Dino kemudian menyodorkan makanan ikan tadi pada Xena, Mungkin gadis itu ingin mencoba memberi makan ikan juga, awalnya Xena nampak meragu, sebelum mendengar Dino berbicara.
"Ikan-ikan di sini sangat jinak, kalo kamu masukin tanganmu ke air sambil megang makanan ini mereka bakalan datang loh," ujarnya lagi, sementara itu Xena hanya diam saja tanpa ekspresi.
"Kamu gak percaya ya? ini lihat baik-baik."
Dino memang tak bercanda, lagipula ia memang pernah memberikan makanan ikan ini beberapa hari sekali, Kini ia berjongkok, mengambil sejumput makanan ikan tadi, lalu tangannya ia masukkan ke dalam kolam yang cukup jernih, hingga Xena bisa melihat ikan-ikan yang tengah berenang itu.
Sesuai dengan ucapan Dino, Ikan itu beneran datang dan menuju ke arah tangan Dino. Mengerumuninya.
Meski wajah Xena masih sama, namun binar dari matanya tak bisa ditutupi, gadis itu nampak senang melihatnya.
"Rasanya geli, mau coba?" tawarnya. Xena tak menjawab.
"Tidak apa-apa, walau mengigit sama sekali tidak akan sakit kok," ujarnya lagi setengah membujuknya, padahal aslinya Xena tak merasa takut, jangankan hal itu, digigit sampai berdarah pun ia tak peduli, tidak akan terasa juga pikirnya.
Ia hanya merasa aneh saja, Dino sangat ramah padanya.
Sementara itu Dino hanya bisa tertawa kecil, ia melakukan segala cara untuk dekat dengan Xena, tapi sering sekali tak berhasil, lalu lihatlah kali ini, hanya dengan ikan saja mereka jadi dekat.
Lengan tangan Xena agak panjang, jadi biar tak kena air kolam dan membuatnya basah, Dino pun menyuruh Xena yang baru saja berjongkok di sampingnya untuk menggulung lengan bajunya sedikit. Untuk sesaat gadis itu lupa pada sesuatu. Hingga saat pandangan mata Dino akhirnya fokus ke pergelangan tangan Xena, gadis itu segera menarik tangannya.
Xena melemapr makanan ikan tadi kalau segera pergi dari sana, sembari merapikan lengan bajunya. meninggalkan Dino yang terpaku, ia tak bisa menahan keterkejutannya, ketika di pergelangan tangan Xena tadi, ia yakin melihatnya dengan jelas, itu bekas luka, bukan bekas luka bakar, melainkan luka karana benda tajam.
Sejenak pikirannya melalang buana, jangan bilang itu karena Xena melakukan self harm, Hal yang sering dilakukan kaula muda pikirnya.
Di jalan Xena merutuki dirinya sendiri, bisa-bisanya ia malah menggulung lengan bajunya, padahal luka- luka itulah yang membuatnya mengenakan pakaian tertutup. Dia sudah gila, sangat gila. ia memerhatikan tangannya, entah apa saja yang sudah dipegangnya.
Beragam pikiran muncul di kepalanya, Sama seperti di sekolah sebelumnya, mungkin ia akan dibully lagi nantinya.
Apalagi sekarang rahasianya tengah dipegang oleh seseorang yang dikenalnya, ia yakin sekali pria itu tidak akan diam saja dengannya.
Setidaknya besok berita ini akan tersebar, dan jika tersebar ia harus segera pindah sekolah.
Namun ini sedikit tidak mudah, Karana ia juga baru saja pindahan., jadi masih agak ngebleng dan tak bisa pindah sekolah secepat itu juga.