Chereads / Wanita Superku / Chapter 11 - 11. Pria kurus

Chapter 11 - 11. Pria kurus

Kini mobil sport berwarna merah yang di kemudikan Erick terlihat tengah menyusuri jalan, membelah jalanan kota paris yang terlihat sangat padat akan lalu lalang kendaraan. Entah kemana tujuannya saat ini, yang jelas dia harus pergi dari rumah sialan itu. Hangatnya terik sinar matahari menyapu, mengikuti mobil kesayangannya untuk mengelilingi indahnya kota Paris. 

Ciiiiitttt, kaki Erick dengan cepat menginjak pedal rem mobil saat dia melihat seseorang tengah menghadang mobilnya secara tiba-tiba. Sejengkal lagi. Jika saja Erick tidak dengan cepat menginjak rem, mungkin pria yang sedang merentangkan kedua tangannya di tengah jalan saat ini sudah tertabrak. "Hei. Kau cari mati yaa!" Erick menurunkan kaca pintu mobilnya lalu menyumbulkan sedikit kapalanya keluar. Belum juga rasa kesalnya hilang karena Elieza kini dia harus bertemu kembali dengan orang menyebalkan di jalan. 

"T-tuan, tolong saya. Tolong s-saya tuan." Pria itu berjalan mendekati pintu mobil Erick sembari memohon dengan mengatubkan kedua tangannya. Jika dilihat pria itubsepertinya masih muda dan berumur sekitar delapan belas tahunan. Tubuh yang kurus kering itu membuatnya tampak seperti seorang pria delandangan. "T-tolong selamatkan saya tuan." Ucapnya lagi dengan mengatupkan kedua tangannya.

"Menyingkir dari jalanku! Aku tidak mengenalmu, jadi untuk apa aku membantumu.. Sergah Erick dingin lalu ia menutup kambali kaca pintu mobilnya

"Aargh."teriak pria itu saat tangannya berhasil ditarik paksa oleh segerombolan pria bertubuh besar.  

Bugh, bugh, bugh. Pukulan demi pukulan terdengar di telinga Erick namun Erick enggan beranjak dari duduknya dan lebih memilih untuk melajukan mobilnya kembali. Namun beranjak dari sana, entah kenapa pikirannya terus tertuju kepada pria kurus tadi. Biasa juga dia akan mengabaikan apapun yang bukan merupakan urusannya, namun kenapa kali ini tidak. Entah siapa sebenarnya pria tadi, yang pasti kali ini hati Erick tidak membenarkan dirinya untuk mengabaikan pria itu dengan mudah.

"Aaahh, sial!" Erick membukul stir mobil dan membanting stir untuk memutar arah. "Kenapa aku harus menolongnya, aku bahkan tidak mengenalnya." Rutuknya dalam hati. Erick mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan pria bertubuh kurus itu, menelisik setiap sudut-sudut di sekitaran sana. "Ketemu." Erick menghentikan mobilnya tepat di ujung lorong jalan setapak yang sangat sepi dan jauh dari keramaian, dimana dengan kedua matanyadia bisa melihat dengan jelas beberapa pria sedangn menganiaya seseorang di ujung jalan sana. "Hei, berhenti!" Teriaknya saat melihat kelima orang bertubuh besar itu membabi buta memukul, menendang bahkan menggunakan senjata tajam untuk menyiksa pria kurus tadi. 

"Ck, jangan ikut campur. Ini urusan kami dengan bocah tengik ini." Seru salah satu dari mereka, Salah satu kakinya terangkat, menindih kepala pria bertubuh kurus tadi. 

Ingin berteriak, namun sudah tidak ada lagi suara yang bisa pria bertubuh kurus itu keluarkan, matanya hanya bisa menatap Erick seakan memohon untuk menyelamatkan nyawanya. Perlahan air mata  itu sudah lolos membasahi pipi pemuda itu, sakit di sekujur tubuhnya membuatnya ingin cepat mati saja.

"Kalian tahu. Kalian merusak pemandangan mataku." Hardik Erick dingin. "Lepaskan dia." serunya lagi. 

"Hahaha, lepaskan. Bagaimana kalau kami menolak." Ucap pria bertubuh besar tadi yang sepertinya dia adalah ketua dari kelopok tersebut. 

"Dan kalian akan berurusan denganku." Tatapan Erick berubah, kedua matanya menatap tajam seolah akan membunuh siapa saja yang dilihatnya. Dia sangat benci jika ada seseorang yang membantah ucapannya.

"Ck, kau bosan hidup rupanya." Salah satu dari mereka berjalan menghampiri Erick. Di tangan kananya terdapat sebuah pisau lipat berukuran kecil, jika dilihat dari jarak jauh mungkin siapapun tidak akan menyadari kalau pria itu tengah membawa senjata tajam di tangannya. 

"Majulah, jadi aku bisa melampiaskan semua kekesalanku pada kalian." Erick melipat ke dua tangannya di depan dada.

"Brengsekk!!" Umpat pria itu, kakinya melangkah dengan cepat ke arah Erick dan dengan cepat tangan kanannya mengayunkan sebilah pisau tersebut ke arah perut Erick. Namun dengan cekatan Erick bisa menghindar, dengan lincah Erick mencondongkan tubuhnya ke arah belakang untuk menghindari sabetan pisau tersebut, tedua tangannya ia gunakan untuk menahan tangan pria besar itu.

"Aaarrggh." Erangnya, Erick memelintir tangan pria itu ke belakang hingga pisau yang sedang dia gengngam pun terterjatuh. Buugh, dengan keras Erick menerjang bokong pria itu hingga tersungkur ketanah.

"Dasar bocah tengik!!" Ketiga pria besar itu tersulut emosi, mereka kembali menyerang Erick secara bersamaan. Erick dengan cepat menangkis serangan musuhnya lalu melayangkan tinjunya kearah wajah lawannya. Bugh, bugh, bugh, Erick menghujam perut pria itu dengan pukulannya secara beruntun hingga pria itu mengeluarkan darah segar dari mulutnya. Pria satu lagi tak tinggal diam, kini dia juga mengeluarkan pisau nya dan menyerang Erick bersama dengan kedua temannya. Khiyaatt, Erick memutar tubuhnya, mengangkatnya seolah sedang terbang dan melayangkan kaki jenjangnya ke arah wajah pria bersenjata itu. Buugh, pria itu jatuh terserembab ke tanah dengan sudut bibir yang berdarah karena tendangan Erick. 

"Cih, bahkan kalian harus menggunakan senjata untuk melawanku. Apa sesulit itu melawanku." Erick berdecak menatap remeh kearah para musuhnya. 

Dor.