Di tengah perjalanan, Qiaofeng hanya terdiam begitu juga dengan Pangeran Lie Qingang, tiba-tiba. Srat! Anak Panah melesat ke arah mereka berdua. Pangeran Lie Qingang yang menyadarinya, segera dia mengangkat Tangan kanannya yang sudah menggenggam Pedang tajam dan panjang, "Sring!" Suara kedua Benda tajam itu ketika bertabrakan, kemudian Qiaofeng dan Pangeran Lie Qingang menghentikan langkah mereka sambil memperhatikan Anak Panah itu. "Ada seorang pembunuh!" Ucap, Pangeran Lie Qingang yang masih memperhatikan Anak Panah itu.
"Kita pasti telah dimata-matai sejak tadi." Ucap, Qiaofeng dengan tegas kepada Pangeran Lie Qingang.
Kemudian mereka saling bertatapan. Sring!" Pedang Pangeran Lie Qingang segera bergerak ke arah belakang Tubuh Qiaofeng, terkejut Qiaofeng akan hal itu, segera dia memalingkan Wajahnya ke arah belakang. Saat dia sedang menoleh, pergelangan Tangan kanannya ditarik oleh Pangeran Lie Qingang, sehingga kini Tubuh Qiaofeng berada di samping Pangeran Lie Qingang.
"Mereka mengincar nyawa Qiaofeng?! Tapi untuk apa? Apa yang mereka inginkan dari Wanita ini?!" Dalam benak Pangeran Lie Qingang yang masih memperhatikan sekeliling.
Sruk! Qiaofeng yang mendengar suara tapakan Kaki, membuat dirinya segera memalingkan Tubuh, dan saat ini dirinya sedang membelakangi Pangeran Lie Qingang.
Di lihatnya seseorang dengan mengenakan Pakaian serba hitam, dengan penutup Wajah, sungguh sangat rapat. Qiaofeng menatap tajam seseorang itu, kemudian dia memutar Pedangnya secara perlahan.
"Tamat riwayatmu, Qiaofeng!" Ucapnya, sambil bangkit dan berdiri tegap dihadapan Qiaofeng. Kedua Tangannya, dia rentangkan terbuka, tidak lama kemudian... Grrrrr... Sekelompok Anj*ng dan Serigala muncul mengepung Qiaofeng dan Pangeran Lie Qingang.
Pangeran Lie Qingang yang melihat hal itu, hanya terdiam dingin sambil menatap tajam Hewan-hewan itu. "Apakah mereka sedang lapar?" ucap Pangeran Lie Qingang kepada Qiaofeng yang berada dibelakangnya, dan dia masih memperhatikan Hewan itu.
"Hmm... Lebih tepatnya, cari mati denganmu!" Jawab, Qiaofeng dengan nada bicara tegas.
Tidak lama kemudian, Bola Mata oranye itu, membentuk suatu simbol, segitiga dengan sinar keemasan.
Grrrrr... Auuuuu... Hanya karena tatapannya, membuat Binatang buas itu ketakutan. Orang yang telah mengendalikan mereka, terkejut melihat hal itu. "Hah?! Bagaimana mungkin, ini dapat terjadi?! Siapa sebenarnya Pria yang sedang bersama dengan Qiaofeng? Jika bukan Fei Hung?!" Didalam benaknya yang terlihat sangat bingung.
"Masa bodo! Fei Hung atau bukan, yang terpenting saat ini adalah melenyapkan Qiaofeng!" Dia kemudian, terbang ke arah Qiaofeng dan mencengkeram kerah Bajunya dengan kuat, lalu dia membawa pergi Qiaofeng dari tempat itu. Senyuman liciknya, hanya membuat Qiaofeng terdiam, dia pun tidak mencoba untuk melepaskannya.
Pangeran Lie Qingang yang mendengar sesuatu dari belakang, segera dia memalingkan Tubuhnya, Wajahnya tampak terkejut ketika melihat Qiaofeng sudah tidak berada lagi di tempat itu bersama dengan dirinya. "Sial aku kecolongan! Dia berhasil membawa Qiaofeng pergi! Ini gawat." Kata, Pangeran Lie Qingang yang segera berjalan ke arah salah satu Serigala yang sedang melaung-laung.
Brak! Dia melempar Tubuh Qiaofeng ke arah Tembok besar, saat ini mereka telah berada didalam Rumah yang berukuran kecil, didalamnya terdapat beberapa Rotan besar yang menjulang tinggi dan sudah dihiasi berbagai macam Benda Tajam yang tergantung. "Kau telah hidup terlalu lama, dan aku sangat muak karenanya!" Ucap, tegas orang itu sambil mengangkat Tangan kanannya, tiba-tiba keluarlah Tali yang kuat dan cukup besar dari dalam telapak Tangan kanannya.
Qiaofeng menggerakkan Tangannya yang sudah menggenggam Pedang, dia memutus Tali itu. "Tidak perlu menutup Wajah menggunakan Topeng, karena aku tahu siapa dirimu!" Jawab, tegas Qiaofeng sambil menatap tajam orang itu.
Terkejut dia ketika mendengar ucapan dari Qiaofeng, kemudian dia mulai tersenyum tipis, dan tertawa keras dihadapan Qiaofeng. "Haha... Itu sangat bagus, ingat lah selalu siapa orang yang telah mengakhiri hidupmu, dan kau harus berterima kasih kepadaku!" Katanya dengan tatapan dari Bola Mata hijau yang sangat tajam.
Qiaofeng hanya terdiam ketika mendengar perkataannya, kemudian dia kembali berbicara. "Aku tidak menyangka, ternyata kau sangat bodoh. Sangat, aku kira kau hanya bodoh saja! Shuwan, benci aku sepuas hatimu, tapi selalu ingat satu hal. Kebencian hanya akan meninggalkan penyesalan, kau iri padaku? Bayangkan jika aku mati, apakah kau akan bahagia?" tanya, Qiaofeng yang sedang bertanya kepada Shuwan.
"Hem, apa maksudmu! Tentu saja, aku akan sangat bahagia. Jika melihat kau tiada," kata Shuwan dengan tegas kepada Qiaofeng.
"Hah itu memang benar, karena selama ini, aku memang selalu unggul darimu, apa yang aku inginkan selalu aku dapatkan, begitu juga dengan Fei Hung. Benar, bukan? Heh, kau memang malang!" Kata, Qiaofeng yang menatap tajam Wajah Shuwan.
"Hentikan!" Shuwan tampak geram karena ucapan dari Qiaofeng yang terdengar begitu sombong. Lalu, dia berlari sambil membawa Pedang yang sudah berada di Tangannya.
"Kau begitu banyak bertingkah!" Ucap, Shuwan yang segera mengayunkan Pedangnya.
Bola Mata biru milik Qiaofeng, membelalak ketika melihat diri Shuwan. Sring! Qiaofeng menepis serangan yang diberikan oleh Shuwan dengan Pedangnya. "Jika kau merenggut kebahagiaan milik orang lain, maka hidup mu tidak akan bahagia, apa yang akan kau dapatkan sebenarnya bukanlah kebahagiaan tetapi penderitaan yang sangat menakutkan! Pikirkan kata-kataku," ucap Qiaofeng dengan tegas.
"Aku tidak peduli, aku benci padamu, semuanya telah kau renggut dariku," balas Shuwan yang terlihat sedang berapi-api.
Sring!
Sring!
Kedua Wanita itu bertarung dengan ketat. "Sial, kemampuan yang aku miliki memang tidak ada apa-apanya dengan dia!" dalam benak Qiaofeng yang terlihat kewalahan menangani Shuwan.
"Itu semua memang untukku, kau hanya mencoba menyalahkan takdir! Hentikan Shuwan, atau aku tidak akan segan untuk membunuhmu!" kata, Qiaofeng dengan tegas, Wajahnya tampak kesal kepada Shuwan.
"Heh, membunuhku, kau yakin dapat membunuh diriku?!" kata, Shuwan yang terlihat sangat tidak mempercayai Qiaofeng, tatapan yang dia berikan seperti sedang mengecilkan Wanita itu.
Qiaofeng tersenyum tipis kepada Shuwan, "kau terlalu memandang tinggi dirimu!" Qiaofeng kemudian menatap ke arah samping kanan dilihatnya, ada Rotan yang besar dan panjang, Qiaofeng berlari dengan cepat ke arah sana. Dan dia mulai menginjak Rotan itu dengan Kakinya, diraihnya sesuatu yang tergantung di sana. Dan.. Syat! Qiaofeng mulai melesatkan Anak Panah pertamanya kepada Shuwan.
Shuwan terkejut melihat hal itu, kemudian dia mulai menipisnya menggunakan Pedang yang dia genggam.
Karena begitu banyak Anak Panah yang berada di genggaman Qiaofeng membuat Shuwan sedikit kewalahan. Lalu dia mulai mengangkat Tangan kanannya dihadapan Qiaofeng, tiba-tiba Tali merah keluar dari dalam Telapak Tangannya. Qiaofeng yang terkejut kemudian dia mengambil Pedangnya yang dia ikat di Pinggulnya itu. Sring! Sring!
Shuwan yang melihat hal itu sungguh sangat terkejut. "Tidak disangka, dia dapat menghalau semua serangan yang aku berikan padanya! Bukankah dia hanya seorang Putri yang manja, dan pemberontak saja, mengapa saat ini dia menjadi pandai dalam hal ini?!" dalam benak Shuwan yang terlihat sangat tidak menyangka.
Saat Shuwan sedang merenung, Qiaofeng berlari dengan cepat ke arahnya, sambil mengangkat Tangan kirinya ke atas, dan Tangan kanannya ke arah belakang.
Melihat hal itu Shuwan terkejut bukan main, kemudian dia mengangkat Pedangnya saat Shuwan ingin menusuk Tubuh Qiaofeng.
Tiba-tiba... Srak! Kapak besar menancap pada Rotan yang berada dibelakang Shuwan, dan Pedangnya pun tersangkut di sana. "Kapan dia melakukan ini?!" dalam benak Shuwan yang terlihat sangat tidak menyangka.
Kemudian, Tangan kanan Qiaofeng dia arahkan pada Tubuh Shuwan, sehingga Pedang yang dia genggam menusuk Pundak kanan Shuwan. Qiaofeng dengan cepat menariknya, dan menjauh dari diri Shuwan.
"Aku akan meninggalkan bekas padamu, sehingga kau dapat memamerkannya pada orang yang kau kasihi!" kata, Qiaofeng yang segera memalingkan Tubuhnya.
"Ah?!" Shuwan menyentuh Lengan kanannya yang dilukai oleh Qiaofeng.
"Kurang ajar!" dalam benak Shuwan yang terlihat sangat marah.
Shuwan kemudian memalingkan Wajahnya ke arah samping kiri, dia melihat Pisau kecil yang tergeletak di atas Meja.
"Pergilah kau ke Neraka!" kata, Shuwan yang berlari ke arah Qiaofeng.
Qiaofeng dengan cepat kembali menatap diri Shuwan, terkejut dia saat melihat hal itu, lalu....
Brak!
"Hentikan!" ucap, Pangeran Lie Qingang yang mendobrak Pintu itu dengan keras.
Shuwan dan Qiaofeng segera melihat ke arah Pangeran Lie Qingang yang sudah berada diluar Pintu dengan sekelompok Serigala dan Anj*ng.