Chereads / Sang Penjerat Cinta / Chapter 16 - 16. Biarkan Dia

Chapter 16 - 16. Biarkan Dia

"Biarkan dia masuk," ucap seorang pria yang sedang berjalan mendekat ke arah para pengawal yang sudah hampir dekat pada Altea.

Para pengawal pun menghentikan langkahnya dan mereka tidak bertindak karena sudah mendengar perintah dari seseorang yang merupakan tangan kana dari sang bos. Mereka hanya diam dan memperhatikan saja wanita yang tersenyum sembari berjalan.

"Tuan, sudah menunggu Anda," ucap orang itu pada Altea sembari mempersilakan Altea untuk mengikutinya.

Altea pun berjalan mengikuti pria itu tanpa banyak bicara dan tidak berapa lama pria itu menghentikan langkahnya. Dia juga menghentikan langkahnya tepat di sebuah ruangan dan pintunya tertutup rapat.

Pria itu mengetuk pintu ruangan yang ada di depannya dan terdengar suara seseorang yang memerintahkannya untuk masuk. Dia pun membuka pintunya dan mempersilakan Altea untuk masuk juga karena memang sudah sedari tadi sang tuan sudah menunggunya.

Altea berjalan masuk ke dalam ruangan itu, dia melihat seorang pria yang tengah duduk di belakang meja kerja. Dia hanya tersenyum saat melihat pria itu tersenyum padanya, sudah sangat lama sekali dirinya tidak bertemu dengan pria itu.

"Aku mendengar kabar jika kau sudah tewas," Pria itu berkata sembari melihat ke arah Altea.

"Apa kau pikir aku bisa mati begitu saja tanpa mengetahui siapa pembunuh kedua orang tuaku," jawab Altea sembari duduk tepat di seberang pria itu.

Pria itu kembali tersenyum dan dia menyuruh anak buahnya untuk pergi meninggalkannya, sang anak buah pun menganggukkan kepalanya dan pergi meninggalkan sang tuan. Sang pengawal tidak merasa khawatir sama sekali meninggalkan sang tuan bersama dengan wanita yang baru saja tiba di rumah.

"Katakan apa yang kau tahu tentang kakakku?" Altea langsung bertanya tanpa basa-basi sebab dia sudah tidak sabar ingin mengetahuinya.

"Ada yang menyerangnya dengan bom dan dia terluka parah," jawab pria itu.

Pria itu juga mengatakan jika di dalam penyerangan itu ada dua orang yang sedang bersama dengan Clarinda. Mereka berdua adalah Mika dan seorang pria yang tidak lain adalah Don, dia mengetahui jika salah satu dari mereka ada yang tewas.

"Siapa yang tewas itu?" Altea kembali bertanya dengan nada tenang meski hatinya merasa sedih dengan apa yang sudah terjadi.

"Don, dia mengalami luka yang lebih parah dan mengembuskan napas terakhir tepat di samping, Clarinda," jawab pria itu sembari menatap Altea.

Altea bertanya pada pria itu bagaimana keadaan Mika dan pria itu mengatakan jika Mika masih dalam keadaan koma. Namun, Clarinda sudah terbangun dan saat ini sedang berada di dalam pengawasan yang sangat ketat.

Namun, semua mengatakan jika Clarinda dan yang lainnya sudah tewas dalam pemboman itu. Sebab informasi yang dia tahu jika pemimpin dari organisasi yang menaungi Altea memerintahkan semua anggotanya untuk menyembunyikan kabar selamatnya Clarinda.

"Apa kau tahu di mana Clarinda berada sekarang?" tanya Altea sebab dia yakin pria yang ada di depannya itu tahu di mana keberadaan sang kakak.

"Iya aku tahu di mana dia berada tetapi apa kau yakin ingin bertemu dengannya?" Pria itu menjawab lalu kembali bertanya pada Altea.

Aleta mengangguk karena dia yakin ingin bertemu dengan sang kakak sebab dia ingin melihat keadaan sang kakak sebelum dia pergi ke suatu tempat. Ke tempat di mana dirinya bisa menemukan dalang di balik pembunuhan kedua orang tuanya.

"Apa kau sudah membaca email yang aku kirimkan padamu?" Pria itu kembali bertanya pada Altea sebelum dia mengatakan di mana keberadaan Clarinda.

"Aku sudah membacanya dan sebelum pergi ke negara itu aku ingin bertemu dengan kakakku," jawab Altea.

Pria itu paham sekali dengan apa yang dirasakan oleh Altea dan dia pun mengambil ponselnya lalu menghubungi seseorang untuk menyiapkan sebuah mobil. Karena dia akan pergi bersama dengan Altea menuju tempat di mana keberadaan Clarinda saat ini.

Setelah mengatakan semuanya pada orang yang ada di seberang telepon pria itu pun langsung menutup sambungan teleponnya. Dia melihat ke arah Altea dan menyuruhnya untuk berganti pakaian dengan pakaian yang disiapkan olehnya.

Tidak berapa lama terdengar suara ketukan pintu dan pria itu pun langsung menyuruh orang yang ada di balik pintu untuk masuk. Pintu terbuka dan terlihat seorang pengawal wanita yang membawa kantung yang berisikan pakaian yang akan dikenakan oleh Altea.

"Kenakan pakaian itu dan setelah itu kita akan pergi," ucap pria itu pada Altea.

Altea beranjak dan dia menerima kantung yang berisikan pakaian yang akan dikenakannya, dia sama sekali tidak curiga dengan apa yang dikatakan oleh pria itu. Sebab dia sudah percaya dengan pria yang sudah dikenalnya selama bertahun-tahun.

Dia pun masuk ke dalam ruangan kecil yang ada di dalam ruang kerja pria itu, ruangan kecil itu adalah ruang istirahat. Altea langsung mengganti pakaiannya dengan cepat dan setelah selesai dia pun berjalan ke luar dari ruangan itu.

"Kita pergi sekarang," ucap pria itu setelah melihat Altea berganti pakaian seperti seorang pengawal pribadinya.

Mereka pun berjalan ke luar dari ruang kerja dan menuju halaman rumah untuk langsung pergi menuju tempat Clarinda. Sudah ada mobil yang siap dan juga beberapa orang yang akan mengikuti ke mana saja sang tuan pergi.

Pria itu hanya memerintahkan satu mobil yang berisikan empat pengawal saja yang mengikutinya. Dia tidak ingin terlalu banyak pengawal yang mengikutinya karena semua itu bisa memancing orang-orang yang sedang mencari dirinya.

Mobil pun meninggalkan rumah dan selama di dalam perjalanan pria itu mengatakan semua hal yang sudah dia tahu tentang siapa saja yang menyerang Altea. Dia mengatakan jika orang-orang itu adalah salah satu utusan dari seseorang yang pekerjaan bergerak di bidang penjualan senjata ilegal.

"Mengapa dia menargetkan aku?" tanya Altea pada pria itu.

"Aku belum tahu apa alasan di balik semua itu. Apa kau sudah membuat masalah dengan mereka?" Pria itu menjawab lalu balik bertanya pada Altea.