Haikal dan Lela langsung berlari masuk ke dalam kantor dan menuju ke ruangan Herman.
"Kurang ajar mereka ya? Ngerjain kita. Maunya kan telpon jika sudah ketemu laptopnya. Aku akan memarahi Pak Rijal,"ucap Lela ketika mereka mau sampai di depan ruangan.
"Ya Kak, Aku kesal. Uang raib lima ratus ribu, mau ambek balek nggak mukin. Bisa-bisa Akbar melaporkan kita pada Pak Rijal,"sahut Haikal.
Tuk..
Tuk..
"Masuk,"
Mereka berdua masuk bersamaan ke dalam ruangan Herman.
"Pak. Kenapa Anda tidak memberitahukan kepada kami jika laptop Faiza sudah ketemu? Kami kan nggak mesti pusing mikirin carinya lagi,"kata Lela. Dia mengeluarkan unek-uneknya.
"Ya Pak. Untung saja ada Akbar yang memberitahukan pada Kami,"sahut Haikal.
Rijal memandang kedua manusia di hadapannya itu dengan tatapan membunuh.
"Kalian panic bukan? Nggak bisa menemukan laptop Faiza? Apa kalian ada pikirkan bagaimana Faiza menangis karena Kalian?"bentak Rijal.