Chereads / Tanpa Sadar Aku Terlahir kembali Di Dunia Yang Berbeda / Chapter 14 - Duel Di Arena : Imajinasi

Chapter 14 - Duel Di Arena : Imajinasi

"Lalu, sekarang bagaimana?" Aileen kebingungan dengan keputusan Flava yang gegabah. Mau bagaimanapun, Litus adalah petualang Rank-S, bahkan Aileen sendiri ragu kalau ia bisa mengalahkan Litus, apalagi Flava yang memiliki kekuatan yang jauh lebih kecil dibandingkan dirinya. Namun keputusan anak itu sudah bulat, ia benar-benar serius menerima tantangan yang diberikan oleh Litus Pulchra sang Guild Master.

"Kak Lyve, sebenarnya apa inti dari sihir itu?" Pertanyaan yang tepat. Siapapun akan bertanya, selain penggunaan mana, inti dari sihir itu apa? Dengan tenang Lyvemon menjawab, "Inti dari sihir adalah Imajinasi, dengan mengkombinasikan Aliran kekuatan mistis yang ada dalam tubuh dengan imajinasi yang ada dalam otak, kamu bisa menciptakan sihir yang hebat." Begitulah yang ia katakan. "Misalnya, semua orang di dunia ini mengimajinasikan minyak dan api untuk membuat semburan api seperti ini." Aileen ikut serta, "Namun, mengapa mereka tidak memikirkan yang lebih kuat, seperti membayangkan Gas, bukan minyak, seperti ini."

Api merah di tangan Aileen kini berubah menjadi berwarna biru, "Api biru, langka sekali." Kagum Flava, "Jadi, intinya adalah imajinasi ya." Flava menutup kedua matanya.

Ia mengangkat rendah tangan kirinya dan membayangkan sebuah api hitam di tangannya. "Elemen kegelapan memiliki kemampuan Debuff, seperti pembuta dan ilusi. Jika, jika aku membuat ilusi itu menjadi sebuah kenyataan, apakah bisa?" api hitam itu benar benar keluar dari tangannya.

"Darkness Elemental Skill : Black Fire Impact!" Ia melemparkan api hitam itu menuju patung latihan.

Black Fire Impact, Ledakan api hitam, sesuai namanya, api hitam itu meledak ketika mendekati targetnya.

"Hebat, itu baru putriku!" Aileen tersanjung. "Satu lagi, papa."

"Darkness Elemental Skill : Generate Black Arrow! Shot!" Ia menciptakan anak panah dari aura hitamnya, anak panah itu ia lepaskan dan melesat menuju target. Ketika anak panah itu menancap, tiba-tiba anak panah itu menghilang menjadi asap. "Cukup menguras mana." Kesal Flava.

"Lyve, dia bisa menciptakan skill khusus lho."

"Sulit dipercaya, bahkan, di dunia ini hanya kamu dan para dewa yang bisa menciptakannya, mengap- Tunggu ini masuk akal." Lyve tersenyum lembut.

"Kita memiliki ikatan, hanya orang yang memiliki ikatan denganmu lah yang bisa menggunakannya, seperti Flava yang menganggapmu sebagai seorang ayah dan kamu yang menganggapnya sebagai seorang putri, rasa cinta dan kasih sayang darimu itu akan mewariskan kekuatan pada Flava." Sekarang sudah jelas mengapa Flava bisa menggunakan teknik Penciptaan. Itu semua karena Aileen sendiri yang sudah menganggapnya sebagai seorang putri. "Papa, ini waktunya." Flava tersenyum lembut meskipun Aileen bisa melihat tangan Flava gementaran karena takut, panik dan perasaan tak enak lainnya.

"Flava, sebaiknya kamu ta-"

"Jika Flava berhenti, maka Flava akan dijadikan budak oleh orang itu, jika itu terjadi, Flava takkan bisa berada di sisi Papa dan Kak Lyve." Ujarnya dengan senyuman mirisnya, meskipun dirinya sudah takut setengah mati, yang bisa ia lakukan hanya menjalaninya dan menjalaninya, tanpa tau apa yang akan terjadi.

Mereka bertiga memutuskan untuk segera meunju arena duel di pusat. Orang-orang sudah menunggu, cukup banyak warga yang menyaksikan pertarungan yang akan terjadi, tak sedikit dari mereka yang mencemooh dan protes pada kelakuan Litus yang tak masuk akal ini. Petualang sekuat dirinya menantang anak yang masih polos dan tak tau apa-apa seperti Flava. Aileen menurunkan Flava dari pangkuannya, ia berkata dengan penuh rasa cemas, "Jika kondisinya tak memungkinkan, jangan ragu untuk mundur, mengerti?"

"Flava takkan kalah, papa." Ia tersenyum dan mengambil pedang Asassinnya dari Aileen, selain pedang Asassin, ia juga membawa senjata lainnya seperti pedang 1 tangan, pedang 2 tangan dan senjata lainnya yang ia sembunyikan dalam Inventory. Lyvemon sudah memberikan Izin khusus padanya, Lyvemon tak peduli meskipun pada akhirnya Flava akan dianggap sebagai anak dewa karean memiliki Inventory tak terbatas itu, ini demi kemenangan Flava.

Ia mulai memasuki arena, saat ini, Flava mengenakan mantel yang menutupi tubuh kecilnya, namun ketika Litus masuk kedalam Arena, ia membuka mantelnya dan memperlihatkan tubuh kecilnya yang memegang pedang kecil di tangannya. "Sepertinya kau benar-benar serius ya, bocah, fuuh." Litus membuang rokoknya sembarang. "Hal yang paling kubenci adalah tatapan sok dari bocah sepertimu, sepertinya aku harus memberikan pelajaran padamu ya." Litus mengambil tongkatnya yang sebelumnya ia simpan di punggungnya.

"Mulai!"

Semuanya hening. Dalam diam Flava berkata, "Darkness Elemental Skill: Shadow Self." 3 bayangan diri Flava muncul, sesuai namanya, bayangan hitam itu melesat dengan cepat menuju arah Litus yang tersenyum, "Ho, kali pertamanya aku melihat bocah dapat menciptakan skill, hebat." Litus tersenyum dan menghempaskan bayangan-bayangan Flava dengan mudahnya, namun tak ia sadari kalau sosok Flava sudah tak ada di depannya, "Darkness Elemental Skill : Blinder." Kepulan asap menutupi tubuh Litus, Flava menggunakan skill pembuta untuk membutakan lawannya menggunakan asap hitam.

'Ini akan mudah.'

"Darkness Elemental Skill : Black Arrow, Shot."

"Earth Elemental Skill : Castle of stone."

Flava terkejut, kedua matanya membulat sempurna karena Litus yang masih dalam keadaan buta dapat merasakan anak panah yang melesat menuju dirinya sehingga ia dapat menciptakan pelidung, "Purification."

"Kamu pikir, diriku yang sudah hidup lama ini akan dikalahkan dengan mudahnya, Bocah? yah kuakui kalau dirimu memiliki kekuatan hebat, namun karena hal itulah, aku tak perlu menahan diri!!" Senyuman mengerikan terukir di wajah Litus, wanita elf itu benar-benar mengerikan, ia melemparkan topi penyihirnya ke sembarang arah, ketika itu, ujung tongkatnya mengeluarkan cahaya kuning, "Thunder Elemental Skill : Shockwave!"

"Cih." Flava mulai bergerak berlari mengelilingi Arena untuk menghindari gelombang kejut yang diciptakan oleh Litus, "AHAHAHAHAHA!!!" Tawa kepuasan dari bibir Litus membuat siapapun ketakutan, 'Darkness elemental skill : Black flame impact.'

Ia mencoba skill barunya dengan melemparkan api hitam pada Litus, namun skill pelindung milik Litus sangat sulit untuk ditembus. "Flava! Pedangnya!"

'Pedang? Ah, terimakasih, papa.' Flava berhenti sejenak, ia mengambil pedangnya dari Inventory, semua orang terkejut melihatnya, "Dia.. dia memiliki tas sihir tak terbatas! Sebenarnya siapa anak itu?!" Salah satu penonton yang terkejut berkata demikian, "Infinity magic Bag, tas sihir yang hanya dimiliki oleh dewa dewi, namun bisa diwariskan, ternyata kau adalah bocah yang spesial ya." Litus berbicara dengan nada berat yang mengerikan.

Ia mengambil pedangnya dan memasang kuda-kuda, 'Pelindung sihir dapat dihancurkan dengan hentakan kuat.' batinnya, "Darkness Elemental Skill : Bloody Tears."

"Bodoh! Jangan menggunakannya!" Bentak Aileen dari atas sana, itu adalah skill yang sangat berbahaya bagi kehidupan pengguannya, kekuatan akan meningkat, namun harus mengorbankan darahnya. Darah mulai keluar dari sudut mata Flava, rasa sakitnya tak terbayangkan, namun ini adalah awal. Ia menggeserkan kaki kirinya untuk membuat kuda-kuda yang terbuka. "Skill kegelapan yang melegenda itu ya, tidak menggunakan mana melainkan menggunakan darah sebagai pengorbanan, bocah yang nekat."

"Semuanya.. demi diriku! Demi papa! demi kak Lyve!!" Aura hitam keluar dari tubuh Flava, itu adlaah aura ketakutan yang diserap oleh kekuatannya sendiri, aura ketakutan itu akan berubah menjadi kekuatan, senyuman Flava yang biasanya lembut, kini berubah menjadi senyuman mengerikan. "Dark Elemental Skill : Slash of Fear!"

Bersambung

Selanjutnya : Petualang Rank-D