Chereads / BABY YOU! / Chapter 7 - Refleks Yang Menguntungkan

Chapter 7 - Refleks Yang Menguntungkan

"Mau makan sama apa?" tanya Al saat Cecil baru turun dengan handuk yang melilit kepalanya, Cecil baru saja keramas.

"Apa aja yang penting kenyang," kata Cecil sambil duduk di kursi.

"Mie telur aja yah, ujan-ujan gini enak makan mie," ujar Al yang di setujui oleh Cecil.

Setelah beberapa menit mie yang di masak oleh Al pun jadi, hanya satu mangkuk dan itu membuat Cecil mengernyit binggung.

"Kenapa cuman satu?" tanya Cecil.

"Biar romantis, satu mangkuk berdua," kata Al sambil cengegesan.

"Gue gak akan kenyang!" kata Cecil.

"Kalo mau kenyang yah pake nasi," balas Al tak mau kalah.

"Ya elah malu-maluin! Yakali makan mie paka nasi."

"Yang penting kenyang kan?"

"Iya sih, yaudah ambilin gue nasi!" titah Cecil yang di turuti oleh Al, mengabil nasi satu piring dan meletakannya di hadapan Cecil.

"Makan yang banyak biar gendut, kalo lo gendut gue gak akan punya saingan," kata Al yang hampir membuat Cecil tersedak mie yang tengah ia makan.

Cecil menatap Al, sedangkan yang di tatap malah sibuk dengan mie.

"Lain kali lo harus belajar masak, belajar jadi istri dengan bangun pagi terus nyiapin sarapan buat gue, siapin seragam sekolah gue, dan belajar pasangin dasi di leher gue, belajar nurut apa yang gue bilang, jangan membantah atau menolak," kata Al panjang lebar, sedangkan Cecil menatap Al dengan tatapan tak percaya.

"Gue kan gak bilang mau jadi istri lo nanti! Jadi cari aja cewek lain!" kata Cecil dan langsung lanjut memakan mienya.

"Tapi gue maunya elo," lagi dan lagi Cecil hampir mati karna hampir tersedak mie, untuk saja ia bisa tersadar, jika tidak ia sudah mati tersedak mie.

"Tapi gue gak mau elo!" balas Cecil acuh.

"Kenapa? Lo udah punya pacar? Putusin dia! Lo udah di jodohin sama gue!" kata Al dangan nada tak suka, menatap Cecil dengan raut wajah yang berubah datar.

"Mau gue udah punya pacar atau belum itu bukan urusan lo Al," kata Cecil.

"Itu urusan gue! Lo sekarang tanggung jawab gue, lo bakal jadi istri gue. Lo milik gue Cecil, inget itu!" suara Al kini mendadak meninggi, raut wajahnya pun benar-benar datar tanpa ekspresi.

"Gak usah so ngatur! Kita baru di jodohin, bukan berarti gue itu milik elo! Dasar egois!" Cecil menatap Al kesal, tidak merasa takut sama sekali saat Al meninggikan suaranya.

"Bacot!" balas Al yang sudah benar-benar kesal.

"Kasar!"

"Lo milik gue! Selamanya bakal jadi milik gue! Terima atau sekarang lo gue polosin!"

"Al Rajendra! gue benci lo!" teriak Cecil dengan emosi mengebu-gebu.

"Jangan pernah berani-berani deket sama cowok lain selain gue! Kalo gue tau lo deket sama cowok lain, lo bakal gue kasih hukuman! Dan kalo gue tau lo main gila di belakang gue, lo bakal gue nikahin detik itu juga!"

"Dasar anoa burik! Gue benci lo setan!"

"Abisin mienya," titah Al dan langsung beranjak pergi meninggalkan Cecil yang benar-benar emosi.

****

Setelah semalam berdebat, pagi harinya Al dan Cecil kembali seperti biasa, seperti tidak terjadi apa-apa.

Mereka berbicara seperti biasa, berangkat ke sekolah bersama, bahkan saat Al melingkarkan tangannya di pinggang Cecil dengan penuh posesif pun Cecil tak menolaknya.

"Inget ke sekolah itu fokus belajar, jangan centil, jangan ganjen, jangan tebar pesona ke cowok lain!" perinta Al yang hanya di balas helaan nafas oleh Cecil.

"Udah pergi sono! Kalo bisa jangan nongol lagi!" kata Cecil dengan sebal.

Al tersenyum, mengacak pelan puncak kepala Cecil.

"Emang mau gue gak balik lagi? Tar lo kangen," goda Al sambil mencakip ke dua pipi Cecil dengan jarinya.

"Lepas! Sakit nyet!" kesal Cecil sambil mengusap ke dua pipinya.

"Orang kaya lo mah gak akan gue kangenin kalo pergi! Dasar egois! Posesif, suka ngatur!"

"Gue mau bolos, jangan kangen yah," kata Al yang tak memperdulikan ucapan Cecil barusan, yang bisa saja membuat mereka kembali berdebat.

"Gue bilangin Mamah yah kalo lo bolos!" ancam Cecil.

"Mau gue cium?" tanya Al yang Cecil tau jika Al tengah balas mengancamnnya.

"Yaudah bolos sana! Gak usah balik-balik lagi! Kesel gue," kata Cecil dengan raut wajah sebalnya, berajalan masuk ke kelas meninggalkan Al yang tengah senyam-senyum sendiri.

****

Menyebalkan bukan saat tengah asik-asiknya menikmati jam istirahat, Al malah menyuruh Cecil untuk membawakannya minuman, memaksanya hingga mengancamnya jika ia menolak.

Dan mau tidak mau Cecil menurut, membelikan Al minuman dingin yang telah ia beri sianida, biar mampus sekalian.

Cecil berjalan menuju lapangan tempat Al berada dengan kaki yang di hentak-hentakan, dan ketika telah sampai di pinggir lapangan Cecil malah melihat Al tang tengah berduaan dengan cewek lain.

Apa Al sengaja untuk membuatnya cemburu? Astaga, untuk merasa kesal pun Cecil tidak merasakannya sama sekali!.

Cecil berjalan mendekat pada Al, melempar botol aqua pada Al, dan ternyata Al sadar dan langsung menangkapnya.

"Lain kali beli sendiri! Jam istirahat gue keganggu karna lo pea!" kata Cecil dengan menatap Al kesal, bukan kesal karna melihat Al bersama cewek lain namun kesal karna dirinya seperti babu untuk Al.

Setelah meneguk air yang di bawa oleh Cecil, Al tersenyum. Seulas senyum yang benar-benar menyebalkan untuk Cecil.

"Dia siapa Kak?" tanya Cewek yang sedari tadi menatap Cecil dengan tatapan binggung.

"Dia jo-"

"Gue adik tirinya dia," potong Cecil cepat, membuat Al melotot padanya.

Bukannya takut, Cecil malah balas melotot pada Al, namun lagi-lagi terlihat mengemaskan di mata Al.

"Aku kira Kakak pacarnya Kak Al," kata Cewek itu yang Cecil yakin jika Cewek itu tengah menyukai Al, Cecil bisa melihat jelas dari sorot mata cewek di hadapannya ini.

"Gue? Pacaranya dia?" Cecil menujuk dirinya dan juga Al, kemudian tertawa keras, seolah pertanyaan Cewek yang mungkin adik kelasnya itu adalah sebuah lelucon.

"Lebih baik gue jomblo dari pada harus sama dia!" kata Cecil setelah selesai tertawa, menatap sinis Al yang tengah menatapnya dengan wajah songongnya.

"Udah lah! gue balik ke kelas," kata Cecil sambil berbalik, berniat untuk pergi namun tiba-tiba tangannya di tarik oleh Al, membuatnya kehilangan keseimbangan dan berakhir dalam dekapan Al.

"Dia yang gue peluk emang bukan pacar gue, bukan juga adik tiri gue. Tapi, dia yang gue peluk adalah milik gue, calon istri gue," jelas Al yang sukses membuat Cecil dan Cewek itu terkejut.

Dengan perasaan kesal Cecil mendorong tubuh Al, menatap Al dengan tatapan membunuh.

"Gue bukan calon istri lo! gue bukan milik-"

Belum sempat Cecil menghentikan ucapannya, Al sudah terlebih dahulu melakukan hal gila yang sukses membuat beberapa orang dan juga Cecil terkejut, Al mencium pipi Cecil tanpa memperdulikan sedang dimana mereka sekarang.

"Baru gue kasih hukuman, belum gue polosin," bisik Al yang membuat Cecil membulatkan matanya.

Dengan kesal Cecil menginjak kaki Al, "Cowok gila!" ucap Cecil dan memilih berlalu pergi dengan perasaan malu dan kesal.

Sedangkan Al tersenyum geli melihat Cecil yang merasa kesal sekaligus malu, dirinya benar-benar refleks saat mencium Cecil, tidak ada niatan namun berhasil membuat Cecil bungkam.

***

Bersambung.