Chereads / Tanpa Sadar Aku Terlahir kembali Di Dunia Yang Berbeda / Chapter 10 - Petualang Yang Menghilang, Bagian 2 : Summoner

Chapter 10 - Petualang Yang Menghilang, Bagian 2 : Summoner

Orc, makhluk keras itu sudah menjadi bangkai sekarang. Namun luka yang diterima oleh Aileen sedikit berat, karenanya ia memutuskan untuk beristirahat sejenak. Tentu saja ia membawa Lyvemon menjauhi Bangkai Orc itu supaya Orc itu dimakan oleh para slime yang memang selain memakan pakaian, makanan kesukaan mereka adalah makhluk lain. Namun mereka tak memakan manusia, entah apa alasannya, mereka hanya memakan sesama monster saja.

Aileen duduk di atas rerumputan seraya menikmati sepotong roti yang sudah ia bawa sebelumnya, ia sudah menduga kalau hal ini akan terjadi, benar, ia akan bertarung dan kelelahan, tentu saja ia akan membutuhkan asupan makanan. Namun pertarungan tadi hanyalah pembukaan saja, Aileen berdiri dan kembali memakai jubahnya yang sebelumnya ia titipkan pada Lyve, "Kita lanjutkan, Lyve, kita tak bisa membuang waktu."

"Aileen tunggu." Pintanya, sepertinya Lyvemon ingin mengatakan sesuatu, lantas dengan bingung Aileen menaikan sebelah alisnya, "Mengenai Nue." Ujarnya, "Nue? Ada apa?"

"Aku yakin kalau monster seperti Nue takkan bisa hidup tanpa tuan." Lyvemon menggigit bibir bawahnya, "Disana ada Summoner, Orc tadi adalah bukti keberadaannya." Lanjutnya, memang aneh, mengapa bisa ada Orc di kawasan terbuka seperti ini? Biasanya Orc berada di tempat gersang atau di dalam hutan, tak mungkin kalau Orc berani memasuki kawasan manusia dan makhluk lemah seperti Slime.

"Jadi maksudmu, kedatangan Orc tadi bukanlah sebuah kebetulan?" Aileen bertanya kembali untuk memastikan, "Benar, ketika dia bertarung denganmu, aku merasakan hawa kehadiran orang lain di sekitar sini, aku yakin kalau itu adalah Summoner." Lyve mulai berkata dengan lebih serius, "Aileen, selanjutnya, yang akan menjadi musuh kita bukan hanya monster."

"Melainkan manusia juga, ya." Sahut Aileen, tidak semua manusia baik, semua orang tau itu. Di dunia mana pun, yang namanya orang jahat pasti akan selalu ada. "Aku tak peduli, kita hanya perlu membunuhnya bukan?" Tatapan Aileen menjadi tajam, "Jika tidak ada pilihan lain, maka itu adalah satu-satunya pilihan kita, Lyve." Senyuman Aileen berubah mengerikan, entah mengapa, ia menjadi bersemangat ketika mendengar ada manusia yang menjadi musuhnya. "Mengapa Aileen terlihat senang?"

"Manusia yang jahat adalah sampah, aku.. sudah pernah diperlakukan buruk oleh manusia jahat ketika aku berada di dunia lama ku." Ujarnya, ia kembali teringat wajah-wajah orang yang ia benci, namun meskipun begitu, ia melupakan nama mereka dan tentu saja ia sama sekali tak berniat untuk mengingat mereka, "Aileen."

"Selain menjadi petualang yang akan membunuh Raja Iblis, misi kita juga adalah menegakkan kebaikan dan kedamaian di dunia ini, percuma saja jika kita membunuh Raja iblis tapi masih ada manusia yang mengotori dunia ini dnegan kejahatan mereka." Ujarnya lagi, Aileen berjalan maju, "Ayo, kita selamatkan petualang malang itu." Aileen mengulurkan tangannya, matahari sudah berada di ufuk barat, ia berdiri membelakangi mentari sehingga di mata Lyvemon, sosok Aileen menjadi bercahaya dan tentu saja itu terlihat keren, Lyve membalas uluran tangan Aileen dan ikut tersenyum.

"Kita pasti bisa." Ujarnya dengan penuh semangat. Mereka berdua kembali berjalan mengikuti mentari sore yang semakin lama menenggelamkan dirinya ke belakang gunung yang menjulang tinggi di sebelah barat. "Sejauh ini, tak ada masalah sedikitpun ya." Ujar Aileen seraya melemparkan pedang kecilnya pada Goblin yang mencoba menerjangnya, "Benar, hanya saja, para kroco itu terus mengganggu pembicaraan kita, seolah-olah mereka iri." Sahut Lyvemon, ia merapalkan sihir penambah stamina supaya mereka bisa berjalan lebih jauh lagi.

Pada akhirnya, mereka berjalan sangat jauh, meskipun begitu, perjalanan mereka masih panjang, malam sudah tiba, para monster berjenis Goblin mulai aktif di malam hari, mereka harus bersiap dengan serangan mendadak. "Skill : Night Vision!" Lyvemon menambahkan buff yang membuat mereka bisa melihat dalam kegelapan, buff yang benar-benar berguna.

"Ini dia, mini boss baru kita." Aileen tersenyum miris ketika melihat monster yang semakin terlihat kuat menghadang mereka, "Aileen.."

"Lyve, seharusnya kamu bisa menggunakan sihir suci untuk menyerang Undead kan?" Aileen menarik kedua Asassin Swordnya. "Tentu."

"Dia adalah monster tipe Undead, entah karena alasan apa, dia kini bermutasi menjadi monster yang mengerikan, namun undead tetaplah undead, ketika aku memintamu untuk menyerang, maka seranglah dengan sihir, namun jika aku tidak memintamu untuk menyerang, jangan lakukan, mengerti?"

Dunia ini adalah dunia sungguhan, bukan game, sehingga jika Lyvemon tak sengaja merapalkan sihir dan malah mengenai Aileen, maka semuanya akan berbahaya. Undead itu tak banyak berlagak, ia langsung membantingkan gada raksasanya pada Aileen dan Lyvemon, namun dengan cepat mereka berdua melompat ke dua arah yang berbeda, "Lyve! Sekarang!"

"Area of Effect skill : Holy Explosion!" Lyvemon langsung memberikan sihir ledakan suci pada monster itu, ia sengaja memberikan serangan AoE karena ia bisa melihat segel pelindung yang dapat melindungi Undead itu dari sihir (Area of effect : Skill yang dapat memberikan efek dalam jarak luas, biasanya dalam game Rpg, AoE ditandai dengan tanda peringatan merah di bawah kaki lawan.) "Sihir : Burning Blade!" Aileen membakar kedua pedangnya dengan sihir api, "Skill : Asassin Hack!"

"Sihir suci : holy Protection." Mereka berdua melakukan sebauh skill kombinasi pertama, "Combination Skill : Phoenix Hack!"

Aileen melesat dengan cepat, tubuhnya dilindungi oleh sosok burung api, Phoenic. Skill Phoenix Hack adalah skill AoE yang memiliki dampak besar, radius ledakan dari skill ini bisa mencapai 10 Meter, tentu saja untuk undead, skill ini sangat berefek, ditambah lagi, api yang ia gunakan bukanlah sembarang api melainkan api yang diberikan sihir suci oleh Lyvemon, benar, api suci.

Aileen meluncur dengan kecepatan tinggi , 'Tubuhku rasanya seperti dicabik-cabik.' Batinnya, namun dengan kekuatan penuh, ia berputar dengan kecepatan tinggi, burung api yang melindungi dirinya juga berputar sehingga tercipta sebuah drill api raksasa yang menghantam gada raksasa sang undead, semakin lama gada itu mendapatkan retakan,

BRANG!

Gada besi itu sepenuhnya hancur, kini drill itu melesat menuju dada sang Undead dan melubangi tubuhnya, Aileen mendarat dengan posisi berlutut disertai senyuman penuh kemenangan. Ia bediri, kembali memasukan kedua pedangnya kedalam sarung pedang dan..

DAR!

Tubuh Undead itu meledak karena tak sanggup menahan panas dari api suci. "Hehe." Ujarnya, "Aileen, kau oke?"

"Seperti yang kamu lihat, aku sangat oke." Aileen tersenyum pada Lyvemon, meskipun wajahnya pucat, ini adalah permulaan, masih banyak monster yang sama kuatnya dengan Undead itu menunggu mereka di depan sana, namun untuk malam ini, sepertinya harus beristirahat dulu.

~Buku Harian Aileen~

PHOENIX HAACK!! haha, skill itu sangat keren, aku hanya meniru gerakan karakter dalam anime yang kusukai semasa hidup di dunia lama, hari ini sampai sini dulu, aku sangat kelelahan karena sudah mengeluarkan skill kombinasi sekuat itu, bakan saking kuatnya, Undead saja sampai meledak, haha.

Selanjutnya, Petualang yang Menghilang, Bagian 3 : Nue