cokelat itu membentak rekannya yang malah mencoba menyerang sosok aneh yang mereka hadapi, seharusnya, gadis bernama Nima itu melakukan Healing pada rekan lainnya yang terluka parah, namun ia malah terbawa emosi dan mencoba menyerang monster itu dengan menggunakan sihir suci. "Kau diam saja, Forema!"
"Utamakan keselamatan, Nima! Nima!" Ia semakin panik karena Nima kewalahan menghadapi serangan fisik yang dilancarkan monster itu, benar, sosok berkepala monyet, bertubuh tanuki, berkaki macan, dan berekor ular, itu adalah Nue! Monster itu terus melancarkan serangannya, ekor ularnya tak hanya diam, selain itu, jika terkena gigitan dari ekor ular Nue, Mana akan diserap habis dan akan membahayakan keselamatan, namun Nima, ia tetap menyerangnya meskipun ia tau kalau itu adalah hal yang sangat mustahil.
Meskipun mereka sudah berada di Rank-C, namun mereka masih tak bisa menghadapi Nue yang berada dalam posisi rank-C juga. "Sihir : Gerbang Suci!" Nima merentangkan kedua tangannya, tiba-tiba banyak gerbang emas di depannya yang bermunculan dari dalam tanah dan menghantamkan atap dari gerbang itu pada Nue. Meskipun ia sudah berhasil membuatnya terpental, namun itu tak berefek apa-apa pada Nue yang mana monster itu bukanlah monster yang bisa diatasi oleh sihir suci, seharusnya Nue diserang dengan menggunakan serangan fisik seperti pedang atau yang lainnya. "Nima! Nima!!" Panik Forema, ekor berkepala Ular itu berhasil melilit tubuh Nima dan melarikan diri, ini adalah hal yang berbahaya, Nima akan dijadikan santapan oleh Nue.
***
(1 Hari kemudian)
"Lyve, sepertinya misi ini menarik." Aileen menunjukkan misi yang meminta petualang untuk mencari rekan mereka yang diculik Nue, "Nue ya, jika memang Nue, biasanya dia tak langsung membunuh tawanannya, ia akan membiarkannya mati kelaparan dan baru akan memakannya." jelas Lyvemon, Monster tipe Nue memang sangat gemar menyiksa mangsanya. "Kita ambil saja? Kasian juga dengan petualang yang disekap."
"Kenapa tidak?" Dengan kata lain, Lyvemon setuju dengan keputusan Aileen yang akan menerima Quest dari petualang bernama Forema Skafos itu. Tanpa banyak bicara, Aileen langsung mengambil kertas Quest itu dan menyerahkannya pada administrator, "Apakah kalian yakin? Ini adalah misi Rank-C lho." Kagetnya, namun sebelumnya Administrator itu sendiri yang menjelaskan kalau ia mengerjakan misi Rank diatasnya, ada kemungkinan kalau ia akan lebih cepat naik Rank. Namun jujur saja, Rank itu tidak penting sama sekali, itu hanyalah pangkat, ada petualang Rank D namun memiliki kekuatan yang sangat hebat, bahkan melebihi petualang Rank-S Sekalipun. Namun itu hanyalah cerita 500 tahun yang lalu, cerita turun temurun yang diceritakan oleh Lyvemon padanya.
"Baiklah jika itu keputusan kalian berdua, jangan sampai mati ya, saya menunggu kepulangan kalian berdua." Administrator itu adalah orang yang paling peduli pada mereka, mungkin hanya pada mereka, ia tak pernah terlihat peduli pada petualang lain, sepertinya ia merasakan sesuatu yang berbeda dari Aileen dan Lyvemon, "Tentu saja, Administrator."
"Bukannya saya sudah memperkenalkan diri?"
"Tau tuh Aileen, Kami takkan mati karena Nue kok, Kak Casia." Lyvemon memamerkan gigi rapi nan bersihnya, Casia, adalah nama dari Administrator bersurai hitam itu. Mereka berdua saling bertatapan, Aileen menganggukan kepalanya, begitupula dengan Lyvemon, mereka berdua sudah siap untuk pergi menuju sarang Nue yang dilaporkan berada di sebelah barat kota Audaces. Tepatnya di bawah Pohon raksasa bernama Capillus. Perjalanan menuju Capillus sangatlah jauh, mungkin membutuhkan waktu 2 hari untuk sampai di sana, total 4 hari termasuk perjalanan pulang. Namun dengan level mereka yang sekarang, seharusnya sudah cukup untuk berjalan menuju Capillus tanpa harus mati konyol, saat ini, Level mereka sudah masuk ke 20, dan tentu saja untuk mencapai level 20 mereka harus mati-matian Leveling menghabisi para monster yang semakin kuat, menyesuaikan diri dengan level mereka. Namun semakin kuat level monsternya, maka semakin tinggi juga Poin pengalaman yang didapat.
***
"Lyve, kau sudah membawa pasokan makanan?"
"Makanan, obat-obatan, semuanya oke!" Ujarnya dengan semangat, "Kalau begitu, kita berangkat sekarang." Mereka berdua melangkahkan kaki keluar dari rumah mereka dan menuju bagian barat kota, meski begitu, jaraknya sangatlah jauh. Aileen sudah meningkatkan staminanya, sehingga ia takkan mudah kelelahan meskipun berjalan dan bertarung seharian. Mereka berjalan, menginjak rerumputan halus yang ada di padang rumput ini, "Aileen, ini adalah kali pertamanya kita menjalankan misi jauh dari kota ya."
"Ini adalah permulaan yang bagus untuk kita, Lyve." Aileen tersenyum padanya, mereka berdua berjalan, mencoba untuk menghindari para monster, tentu saja demi menjaga stamina mereka, selain itu, Aileen akan menjauhkan Lyvemon dari para Slime yang berniat menelanjanginya. Kemampuan para Slime itu berlebihan, memakan pakaian, sosok yang telah menciptakan mereka pastilah orang mesum. Jika dipikir kembali, mengapa dunia seperti game ini diciptakan? Mengapa ada skill, mengapa ada Exp, seolah-olah, game di dunia sebelumnya terinspirasi dari dunia ini.
Namun untuk sekarang, tak ada gunanya untuk memikirkan hal itu, sudah dipanggil ke dunia ini saja membuatnya bersyukur. Mereka berjalan menuju barat, namun sayang, perjalanan mereka malah terhambat oleh sosok yang tak ingin mereka temui, itu adalah Orc! Sosok babi dengan tubuh monsternya, gemar memperkosa dan memakan manusia, mengapa Orc bisa ada di tempat seperti ini? "Tak ada waktu, Lyve, siapkan sihirmu. Aku mulai!" Aileen bersiap dengan posisi pertarungannya, ia mengincar senjata dari Orc itu, karena tanpa senjata, pastilah dia akan menang.
"Skill : Phantom Execution!" Ia melesat dengan skillnya, mengincar pergelangan tangan orc itu, namun.
TRANG!
Kedua mata Aileen terbelalak karena ia salah mengira, kulit Orc itu sekeras besi. Ia bahkan tak bisa menggores sedikitpun tangan orc itu. "GHAAAKKKH!!" Orc itu berteriak dan mengayunkan tangan kirinya, menghantam tubuh Aileen dengan keras sehingga membuatnya terpental menabrak bukit kecil, "Aileen! Sihir : Holy Bless!" Ia menyembuhkan Aileen, namun ia melupakan Orc itu yang sudah berdiri di belakangnya dengan air liur menetes dari mulut babinya, "Cih, jangan remehkan wanita, Sihir : Holy Wall!" ketika Orc itu hendak menyentuhnya, ia langsung melindungi dirinya dengan menggunakan dinding suci.
"Kelemahan Orc ada di jantungnya, bunuh dia, Aileen!"
"memuakkan." Aileen sudah berpindah ke atas punggung Orc itu, ia menyalurkan mana ke pedangnya dan menggunakan sihir untuk menembus kulit keras Orc itu,"Skill: Hot Iron Stab!" Dari bilah pedangnya, keluar bara api yang terlihat panas, bilah pedang itu menembus kulit keras Orc dan menusuk Jantungnya, Short Sword milik Aileen tertancap sepenuhnya di tubuh Orc itu, ketika ia mencabutnya, darah keluar bak air mancur.
"Keras sekali" Kesalnya, ia terkejut karena Level dari orc itu ternyata sudah 30, namun, Orc tidak mementingkan Hp, kebanyakan dari mereka memiliki Hp rendah namun Def tinggi.
Bersambung
Selanjutnya : Petualang Yang Menghilang, Bagian 2