Chereads / Us! / Chapter 22 - Berbeda

Chapter 22 - Berbeda

Hari yang paling membingungkan.

Kebanyakan orang benci hari Senin, terutama bagi para siswa karena harus upacara dan peralatan yang tahu-tahu sudah menghilang, mulai dari topi, dasi ikat pinggang.

Banyak dari mereka yang bingung bagaimana bisa mereka menghilang saat ingin dipakai. Alhasil karena sudah menjadi peraturan, maka yang tidak memiliki perlengkapan lengkap akan diberi hukuman berdiri di posisi paling belakang, dan melakukan beberapa hal yang lain.

Xena, hari ini tidak memakai jaketnya, gadis itu mengenakan seragam berlengan pendek, rok batas lutut dengan stoking panjang. Rambutnya sebahu dikuncir. Hanya saja dalam seragamnya ia mengenakan manset turtleneck lengan panjang senada dengan warna seragamnya. Ini pertama kalinya ia tampil biasa.

Tentu saja bukan keinginannya.

Sebab tak mungkin upacara dengan menggunakan jaket. Terlebih karena ia mendengarkan omongan dari teman-temannya agar tak terlalu kelihatan mencolok, mereka berisik sekali saat menyuruhnya mengenakan itu. Kalau pakai jaket kan mencolok sekali, dan pakaiannya sekarang tak menyalahi aturan sama sekali hingga ia bisa tenang.

Jadinya untuk pertama kalinya tak ada lagi tatapan heran dari orang-orang melainkan biasa saja.

Mungkin beberapa orang menatapnya agak lama karena gadis itu rupanya cantik juga.

Dan turtleneck itu aslinya pemberian teman-temannya, mereka membelinya saat Xena menolak untuk ikut mereka ke mall. Mereka membelikan Xena beberapa lembar sesuai dengan warna seragamnya.

Xena tentu saja tidak bisa menolak ketika diberikan hal semacam itu.

Sudah ditolak pun tahu-tahu baju itu sudah berada di dalam tasnya.

Mereka bilang kalau tidak mau diterima silakan buang saja, dan Xena tak sampai hati membuangnya. Jadi ia pun akhirnya menerimanya juga meski setengah terpaksa.

Saat akan berangkat sekolah ia dibingungkan dengan apakah harus memakainya atau tidak.

Awalnya ia hanya coba-coba walau terlihat aneh tapi rasanya nyaman juga. Lalu untuk jaga-jaga ia pun membawa jaket juga dalam tasnya.

Reaksi pertama dari ketiga temannya itu adalah heboh. Mereka memutari Xena beberapa kali, membuat gadis itu merasa kurang nyaman. Meski pada akhirnya langsung berphoto dengan wajah Xena tak sekali pun mau menghadap ke arah kamera.

Kali ini Xena sesuai dengan dugaan mereka, ia jadi nampak cantik dan modis.

Tak salah memang mereka membelikannya.

"Sejak kapan kau jadi secantik ini," kata Echa.

dan Xena tak meresponnya.

"Tentu saja, kita ini kan geng cantik," ujar Sasa menyahut.

Mereka pun akhirnya kembali ke dalam kelas, saat itulah orang-orang sadar, gadis modis itu ternyata Xena. Biasanya selama ini ia selalu tertutup. Baik perilaku mau pun sikapnya.

Namun sekarang ia jelas terlihat berbeda, mungkin karena gadis juga berteman dengan yang lain.

"Ngomong-ngomong, isi tasmu apa sih? kok besar banget," kata Echa melirik tas Xena yang baru saja ia letakkan, ukuran jauh daripada mesinnya, sepertinya harus segera direndam.

"Ada yang kuberikan, nanti saja," katanya, penyebab yang ia miliki iri hati.

Ketiganya pun saling lirik, memangnya apa yang ingin di berikannya, kalau dibilang begitu kan Mereka jadi penasaran sekaligus deg-degan.

Namun perasaan itu harus di tahan sejenak karena mereka harus ikuti upacara setelah merapikan seragam dan peralatan sekolah.

Rasanya bagi mereka akan memalukan jika berdiri paling belakang, kalau ada yang salah gurunya lah yang mengajaknya santai.

Pakai yang ada saja, jangan membuka yang baru.