Chereads / Wanita Superku / Chapter 16 - 16. Drak Blood

Chapter 16 - 16. Drak Blood

"Dav. Apa kau yakin dengan ini?" Erick mengerutkan keningnya, dia tak percaya dengan apa yang ia baca. "Bagaimana mungkin Naira memiliki paman? Selama ini dia hanya tinggal seorang diri di rumahnya. Kalau pun memang dia masih mempunyai keluarga, seharusnya Naira tinggal bersamanya bahkan aku tidak pernah sekali pun melihat pamannya datang untuk sekedar mengunjunginya." Ucapnya.

"Aku sangat yakin bos. Bahkan aku sudah memastikan dia adalah saudara kandung dari ayah nona bos." Timpal David. 

Sudah beberapa bulan ini David terus menggali informasi tentang Nona bosnya, bahkan dia sangat enggan untuk beranjak dari ruangan yang dipenuhi dengan beberapa alat canggih yang saat ini sudah menjadi ruang kerjanya, bahkan sudah manjadi kamar pribadinya saat ini.

"Astaga, apa ada badai disini? Kenapa ruangan ini berantakan sekali." Joe terperangah saat dia baru memasuki ruangan David dan melihat kondisi ruangan David sangat jauh dari kata bersih ataupun rapi. 

"Hihihihi, maaf bos aku tidak sadar kalau aku mengacaukan kamar ini." Cicit David yang terkekeh, tangannya menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. 

"Er, ini berkas yang harus di baca dan di tandatangani." Joe enggan menanggapi, diaberalih pada Erick yang terlihat serius membaca sesuatu. 

"Tidak perlu Joe. Aku percaya kau bisa mengurus E.G.." Serunya tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari apa yang ia baca. Ya, dalam beberpa bulan ini Erick mampu membangun perusahannya sendiri yang di beri nama E.G group. Perusahaan yang bergerak dalam bidang tekstil impor dan juga ekspor, meski dia tidak pernah turun tangan sendiri untuk mengurusnya, tapi dia juga sesekali mengecek perusahannya itu. Sejak awal, Erick memang menyerahkan perusahaan kepada Joe dan juga Keil yang kini juga menjadi kaki tangannya. 

Keil adalah orang yang satu bulan yang lalu Erick tolong. Saat itu dia tengah melakukan olahraga panjat tebing, dia sangat terkejut saat melihat seseorang yang tak lain adalah Keil. Tubuhnya sedang tersangkut di ranting pohon di dinding tebing dengan kondisi yang sangat mengenaskan, bahkan dia sedang tak sadarkan diri. Erick memutuskan untuk menolongnya dan membawanya ke mansion. Dia merawatnya hingga akhirnya Keil sembuh dan memutuskan untuk tetap tinggal dan mengabdi kepada Erick, orang yang telah menyelamatkan hidupnya dari kematian. 

"Apa kau menemukan sesuatu tentang Naira? " Tanya Joe penasaran.

"Hhmm, aku baru tahu kalau Naira punya seorang paman bahkan dia adalah pengusaha nomor satu di Negara London. Tapi kenapa Naira sama sekali tidak pernah mengungkit hal ini selama bersamaku. Sepertinya ada yang yang disembunyikan dari fakta ini." Timpalnya.

"Dav, kau lanjutkan penyelidikanmu. Laporkan segera padaku, apapun yang kau temukan." Titahnya lalu beranjak pergi dan diikuti Joe di belakangnya. 

***

Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. 

Braaakk, Erick menggebrak meja dengan keras. Dia marah, kesal, sekaligus kecewa dengan dirinya sendiri. Para anak buah yang berada di hadapannya saat ini, hanya bisa tertunduk takut. Jika sudah begini, tidak ada yang bisa membantah atau bersuara sedikitpun karena mereka tahu hal itu sama saja dengan menggali kubur sendiri.

"Apa saja kerja kalian? Menemukan satu wanita saja tidak becus!" Hardiknya. Sudah empat tahun berlalu, Erick masih mencari keberadaan Naira namun hingga saat ini dia masih belum menemukan titik terang. Dia bahkan sekarang menjadi pribadi yang sangat berbeda, mudah marah dan tidak bisa mengontrol emosinya. Bahkan dia menjadi sangat dingin dan sadis kepada siapapun yang berani mengusik ketenangannya. Biasanya mereka akan berakhir tak sadarkan diri di rumah sakit atau lebih parah mereka akan pulang kerumah dengan kondisi tak bernyawa, bahkan dengan beberapa bagian tubuh yang sudah tidak utuh. 

Berawal dari dia ingin membangun kekuatan untuk melawan orang-orang yang telah mencelakai wanitanya, hingga saat ini dia memiliki kekuatan yang melebihi kekuatan para pihak berwajib. Selain dia sukses membangun perusahan E.G Group menjadi perusahan besar dan memiliki beberapa anak cabang di beberapa negara, dia juga sukses membangun kelompok yang ia beri nama Drak Blood. Ribuan anak buahnya tersebar di beberapa wilayah, hingga mempermudah baginya untuk mengambil alih wilayah kekuasaan dan itu membuat dia menjadi sosok yang disegani sekaligus ditakuti oleh para penjahat dan pihak berwajib. Meski begitu, tak jarang dia juga membantu pihak berwajib jika mereka butuh bantuannya untuk menangkap para buronan kelas kakap yang melarikan diri dan karena hal itu pun saat ini dia memiliki kedudukan khusus di mata para pihak berwajib dan tidak ada satupun dari pihak berwajib yang berani mengusik ketenangannya karena mereka tahu, Drak Blood hanya akan bertindak jika mereka merasa terusik. 

Joe yang sejak dulu sangat lemah dan mudah ditindas, kini dia berubah menjadi ahli tembak dan bela diri. Begitu juga David yang Erick temukan saat dia disiksa oleh beberapa orang, kini dia juga menjelma menjadi sosok yang kuat dan tidak kalah lihai dengan Joe saat memainkan senjata. Beda halnya dengan Keil yang merupakan anggota baru dari Drak Blood, dia  yang notabennya memang seorang anggota gangster bisa dengan mudah mengajari Joe dan David untuk menggunakan senjata dan berlatih ilmu bela diri. 

"Aarrrggghh." Erick berteriak frustasi. Braaak, bugh, pyarr, terdengar suara-suara gaduh dari dalam kamar Erick. Erick melempar seluruh benda-benda yang berada di dekatnya untuk melampiaskan kekesalan dan kekecewaannya. Barang-barang pecah belah yang awalnya terpajang di kamarnya, kini hancur berantakan. Jika sudah begini, para anak buahnya tidak akan ada yang berani mendekat. Mereka hanya berani berjaga di luar kamar Erick saja. "Kau di mana sayang? Aku hampir menyerah mencarimu." Lirihnya, kini dia terduduk lemah di sudut ruangan dan tentu saja kondisinya sangat mengenaskan dengan kedua tangan berlumuran darah memekuk kedua lututnya yang tertekuk kedepan. "Apa aku harus menyerah dengan semua usahaku." Lirihnya. Setiap kali Erick mulai memejamkan kedua matanya, ia selalu terbayang wajah Naira yang terlihat sedang tersenyum padanya dan mengatakan "Aku menunggumu." Dan karena hal itulah Erick bisa bertahan sampai sekarang. 

Braakk, Erick membuka pintu kamarnya kasar. Para anak buah yang berbaris di depan kamarnya terperanjat, namun tidak ada yang berani merutuki kelakuan bos besarnya. Mereka hanya tertunduk takut dan tidak berani menatap bosnya yang tengah marah. Mereka tahu kemana tujuan bosnya setelah ini, ruang latihan. Ya, jika dia sedang kesal atau sedang mengingat kekasihnya, dia akan meluapkan kekesalannya dengan menyakiti diri sendiri dengan melatih fisiknya sampai dia lelah bahkan sampai tidak sadarkan diri. Hanya Joe lah orang yang berani mendekatinya jika keadaan hatinya sedang kacau. Meski begitu, tak jarang juga Joe sering menjadi pelampiasan kekesalan Erick. Namun Joe seakan enggan untuk membalasnya karena baginya, Erick adalah nyawanya apalagi dia sudah menganggap Erick sebagai adiknya sendiri. Jadi meski nyawanya yang Erick minta sekalipun, dia akan secara suka rela memberikannya. 

Joe masuk tergesa-gesa ke dalam mansion, sebenarnya tadi dia sedang rapat bersama para staf di kantornya. Namun, salah satu anak buahnya menghubunginya dan mengatakan kalau Erick sedang dalam suasa buruk. Maka dari itu, dia langsung menghentikan kegiatannya di kantor dan bergegas pulang ke manson sebelum terjadi sesuatu pada Erick. "Di mana dia?" Tanyanya kepada para anak buahnya yang bertugas berjaga mansion siang ini. 

"Di ruang latihan bos." Ucap salah satu anak buahnya dengan tubuh membungkuk untuk memberi hormat. 

Joe yang mendengar hal itu hatinya langsung menjadi kalut. Jangan lagi terjadi hal itu Er, batinnya. Kakinya bergegas melangkah masuk untuk menemui Erick. 

"Erick!!"