Chereads / Sang Penjerat Cinta / Chapter 7 - 7. Hasrat Erick

Chapter 7 - 7. Hasrat Erick

Altea dan juga Erick sudah berada di dalam kamar, dia ingin tahu apa yang akan dilakukan oleh pria yang ada di depannya itu. Dia juga ingin tahu apakah Erick benar-benar bisa menjadi seorang pria seutuhnya.

Dia mendengar suara deru napas yang menggebu saat Erick mendekapnya dengan erat dari belakang. Altea berpikir kembali apakah pria itu benar-benar menginginkannya, dia pun mengikuti setiap alur yang yang dilakukan oleh Erick.

Erick melepaskan pelukannya, dia menatap Altea dengan penuh gairah. Apa yang ditunjukkan olehnya membuat Altea bingung, dia pun bertanya-tanya di dalam benaknya apakah pria itu menang penyuka sesama jenis.

Pria itu langsung mencium Altea dengan lembut tetapi perlahan ciuman itu semakin agresif sehingga Altea pun mengikuti permainannya. Dan Altea sudah tidak peduli dengan apa yang akan dirasakan oleh Erick.

Tangan Erick pun mulai menyapu setiap lekuk tubuh Altea, dia begitu menikmati ciumannya itu. Dia pun membuka perlahan retsleting gaun yang dikenakan oleh Altea, sehingga gaun yang menutupi seluruh tubuhnya jatuh ke atas lantai.

Altea menatap pria yang ada di depannya, dia tidak mengira juga pria itu akan melepaskan gaunnya. Dia pun berpikir mungkin saja Erick adalah pria yang masih bisa bersama dengan istrinya dan menjadi pria yang normal.

Erick tersenyum nakal lalu dia menggendong tubuh Altea dan menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur. Dia melepaskan satu per satu pakaiannya dengan cepat.

Dia terlihat begitu bergairah dan seakan-akan ingin segera melahap wanita yang suda ada di atas tempat tidur. Tubuhnya mulai mendekat dan langsung mencium bibir Altea dengan penuh gairah. Ciumannya tidak hanya di bibir saja tetapi menjalar ke setiap inci tubuh Altea, sehingga membuat Altea menggeliat.

Setiap sentuhan Erick membuat Altea melenguh dan itu membuat pria itu tersenyum lalu dia berkata dengan nada lirih, "Aku menyukainya."

Mendengar apa yang dikatakan oleh Erick membuat Altea menyangka jika pria itu sudah berbohong padanya. Mungkin pria itu memiliki tujuan lainnya untuk menutupi semua kebusukannya dan ingin lepas dari sang istri.

Erick mulai memasukkan kejantanannya ke dalam kewanitaan Altea, dia bergerak perlahan dan lama-lama gerakannya semakin cepat. Hingga akhirnya mereka berdua mencapai klimaks bersamaan.

Dia pun terbaring di samping Altea dan kedua matanya terpejam sembari memeluk. Terlihat sangat jelas oleh Altea dari raut wajah Erick yang terpuaskan atas apa yang sudah mereka lakukan.

Altea pun memejamkan kedua matanya sejenak untuk mengistirahatkan tubuhnya. Tidak begitu lama dia terbangun saat merasakan ada yang meremas kedua puncak kenikmatannya.

"Kau …," ucap Altea tepati tidak dilanjutkan karena Erick mencium bibirnya dengan lembut.

Altea membalas ciumannya dan Erick pun melepaskan ciumannya lalu dia tersenyum dan mengubah posisi tubuhnya sehingga terlentang. Dia melihat ke langit-langit kamar sembari m=berpikir.

"Apa kau berbohong padaku?!" tanya Altea pada Erick yang baru saja menciumnya.

Erick terdiam lalu dia mengatakan jika dirinya tidak tahu mengapa menginginkan bercinta dengan Altea. Padahal selama pernikahannya dia sama sekali tidak pernah tergoda atau menginginkan bercinta dengan istrinya itu. Meski sang istri sudah melakukan semuanya dengan maksimal dan sudah terlihat sangat menggoda.

"Sejak kapan kau tidak merasa tertarik dengan istrimu?!" Altea kembali bertanya karena tidak mungkin pria yang bisa berhubungan intim dengannya tidak bisa melakukan dengan wanita lain.

Erick mengatakan jika semua itu terjadi setelah dia bertemu dengan seorang pria. Dan pria itu membuatnya sangat tertarik dengan segala permainannya. Hingga dia tidak mau bersentuhan dengan istrinya.

"Mengapa kau tidak menjauhi pria itu lalu pergi ke dokter dan meminta maaf pada istrimu," sambung Altea.

Pria itu menggelengkan kepalanya sebab dia pernah melakukan itu. Pergi ke dokter untuk mengobati penyakitnya tetapi tidak bisa. Karena pria itu selalu saja memberikan kepuasan yang tidak pernah didapatnya dari istrinya.

Altea tahu siapa yang seharusnya dijauhi oleh Erick yaitu pria yang membawa hal buruk padanya. Bukan Erick yang harus meninggalkan sang istri yang terlihat baik oleh Altea. Namun, Altea tidak tahu tentang istrinya apakah memiliki kelemahan atau tidak yang membuat suaminya tidak terangsang olehnya.

"Apakah kau mencintai istrimu?" Altea kembali bertanya pada Erick.

Erick mengatakan inilah alasan dia untuk berpisah dengan sang istri karena dia tidak ingin membuat istrinya menderita atas perbuatannya. Dia mengatakan semua hal yang membuat dirinya memutuskan untuk berpisah dengan sang istri dan dia berharap jika istrinya bisa bahagia setelah berpisah dengannya.

Setelah berbincang, Altea berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia berpikir apakah istrinya Erick tahu tentang semua hal yang terjadi pada suaminya itu. Entah mengapa dia berpikir jika Erick dan istrinya saling mencintai, dia menghempaskan semua pikiran itu karena tugasnya hanya membuat wanita itu bersedia bercerai dengan Erick.

"Rupanya dia sudah pergi," Altea bergumam setelah ke luar dari kamar mandi dan tidak melihat pria itu di dalam kamarnya.

Dia menghela napasnya lalu berjalan menuju sofa dan duduk, tidak begitu lama dia mendengar suara ketukan pintu. Altea pun beranjak dan berjalan mendekat ke pintu untuk melihat siapa yang ada di balik pintu kamarnya.

Altea melihat seorang wanita dari lubang kecil pintu kamarnya lalu dia mebuka pintu kamarnya. Wanita itu adalah istri dari pria yang baru saja bercinta dengannya. Dia ingin tahu apa yang diinginkan oleh wanita itu darinya.

Wanita itu pun berjalan masuk tanpa menunggu Altea mempersilakannya, dia melihat sekeliling kamar dan melihat tempat tidur yang masih berantakan. Dia pun berjalan menuju sofa lalu duduk di atasnya.

"Apa kau sudah tidur dengannya?" Wanita itu bertanya pada Altea tanpa basa-basi.

"Iya," jawab Altea singkat.

Wanita itu menghela napasnya lalu memperkenalkan dirinya. "Kau bisa memanggilku, Irma."

Tanpa basa-basi dia pun langsung mengatakan semua hal yang ada di dalam hatinya. Dia tidak percaya jika suaminya tidak menyukai wanita karena dulu suaminya tidak seperti itu.

Altea hanya mendengarkan apa yang dikatakan oleh Irma, dia sama sekali tidak ingin menyelanya. Dalam benaknya berkata apakah dia membuka bisnis baru yaitu menjadi pendengar curahan hati seorang istri. Dia tersenyum tatkala berpikir hal yang menggelikan seperti itu.

"Aku tahu jika kau wanita bayaran ... apabila kau bercinta dengannya itu artinya dia masih pria normal," Irma berkata pada Altea.

Altea tersenyum lalu mengatakan pada wanita yang ada di depannya itu jika dia tidak bisa berbuat apa-apa. Karena yang menjadi kliennya saat ini adalah Erick bukan Irma.

"Akan aku bayar kau—dengan syarat bantu aku kembali bersama suamiku," sambung Irma dengan penuh percaya diri dan dia yakin wanita yang ada di depannya akan menerima keinginannya.