Chereads / BABY YOU! / Chapter 2 - Si Cowok Mesum

Chapter 2 - Si Cowok Mesum

Pagi ini Cecilia benar-benar tak bersemangat untuk pergi ke sekolah, bagaimana bisa ia pergi ke sekolah bersama Al? teman masa kecilnya yang benar-benar mesum, jika bukan paksaan dari Mamahnya, Cecilia lebih baik naik angkutan umum dari pada harus berangkat bersama Al.

Cecilia tidak membenci Al, Cecilia hanya tidak menyukai Al yang mesum.

"Gak usah di majuin juga kali tuh bibir, mau gue cium?" goda Al yang sukses membuat Cecilia melotot.

Al tertawa saat melihat raut wajah Cecilia yang mengemaskan.

"Gimana kabarnya?" tanya Al, menghentikan tawanya dan fokus pada jalan.

"Baik sebelum gue dijodohin sama lo!" kata Cecilia dengan kesal.

Al tersenyum, "jangan nyesal di jodohin sama gue, nanti lo bakal jatuh cinta ke gue, lo bakal ngerengek-ngerengek ke gue biar gue gak ninggalin lo."

Plak.

"Jangan ke geeran!" kata Cecilia, membuang mukannya pada jendela, tak mempedulikan Al yang meringis karna pukulannya.

"Bener-bener bar-bar kaya dulu," kata Al.

Cecilia tak menjawab, ia memilih bersikap bodo amat.

"Tapi gue suka," lanjut Al yang sama sekali tidak di perdulikan oleh Cecilia.

****

"Wow.. wow.. si mamang bawa siapa nih?"

Cecilia yang masih belum mengenal siapapun di sekolahan ini memilih diam, ia tidak suka SKSD, apalagi pada laki-laki.

"Dia punya gue! Berani nyentuh dia, tulang kering lo gue patahin!" ancam Al dengan sorot mata tajamnnya.

Orang yang mendengar ancaman Al pun hanya tertawa.

"Ekhem. Kenalin gue Anggara, temennya Al. Panggil Aja Gara," ucap Anggara memperkenalkan diri.

Kini Cecilia tau siapa Pria yang berdiri di hadapannya ini, seulas senyum terukir di bibir kecilnya.

"Gue Cecilia Lauren, panggil aja Cecil," Cecilia ikut memperkenalkan dirinya dan di hanya di balas seulas senyum oleh Gara.

"Dan lo punya gue!" kata Al yang dibalas malas oleh Cecilia.

"Gak usah kasih senyum ke Gara kek gitu, dia lebih mesum dari gue!" kata Al yang sukses membuat Gara dan Cecil melotot padanya.

"Woy mamang! santuy... gue gak akan rebut Cecil dari lo, jadi gak usah buka kartu," jelas Gara dengan sebalnya.

"Ayo ke kekelas," ajak Al sambil melingkarkan tanganya pada pinggang Cecil. Cecil ingin menolak, namun ancaman Al dalam mobil tadi membuat niatnya ia tepis.

"Gak nurut sama gue, lo bakal gue polosin disini."

Menjadi Cecil benar-benar sial, ini baru hari pertama bersama Al, bagaimana dengan kedepannya? Bisa dipastikan ia akan mati bunuh diri mengunakan sendok semen.

***

Setelah beradaptasi di dalam kelas, kini Cecil mendapati dua teman dengan sifat yang bertolak belakang.

Teman yang duduk bersamanya adalah Kareta, gadis bobrok yang benar-benar tidak mempunyai rasa malu, dan teman ke duanya yang duduk di hadapannya adalah Lolita, gadis pendiam yang tidak terlalu banyak bicara dan malas beradaptasi dengan sekitarnya, namun jika gadis itu telah menemukan teman yang membuat gadis itu nyaman, sikap asli gadis itu akan keluar. Itu yang Cecil tau dari teman sebangkunya, Kareta.

"Ayo ke kantin, nanti gue tunjukin makanan favorit kita disana," ajak Kareta dengan bersemangat, terlebih lagi dia memiliki teman baru yang mungkin akan bisa ia ajak ngebucin bersama.

Cecil mengangguk, "Lolita lo ikut juga kan?" tanyanya.

"Ikut lah," balas Lolita, memasukan bukunya ke laci meja kemudian berdiri dari duduknya.

Cecilia adalah murid baru disini, lebih tepatnya murid pindahan, berpindahnya ia ke sekolah lain bukan keinginan dia, tapi keinginan sang Mamah yang katanya lebih dekat dari rumah. Tapi ternyata Cecilia menemukan maksud lain, Mamahnya itu ingin membuatnya lebih dekat dengan Al.

Berbicara soal Al, Cecilia jujur tidak mempunyai dedam sama sekali pada Pria itu, bahkan benci pun tidak. Hanya saja sejak dulu ia tak menyukai otak mesuk Al, meski itu wajar pada setiap Pria, tetap saja Cecilia tidak kenyukai Al dengan otak mesumnya.

Dulu dia pernah berteman dengan Al hingga kelas 6 SD, dan selama 6 tahun itu dengan umur yang masih bisa terbilang muda Al sudah memiliki otak mesum, dan Cecilia yakin 5 tahun tidak bertemu dangan Al, otak mesum pria itu pasti semakin menjadi-jadi.

Apalagi kini dirinya dan Al telah di jodohkan, otomatis dirinya adalah milik Al, meski diriñya dan Al tidak memilik status, tapi Mereka telah terikat.

"Cecil! Kok ngelamun?" tanya Lolita yang membuat Cecilia mengerjapkan matanya.

"Eh? Engga kok engga," kata Cecilia, menyelipkan anak rambut yang menghalangi wajahnya ke belakang telinga.

"Cecil, lo harus nyobaik cilok mercon buatan Bok Sumi! Dijamin enak!" kata Kareta dengan wajah semangat.

Baru saja Cecilia ingin membuka suara, Lolita lebih dulu bersuara.

"Pesen Tiga porsi Ret! Jangan lupa jasjus jeruk perasnya," kata Lolita yang di beri acungan jempol oleh Kareta.

Kareta berlalu pergi memesan, dan Cecilia hanya bisa menghela nafas, ia sudah menyiapkan diri untuk menghabiskan jam selanjutnya di UKS jika dia memakan Cilok mercon itu.

Perutnya selalu bermasalah jika sudah memakan yang berbau pedas, karna itu sejak dulu ia tak pernah memakan makanan pedas.

Tak lama Kareta datang dengan nampan berisi pesanan mereka, tiga mangkuk cilok mercon dan tiga gelas es jasjus.

"Abisin yah Cil, gue jamin lo bakal ketagihan! Tenang aja, pesanan lo biar gue yang bayar, itung-itung traktir temen baru," kata Karena dengan raut wajah yang selalu terlihat ceria, pantas saja gadis itu tak memilik malu dan bobrok.

Cecilia mau tidak mau mengiyakan ucapan Kareta untuk menghabiskan cilok yang menurutnya pasti benar-benar pedas, mana mungkin ia bisa menolak untuk memakan cilok jika raut wajah Kareta saat meletakan mangkuk cilok di hadapannya pun terlihat sangat senang, dirinya tidak akan tega.

Cecilia menusuk satu ciloknya, menatap lama-lama dengan perasaan ragu, namun detik berikutnya ia memberanikan diri memakan cilok itu.

Baru saja Cecilia membuka mulutnya, berniat untuk memasukan cilok ke dalam mulutnya, seseorang telah menyambar tangannya terlebih dahulu, memakan cilok yang baru saja akan Cecilia makan.

"Lo tau kalo perut lo anti pedes, dan cilok ini pedes! Lo mau cari mati?" raut wajah pria yang duduk di samping Cecilia kini terlihat dingin, Al.

Ah! Ternyata Al masih ingat tentang perutnya yang anti makanan pedas.

Cecilia menunduk, bagaimanapun juga tatapan Al kali ini benar-benar menakutkan.

"Loh Ra? Lo gak suka pedes? Kenapa gak bilang dari awal? Ya allah Cil... maafin gue yah, gue gak bermaksud bikin perut lo sakit," kata Kareta dengan raut wajah yang benar-benar terlihat menyesal.

"Gapapa kok Ret," kata Cecilia dengan suara pelan, ia masih takut pada Al.

"Lagian bukannya nanya dulu! Lo punya mulut kan?" sindiran dari arah belakang membuat Cecilia menoleh pada asal suara.

"Heh sodaranya onta! Mau gue kawinin sama bebeknya Gara lo?" tanya Kareta dengan raut wajah kesal.

"Eh kucing anggora! Gue gak punya bebek yah!" Gara yang merasa terpanggil pun ikut bersuara, meletakan nampan berisi baso di atas meja, diikuti oleh Ken, temen bobrok Al yang juga meletakan nampan berisi teh manis hangat di meja.

"Kuy makan!" ucap bersemangat Gara sambil melahap baso pesananya.

"Makan baso punya gue aja, cilok lo biar gue yang makan," kata Al, meletakan mangkuk baso di hadapan Cecilia dan mengambil mangkuk cilok milik Cecilia.

"Makan," titah Al, menganti jasjus milik Cecilia dengan teh hangat miliknya.

Kareta dan Lolita yang melihat perlakuan Al pada Cecilia membuat tanda tanya besar muncul di kepala mereka berdua.

"Kalian udah saling kenal?" tanya Kareta dengan raut wajah binggung.

Al menoleh pada Kareta, "Cecilia milik gue," jelas Al dan sukses membuat Kareta dan Lolita terkejut mendengarnya.

Kareta menatap Ken dan Gara secara bergantian, meminta penjelasan namun yang ia dapat malah pelototan dari Ken dan Gara.

***