Chereads / Reinkarnasi (Mengubah Takdir) / Chapter 11 - Bab 11. Kehadiran Shuwan

Chapter 11 - Bab 11. Kehadiran Shuwan

Di dalam Istana Wai Tansu, terlihat Pangeran Lie Qingang yang sedang berbaring di atas Kasur besar berwarna merah. Tampaknya, Pria itu sedang merenung. Sambil menatap langit-langit atap Kamarnya. "Qiaofeng... Aku benar-benar tidak bisa mengerti dirimu," dalam benak Pangeran Lie Qingang yang masih memikirkan Qiaofeng.

Sementara itu di dalam Istana Wei. Terlihat, Shuwan yang sedang berdiri tegap menatap Wajahnya yang berada di dalam cermin. "Qiaofeng...! Hah!" Shuwan mengayunkan Tangan kanannya ke arah Meja yang berisikan alat rias. Srak! Semua benda itu terjatuh ke lantai dengan berserakan. "Mengapa kau selalu mendapatkan keberuntungan didalam hidupmu?! Mengapa selalu engkau?! Bukan hanya Fei Hung yang menggilaimu, tapi sekarang seorang Pria yang hebat seperti Pangeran Lie Qingang pun bisa kau dapatkan! Dasar sialan, beraninya dia melukai Wajahku, Qiaofeng... Tunggu pembalasanku." Kata, Shuwan yang masih menatap Wajahnya didalam cermin, kedua telapak Tangan mengepal dengan erat. Tubuhnya bergetar karena rasa benci itu telah memuncak.

Ke esokkan paginya, di Istana Wuxin. Saat itu, Qiaofeng sedang duduk di atas Kayu depan Istana, Gaun yang dia kenakan berwarna biru muda, rambutnya panjang terurai, tidak lama kemudian, Qiaofeng mendengar suara Kereta Kuda yang masuk ke Istananya. Segera, Qiaofeng memalingkan Wajahnya untuk melihat siapa yang bertamu ke Istana.

Saat Tandu masuk ke halaman Istana, Qiaofeng melihat siapa orang yang berada didalam sana, ketika Kain putih itu tersapu angin. Qiaofeng hanya diam, saat melihat orang yang berada didalam Tandu adalah Wei Shuwan. Tidak lama kemudian Tandu berhenti tepat didepan Istana Wuxin. Qiaofeng segera memalingkan Wajahnya, dia terlihat sangat tidak memperdulikan hal itu.

Tidak lama kemudian, Ratu Huanran dan Raja Zian Chen, keluar dari dalam Istana untuk menyambut Wei Shuwan yang sudah berada di halaman Istana.

Mingmei yang berjalan dari arah dapur Istana, kemudian dia menghentikan langkahnya, dia menatap Raja dan Ratu yang sedang menyambut kedatangan dari Putri Shuwan, "hah?! Untuk apa dia datang kemari?!" Dalam benak Mingmei yang terlihat sangat curiga akan kedatangan dari Putri Shuwan yang mendadak.

Kemudian, Mingmei memalingkan Wajahnya untuk dapat melihat Putri Qiaofeng yang sedang duduk didepan Istana. Lalu, Mingmei berjalan untuk menghampiri Putri Qiaofeng, "Putri?" ucap, Mingmei dengan perlahan Tangan kanannya menepuk Pundak Putri Qiaofeng.

Qiaofeng yang mendengar namanya dipanggil seseorang, segera dia memalingkan Wajahnya ke arah samping kiri. Lalu, Mingmei kembali berbicara kepada Putri Qiaofeng. "Apakah Anda baik-baik saja?" tanya, Mingmei yang terlihat menghawatirkan Nonanya itu.

"Kau bisa melihatnya sendiri," kata Qiaofeng yang segera turun dari atas Kayu yang di duduki, kemudian Qiaofeng berdiri dengan tegap dihadapan Mingmei. Segera dia memalingkan Wajahnya untuk dapat melihat ke arah Shuwan. Perlahan Qiaofeng melangkahkan Kakinya untuk dapat meninggalkan Mingmei dan menghampiri Shuwan berada.

Mingmei hanya terdiam melihat sikap dari Nonanya itu, sambil menatap diri Qiaofeng.

"Lihat, siapa yang datang?" kata, Qiaofeng yang sudah berada dibelakang Tubuh Raja Zian Chen dan ratu Huanran. Tidak lama kemudian, Raja dan Ratu memalingkan Wajah mereka ke arah belakang. Shuwan dengan cepat menatap diri Qiaofeng, tatapan Mata yang dia berikan sangat kesal kepada Qiaofeng. "Haha, lama tidak berjumpa, Kakak. Apa kabarmu?" kata, Shuwan yang segera tersenyum kepada Qiaofeng.

"Aku sangat baik, lama tidak bertemu? Sepertinya ingatanmu sudah mulai menurun ya, Shuwan?" jawab, Qiaofeng dengan nada bicara tegas, raut Wajahnya tampak dingin ketika melihat sepasang Mata Shuwan.

"Bukankah benar begitu, Putriku? Apakah kalian sebelumnya sudah pernah bertemu lagi?" tanya, Ratu Huanran yang sedang menatap Wajah Qiaofeng.

"Ya, tapi sayang sekali, Shuwan tidak mengingatnya, apakah sekarang kau memiliki ingatan yang buruk, sehingga melupakan pertemuan kita?" sambung Qiaofeng lagi, dengan menatap Mata Shuwan dengan tajam.

Shuwan yang mendengar ucapan dari Qiaofeng dia terlihat sangat kesal, "sialan, kau Qiaofeng!" Dalam benak Shuwan yang terlihat sangat tidak senang.

"Hahaha, aku akhir-akhir ini memang cukup sibuk, urusan didalam Istana Wei sangat menumpuk, aku juga selalu berlatih bela diri, jadi mana mungkin aku sempat berjalan-jalan sampai ke Kota Lianxing." Jawab, Shuwan dengan menutup sepasang Matanya, sambil tersenyum tipis kepada Putri Qiaofeng.

Mendengar penjelasan dari Shuwan, membuat diri Qiaofeng ingin tertawa. "Hm, kau memang benar. Karena kau adalah Putri kebanggaan dari Istana Wei. Jadi bagaimana mungkin, seorang Putri yang patuh sepertimu bermalas-malasan, mungkin aku yang salah mengira, maafkan aku." Qiaofeng melirik Wajah Shuwan yang tertutup dengan kain berwarna kuning, seiras dengan Gaun yang dia kenakan, lalu Qiaofeng tertawa kecil ketika melihat itu.

"Hah, mungkin saja, tidak apa kakak." Jawab, Shuwan yang selalu tersenyum ramah kepada Qiaofeng.

"Jadi apa saat ini kau memiliki waktu yang sangat senggang, sehingga dapat datang kemari, bukankah perjalanan dari Istana Wei kemari, memakan waktu yang lama?" kata, Qiaofeng yang terus bertanya kepada Shuwan.

Shuwan sungguh terkejut mendengar ucapan dari Qiaofeng, kemudian dia tersenyum kecil dihadapan Qiaofeng. "Tidak juga, akan tetapi, salahkah jika aku datang kemari? Aku begitu sangat merindukan Paman dan Bibi, sudah lama aku tidak berjumpa dengan kalian, setelah 11 Tahun yang lalu, Shuwan begitu sangat merindukan Paman, dan Bibi sungguh, terima kasih karena telah merawat Shuwan selama 7 Tahun lalu, ketika Ayah dan Ibu tidak bisa menemani Shuwan," Shuwan dengan segera mengangkat kedua Tangannya, dia raih telapak Tangan Raja dan Ratu.

Qiaofeng terlihat sangat curiga akan kehadiran dari Shuwan. Dia memberikan tatapan tajam kepada Wanita itu.

"Tidak masalah Putriku, itu memang sudah menjadi tanggung jawab kami untuk merawatmu dengan baik." Ucap, Ratu Huanran yang segera membelai Rambut Shuwan dengan lembut. "Kau tetap, Putriku. Meskipun kau tidak terlahir dari Rahimku sendiri." Ratu Huanran segera memeluk Tubuh Shuwan dengan hangat, dan mencium Rambutnya.

Raja tersenyum kecil ketika mendengar ucapan dari Ratu Huanran, segera dia membelai Rambut Shuwan, "itu benar." Kata, Raja Zian Chen yang sedang menatap diri Shuwan.

Saat berada dipelukan Ratu Huanran, Shuwan tersenyum licik kepada Qiaofeng. " Apakah kau mendengarnya? Lihatlah, Qiaofeng. Paman dan Bibi begitu sangat menyayangiku! Kau harus tahu itu, ini adalah kebahagiaan yang seharusnya aku miliki sejak lama!" Dalam benak Shuwan yang masih menatap Wajah Qiaofeng dengan sinis.

Qiaofeng hanya terdiam dingin ketika melihat diri Shuwan, sama sekali dia tak tergoda dengan apa yang Shuwan lakukan. "Aku tidak bermaksud untuk merusak suasana, tetapi bukankah tidak baik jika terus berdiri di sini?" kata, Qiaofeng yang segera menyela.

Ratu Huanran dan Raja Zian Chen yang mendengar ucapan dari Qiaofeng, segera mereka menatap diri Qiaofeng. "Kau benar, Putriku. Mari, Shuwan kita masuk ke dalam," kata Ratu Huanran yang kembali menatap Wajah Shuwan.

"Baik, Bibi." Jawab, Shuwan yang tersenyum tipis kepada Ratu Huanran.

"Masuklah terlebih dahulu, nanti aku akan menyusul." Ucap, Qiaofeng yang tegas kepada Ayah dan Ibunya.

"Baiklah, jangan terlalu lama." Jawab, Raja dan Ratu Huanran yang segera masuk ke dalam Ruangan Raja.

Qiaofeng yang ditinggalkan seorang diri, hanya terdiam. Lalu, dia mulai memalingkan Wajahnya ke arah belakang. Mingmei yang melihat hal itu, dia segera menghampiri Putri Qiaofeng. "Putri? Apakah Anda baik-baik saja?" tanya, Mingmei yang berada disamping Qiaofeng.

Qiaofeng kemudian memalingkan Wajahnya untuk dapat melihat diri Mingmei yang berada disamping kirinya. "Memangnya ada apa denganku? Apakah kau pikir aku akan cemburu melihat hal itu? Aku tidak peduli sama sekali, menyingkirkan diriku adalah keinginannya, dan aku hanya ingin tahu, mampukah dia melakukan itu, padaku," jawab, tegas Qiaofeng, lalu dia berjalan untuk dapat meninggalkan Mingmei.