Chereads / Us! / Chapter 36 - Teman

Chapter 36 - Teman

Rasanya agak pusing.

Menatap ke sekeliling hanya ada kegelapan.

Ia bangkit perlahan sambil menopang tubuhnya berjalan pelan menyusuri dinding, kemudian menghidupkan lampu.

Ia kemudian melirik, itu rumahnya.

Kepalanya penuh tanda tanya, sekarang sudah malam, jam menunjukkan pukul delapan malam tepat.

Ia bahkan tak menyadari sudah tertidur.

Sejak kapan dirinya bisa tidur nyenyak seperti tadi, bahkan tanpa mimpi buruk, aneh sekali memang.

Dan saat itu ia merasakan perutnya lapar.

Xena bahkan masih memakai seragam sekolahnya, jadi dengan cepat ia menggantinya setelah mandi.

Barulah setelah itu ia turun, sepertinya ia harus membeli makanan di supermarket.

***

Ali duduk di salah satu kursi di depan supermarket, ia baru saja ganti shif dan sekarang ia sudah bebas, namun ia belum pulang, melainkan tengzh bersantai, sambil berharap gadis itu muncul.

Dia menunggu Xena, dan benar saja, tak lama gadis itu muncul kembali, dengan ekspresi masih sama, datar dan tatapan matanya, sama sekali tak hidup. Ia seperti manusia cangkang tanpa isi. Dan yang ia lakukan hanya memerhatikan.

Tidak bermaksud mau mencampuri urusan orang lain, tapi bagi Ali sendiri, gadis itu sedikit berbeda. Yang ia tahu, Xena tinggal sendiri tanpa orang tua, jadi ia pikir apa mungkin gadis itu juga sama seperti dirinya. Makannya ia suka membeli makanan instan yang sama sekali tidak sehat.

Lalu, bagaimana cara mendekatinya supaya tak dibilang sok kenal atau aneh.

"Gatau deh, maju aja," gumam Ali kemudian berjalan ke arah Xena.

Sementara itu Xena sendiri terlihat biasa saja, ia tak memerhatikan Ali yang mendekat. Ia berhenti melangkah ketika mendapati Ali di hadapannya.

Xena tidak mengatakan apa pun dan memilih melimpir.

"Tu–Tunggu!" kata Ali cepat.

"Ya?"

Ali mengulurkan tangannya.

"Kenalin, aku Ali, kamu ingat, karyawan di supermarket ini,' ucapnya.

Xena tampak ragu, tapi meski begitu ia pun menyambutnya santai. Namun hanya sejenak.

"Xena," sahut si gadis membalas.

Ali tersenyum senang, sepertinya gadis

memang baik, hanya kurang senyum dan berbaur saja.

"Ah, begini, kau tahu, sebenarnya–"

"Nak Ali! Mau nasi goreng gak?"

Sebuah teriakan mengalihkan pandangan Ali, gerobak nasi goreng yang memang suka mangkal di sana itu merupakan salah satu langganannya.

"Iya, Mang, mau!" sahut Ali.

"Nengnya mau juga gak?" tanya si penjual melirik Xena.

"Maaf–"

'Kesempatan' pikir Ali.

"Iya, Mang, dia mau juga." sahut Ali.

Saat Xena melirik padanya dengan heran, dengan cepat Ali berkata.

"Nasi goreng mang Ujang yang paling enak, kamu pasti suka, ayo."

Xena pun akhirnya duduk di salah satu kursi.

"Nasi goreng buat nengnya pedes atau enggak?" tanya mang Ujang.

Dalam hal ini tiba-tiba Xena ingat kejadian tadi siang, makanannya dan temannya di samakan.

"Samakan saja dengan Ali," jawab Xena.

Dan Ali senang mendengarnya.