"Pergilah—dia sudah menunggumu di kantor, 'kan? Tidak baik membiarkan wanita itu menunggu lama!" ucap Altea pada Bobi.
Bobi pun mengangguk lalu pergi meninggalkan apartemen. Sedangkan Altea menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur untuk mengistirahatkan tubuhnya setelah permainan tadi. "Pagi yang melelahkan," gumamnya.
Altea terbangun saat mendengar suara ponsel yang berdering. Dia perlahan membuka kedua matanya lalu melihat jam yang menempel di dinding. Rupanya dia sudah tertidur cukup lama. Hari sudah siang dan dia lupa jika siang ini harus ke basecamp.
Ponselnya tidak berhenti berdering, dia mengambil ponsel yang tergeletak di atas nakas. Tertera nama Mika, jika dilihat dari total panggilan mungkin Mika sudah menghubungi Altea lebih dari lima kali.
"Halo," Altea mengangkat telepon yang terus berdering dan itu masih dari orang yang sama yaitu Mika.
"Kau ke mana saja, sih? Dari tadi aku menghubungimu tahu!" Mika langsung bertanya pada Altea dari seberang telepon dengan nada kesal.
"Ada apa kau menghubungi aku?" Altea balik bertanya pada Mika yang ada di seberang telepon.
Mika mengatakan pada Altea untuk segera ke basecamp karena ada hal yang penting yang harus disampaikan padanya. Serta pimpinan hadir hari ini untuk membahas sebuah misi yang akan disukai oleh Altea.
Setelah mengatakan itu, Mika pun menutup sambungan teleponnya dan Altea beranjak dari tempat tidur. Dia membuka almari lalu memilih pakaian yang sangat memudahkan untuknya untuk bergerak.
Dia berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya agar terlihat lebih segar. Setelah itu dia pun mulai bersiap untuk pergi meninggalkan apartemen, dia mengambil ponselnya sembari berjalan ke luar apartemen dan mengatakan pada orang itu untuk mencarikan dirinya apartemen baru sebab dia haru segera pindah dari apartemen hari ini juga.
Altea sudah tiba di area parkir dan dia langsung menaiki mobilnya, dia memasang sabuk pengaman serta menyalakan mesin mobilnya. Dia menjalankan mobilnya perlahan ke luar dari area parkir apartemen untuk menuju basecamp.
Saat dia berada di dalam perjalanan dia sama sekali tidak menyadari jika ada yang mengikutinya. Namun, Altea menyadari ada orang yang mengikutinya sebelum dia berbelok ke arah basecamp.
"Kau pikir aku tidak akan tahu," gumam Altea dan dia pun membelokkan mobilnya ke arah yang berlainan.
Dia berniat untuk mengecoh orang yang mengikutinya sedari tadi, dia memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi dan berbelok kembali. Dia terpaksa memutar lagi dan akhirnya dia bisa bebas dari orang yang mengikutinya. Altea masuk ke dalam basecamp dan memarkirkan mobilnya.
Altea ke luar dari dalam mobil dan dia berjalan memasuki basecamp, dia melihat semua orang sudah berkumpul. Di sana juga terlihat Clarinda yang sudah duduk bersama dengan Don dan entah mengapa dia merasa akan terjadi hal yang tidak dia sukai setiap kali melihat Don.
"Duduklah!" perintah pimpinan Altea.
Altea melihat seorang pria paruh baya yang merupakan orang yang sudah mendirikan organisasi. Mungkin jika dirinya tidak bertemu dengan pria itu mungkin saat ini tidak akan nada dirinya dan juga Clarinda. Dia pun melihat ke sekeliling dan memutuskan untuk duduk di samping Mika.
Calrinda melihat Altea dan dia pun beranjak lalu berjalan ke depan, dia bersiap untuk mengatakan sesuatu pada semua orang yang ada di ruangan itu. Dia kembali menatap ke arah Altea lalu tersenyum dan dia pun sudah yakin dengan apa yang akan disampaikan.
"Mulai hari ini aku bersama Don akan berhenti sepenuhnya dari pekerjaan ini!" Clarinda berkata dengan tegas.
Semua orang yang ada di dalam ruangan itu terkejut saat mendengar apa yang dikatakan oleh Clarinda. Rasa terkejut mereka tidak sebesar terkejutnya Altea, dia tidak mengira sang kakak akan mengatakan semua itu saat ini.
Altea melihat ke arah sang pimpinan, sama sekali tidak terlihat rasa keterkejutan atas pernyataan Clarinda. Itu menandakan jika sang pimpinan sudah tahu serta menyetujui apa yang diinginkan oleh Clarinda, padahal Clarinda merupakan salah satu orang yang tidak pernah gagal dalam setiap misinya.
Dia melihat ke arah Don dan dia belum menyelidiki dengan pasti siapa pria yang sudah dipilih oleh sang kakak. Namun, dia pernah mendengar selentingan dari orang-orang yang ada di dalam ruangan itu jika Don juga hampir sama dengan Clarinda yang belum pernah gagal dalam setiap misinya.
"Aku tidak mengira pria tua itu akan menyetujui keinginan mereka berdua," gumam Altea dan itu semua terdengar oleh Mika.
"Aku juga heran dengan apa yang dia pikirkan," timpal Mika yang tidak mengira jika sang pimpinan memenuhi permintaan pemberhentian dua agennya sekaligus.
"Apa kalian berdua sudah yakin ingin ke luar dari organisasi ini?" Pria tua itu kembali bertanya pada Clarinda.
Sebenarnya pria tua itu sama sekali tidak ingin melepaskan kedua agen yang sangat penting itu. Dia sama sekali belum pernah melihat mereka berdua mengacaukan semua misi yang sedang dilakukan oleh mereka berdua.
Baginya mereka berdua adalah aset yang penting tetapi dia juga tidak bisa memaksakan kehendaknya pada Clarinda dan juga Don. Sebab dia sudah pernah berjanji pada mereka berdua akan mengikuti apa pun keputusan yang akan mereka buat sebagai hadiah keberhasilan setiap misi yang mereka berdua lakukan.
"Aku sudah yakin," jawab Clarinda dengan tegas sebab dia tidak akan mengubah apa yang sudah dia putuskan.
"Aku pun yakin dengan apa yang dikatakan oleh, Clarinda," sambung Don sembari berdiri dan berjalan mendekat ke arah Clarinda.
Sang pimpinan pun sudah tidak bisa berkata-kata lagi dan dia pun akhirnya memutuskan jika mulai hari ini Clarinda serta Don sudah bukan lagi anggota dari organisasi yang dia buta. Setelah mengatakan semua itu, dia pun berjalan meninggalkan ruangan.
Clarinda melihat ke arah Altea, dia tahu jika semua hal yang dilakukan olehnya pasti membuat sang adik kecewa. Bukan masalah dirinya ke luar dari organisasi ini melainkan dirinya tidak mengatakan semuanya terlebih dahulu dengan sang adik.
Dia pun berjalan mendekat pada sang adik untuk berbicara dengannya tetapi Altea masih terlihat kesal terhadapnya. Clarinda mengabaikan kemarahan sang adik dan terus berjalan mendekat ke arahnya.
Altea hanya menatap sang kakak yang sedang berjalan mendekat ke arahnya. Dia sama sekali tidak bisa menerima apa yang sudah diputuskan oleh sang kakak tanpa memberitahukannya terlebih dahulu padannya. Dirinya merasa jika sang kakak sudah berubah terhadap dirinya yang merupakan saudari satu-satunya.
"Aku akan pergi dulu," ucap Mika yang berjalan meninggalkan Altea setelah melihat Clarinda berjalan mendekat ke arahnya.
Mika berjalan meninggalkan Altea dan dia pun langsung menuju ke ruangan pimpinan untuk membicarakan misi yang akan dijalankan oleh Altea berikutnya. Dia kembali berbalik dan melihat kedua saudari yang saling memandang dan terlihat seperti ingin saling menyerang.