Heman menghirup nafasnya dalam-dalam mendengar syarat yang diajukan oleh calon mertuanya.
"Ya kita bertarung dengan tangan kosong. Jika Kamu menang. Ayah akan menikahkan kalian,"
"Baiklah Ayah. Aku siap,"
Keduanya pun berpelukan, namun Yanti merasa was-was Herman tidak sanggup melawan Ayahnya yang terkenal jago bela diri. Herman pun langsung pamit.
Wak Ti menyerahkan rantang pada Herman.
"Ini untuk Bunda Kamu. Masakan calon menantunya,"kata Wak Ti.
Yanti tertunduk malu mendengar godaan dari adik ayahnya itu.
Herman langsung masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan rumah Yanti.
"Yah. Apa nggak ada syarat lainkah?"tanya Yanti ketika Herman sudah pulang.
"Kamu kenapa Yan? Takut? Jika Herman nggak sanggup lawan Ayah? Jika Ayah aja dia tidak sanggup lawan, bagaimana dia akan menjaga Kamu jika ada orang jahat?"jawab Pak Din.
"Ya Ayah. Aku rasa Aku nggak akan kawin-kawinlah. Habis syarat Ayah itu kelewatan, Bang Herman mana sanggup melawan Ayah,"ucap Yanti.