Ramai sekali itulah yang Xena pikirkan.
Niat hati ingin langsung pulang ke apartemennya malah tidak jadi gara-gara Sasa dan Echa langsung menariknya untuk masuk ke mobil.
Mobil Sasa tepatnya. Keduanya ingin jalan-jalan ke mall dengan mengikutsertakan Xena tentu saja, tapi Xena sangat merasa tidak nyaman.
"Ikuti kami sesekali, kau juga butuh hiburan dari pada sekedar baca buku," kata Echa.
"Tepat sekali, bagaimana kalau toko aksesoris?" tukas Sasa memberi ide.
"Oh ayolah jangan aksesoris dulu kita kan ke sini mau senang-senang, ayo pergi ke area permainan." sambung Echa merasa tak setuju ia kemudian melihat-lihat sekitar seakan mencari sesuatu.
"Mari pilih tempat ke dua karena tempat pertama sepertinya ada banyak orang."
"Setuju."
Andai Xena punya kesempatan untuk lari, sayangnya hal itu tidak bisa ia lakukan Karena setelah dari tadi Sasha terus-menerus memegang lengannya.
lain lagi dengan Icha yang kini tengah membeli koin permainan.
Mereka bermain bom-bom car.
Xena menutup itu dengan bingung sebab belum pernah menaikinya sekali pun. jadi baik eh Sasa dan Eca pun menjelaskan padanya.
Xena cepat menangkap jadinya ia bisa mengendarainya dengan tenang.
meski begitu tidak ada aura sama sekali dari ekspresinya yang datar.
berbanding terbalik dengan Sasa dan Icha yang kadang-kadang berteriak kegirangan ketika saling membentur.
Xena tentu pernah melihat permainan ini di televisi. menurutnya sih ini lumayan.
"Bagaimana kalau kita berlomba saja?" kata Echa menantang.
Sasa langsung membalasnya dengan gilingan Sebab ia selalu saja kalah dengan Echa.
"Kita main bertiga dengan Xena tentu saja."
Xena sebenarnya tidak mau tapi akhirnya ia mengangguk saja ketika Echa kembali bersikeras.
Mereka kini berada di area balap. dan salah satu penjaga di sana pun menjelaskan aturan permainannya.
tak terlalu sulit untuk dipahami jadinya sehingga Xena langsung menggangguk tanda paham.
ketika aba-aba mulai pun yang pertama melancar adalah Echa.
baru kemudian Xena mengikutinya dan Sasa yang terakhir.
Sedang berpikir kalau ini perlombaan jadinya ia harus lebih cepat dan langsung tancap gas. dan tahu-tahu ialah yang menjadi pemenangnya sementara Echa tak sengaja membentur dinding yang terbuat dari ban karet.
melihat Echa yang seperti itu sehingga kemudian meninggalkan mobilnya kemudian mendekati Echa menanyakan keadaannya.
lalu Sasa muncul dengan keadaan terengah-engah karena berlari.
"kamu baik-baik saja?" tanya Xena.
bukannya menjawab pertanyaan Xena Echa malah tertawa sebab tak menduganya, ternyata Xena punya sisi seperti ini juga senang rasanya ketika tahu ada yang mengkhawatirkannya.
"tentu tubuhku bahkan lebih keras daripada ban kali ini," sahutnya.
sambil menepuk pundak Xena.
"kau menang, selamat ya," katanya.
kemudian Sasa terlihat ingin menangis.
sebab tadi berpikir Echa kenapa-kenapa.
"Jangan nangis di sini, aku belum mati," kata Echa.
setelahnya Mereka pun pergi dari sana untuk mencoba permainan kedua.
kali ini yang lebih tenang.
yaitu permainan memasukkan bola basket ke dalam ring.
berapa kali pun Echa melemparnya selalu saja masuk. sementara Sasa sendiri hanya satu dua kali saja.
Mereka kemudian menyuruh Xena untuk mencobanya Tapi senang Langsung menggiling meletakkan ia belum pernah mencoba hal seperti ini.
"kau hanya perlu melemparnya masuk ke dalam ring," kata Echa.
ketika bola itu berada di tangannya Sena pun mengikuti apa yang Echa katakan.
"Dari tadi dia bilang baru pertama kali mencobanya tapi kok pro begini ya," bisik Echa kepada Sasa merasa tak terima.
"Entah, tapi dia keren ya,"
"Tentu saja siapa lagi kalau bukan teman kita," sahut Echa bangga.
lalu setelahnya sasa merasakan lapar, mengajak kedua temannya untuk makan burger.
Sambil menimbang-nimbang mereka akan main apa lagi tapi ketika itu Sasa mendapatkan telepon Ia lupa bahwa hari ini harus les piano.
Sehingga harus pamitan.
"aku juga harus pulang ini sudah terlalu sore," kata Xena santai.
"nanti kita main lagi ya."