Semua yang ada di sana terkejut mendemgar pengakuan dari Lela.
"Huuuu," teriak semua staf.
"Itu bukan pinjam namanya tapi menyembunyikan. Emang resek banget loe jadi orang"tunjuk Rika ke arah Lela.
Yang tidak berani mengangkat wajahnya.
"Siapa dia antara kalian yang ambi laptop?"tanya Rijal.
Haikal menunjuk tangannya.
Plak..
Plak.
Dua tamparan mendarat di kedua belah pipi Haikal.
"Kau liat ke arah sana, Faiza menangis karena laptopnya hilang. Karena laptop itu separuh dari nyawanya, minta maaf sama Dia,"bentak Rijal seraya menunjuk ke arah Faiza yang duduk lemas tak berdaya.
"Kepada yang lain silakan kembali ke ruangan masing-masing,"perintah Herman.
"Pak. Tolong hukum manusia nggak ada akhlak seperti mereka. Biar sadar, jika perlu potong tangannya. Buat seperti hukaman di arab saudi,"kata Hamka.
Herman menganggukkan kepalanya.
Hingga semua sudah bekerja kembali.
"Kalian segera ke ruangan Saya,"titah Herman.