Chereads / BABY YOU! / Chapter 9 - Gute Nacht, Cil.

Chapter 9 - Gute Nacht, Cil.

Seperti permintaan Al kemarin, siang ini sehabis pulang sekolah waktunya Cecil belajar memasak, Al tidak membantunya, Al hanya duduk santai memperhatikan Cecil. Tidak seperti Cecil yang mati-matian membedakan bumbu ini dengan bumbu yang lainnya.

Modal tutorial youtobe sama sekali tidak membuat Cecil bisa memasak.

"Al!" rengek Cecil, menatap Al dengan raut wajah lelahnya.

Bagaimana tidak lelah, ia baru belajar masak, namun Al sudah menyuruhnya memasak masakan yang berat.

"Kenapa?" tanya Al dengan sebelah alis terangkat ke atas, senyumnya tersungging samar memperhatikan Cecil yang sudah merenggut dengan wajah tertekuk memelas.

"Gue gak bisa masak rendang!" gumam Cecil pelan, namun ia yakin gumamannya itu masih bisa sampai ke telinga Al. Terbukti karena Al langsung merespon gumamannya barusan.

"Terus lo mau masak apa?" tanya Al lagi.

"Apa kek yang gampang."

"Yaudah, goreng telor aja," kata Al yang di beri anggukan semangat oleh Cecil.

Setelah beberapa menit Al menunggu, telur yang di masak oleh Cecil belum jadi juga.

Al bangun dari duduknya, mendekat pada Cecil yang masih sibuk di depan kompor.

"Lo masak apaan sih lama amat?" tanya Al.

"Masak telur lah," jawab Cecil.

Seketika Al terkejut saat melihat apa yang tengah Cecil lakukan.

"Ya allah Cecilia! Kenapa lo goreng telur sama cangkangnya juga?" tanya Al dengan menahan sabar, jika saja Cecil bukan calon istrinya, bisa dipastikan ia sudah berkata kasar pada Cecil sedari tadi.

"Lah? gue kan gak tau caranya goreng telur kek gimana, lagian lo sendiri kenapa gak ngajarin gue masak?" ujar Cecil dengan raut wajah tanpa dosannya.

Al mengusap wajahnya kesal, mengambil ponsel Cecil yang tergeletak di samping kompor.

"Apa gunanya hape kalo gak lo manfaatin? Lo bisa kan liat ke youtobe tutorialnya?" tanya Al yang masih mencoba sabar.

"Udah tau gue gak bisa masak, lo tetep nyuruh gue masak! Udah tau gue gak bisa masak lo malah gak ngajarin gue masak, masak aja sendiri noh!" kesal Cecil sambil membanting spatula, namun minyak panas yang masih berada di spatula malah mengenai lengan Al.

"Aiss... Cecil!" Al mengibas-ngibaskan tangannya yang terkena minyak, menahan kekesalannya pada Cecil dengan mendumal dalam hati, mana tega ia membentak Cecil.

"Astaga! Al maaf," kata Cecil dengan penik, namun tidak tau harus berbuat apa.

"Al maafin gue," ucap Cecil dengan penuh penyesalan.

Al tak menjawab, ia tengah sibuk membasuh tangannya dengan air dingin.

"Al maafin gue, jangan marah," pinta Cecil dengan suara pelan, dirinya benar-benar menyesal karna asal lempar spatula.

"Gapapa," kata Al sambil mematikan air keran.

"Apa sakit?" tanya Cecil sambil menarik tangan Al, melihat pergelangan tangan Al yang memerah terkena minyak panas.

"Gue gapapa Cecil," ujar Al saat Cecil malah meniup-niupi lukannya.

"Ini merah Al," balas Cecil.

"Gak usah Khawatir, gue gapapa, dan gue gak marah sama lo," jelas Al, menggengam tangan Cecil yang tengah memegang tangannya.

"Maafin gue, gue gak sengaja, sumpah," kata Cecil dengan wajah yang terlihat mengemaskan.

"Iyaiya, yaudah sini gue ajarin lo masak," kata Al sambil memabawa Al kembali ke depan kompor.

****

Kedatangan Gara dan yang lainnya benar-benar membuat waktu istirahat Cecil terganggu, teman Al dan juga teman barunya itu bagaikan tamu yang sama sekali tidak di inginkan keberadaannya, bertamu disaat orang-orang ingin istirahat, hanya teman baru Cecil yang tak memilik otak lah yang bisa melakukannya.

Gara dan yang lain benar-benar datang di saat Cecil ingin tidur, mereka datang tepat pukul 9 malam, dan tentunya dengan tanpa bersalah.

"Guys nanya dung," Gara yang tengah sibuk menonton drakor di laptop Cecil pun bersuara.

"Kenapa setiap putus, orang itu selalu bilang gini. Makasih untuk semuanya. Semuanya itu apa? Kinder joy? Mikasa? Dispenser? DVD hey tayo? Sebutin dong biar jelas!" kata Cecil dengan tatapan masih fokus pada layar laptop.

"Kita putus! Makasih untuk semuanya, makasih atas botol minum lion star nya, tapi gue lebih suka taperwer, puas lo?!" ucap Kareta nada sebal.

"Owh gitu," Gara mengangguk-ngangguk mengerti.

"Ken! Lo pas masih pacaran sama si Kereta ngasih apa aja? Terus di balikin lagi gak sama si Kereta?" tanya Gara yang benar-benar mengundang bencana.

"Heh sepupunya kadal belgia! Nama gue Kareta bukan Kereta!" kesal Kareta yang tak di gubris oleh Gara, Gara terlalu kepo dengan jawaban Ken yang sedari tadi hanya diam menatapnya.

Namun bukannya menjawab, Ken malah kembali fokus bermain PS bersama Al.

Gara mendegus sebal saat pertanyaanya hanya di anggap angin lalu.

"Setelah putus sama lo, Ken berubah dratis Ret," ucap Gara yang membuat Kareta menoleh pada Gara.

"Maksud lo gue gitu penyebab Ken jadi berubah?" tanya Kareta dengan tatapan tak suka.

Gara menggeleng, "Bukan itu maksud gue, tapi maksud gue itu... Ken yang dulu sama yang sekarang bener-benar beda, Ken yang dulu saat masih pacaran sama lo, dia sama bobroknya kaya gue. Tapi sekarang setelah putus dari lo dia berubah cuek, dingin, bodo amatan, bahkan terlihat acuh," jelas Gara yang entah kenapa tak pernah di sadari oleh Kareta.

Kareta menatap Ken, dan ternyata Ken pun tengah menatapnya. Hanya sebentar, karna Ken kembali menatap layar besar di hadapannya.

"Mungkin emang kemauan dia berubah kaya gini," ujar Kareta yang terdengar acuh, kemudian memilih bergabung bersama Lolita.

"Gak ada niatan untuk pada pulang gitu?" tanya Cecil dengan mata yang benar-benar mengantuk.

Al dan yang lain menoleh pada Cecil.

"Udah jam 12 guys," kata Cecil sambil bangun dari duduknya.

"Gue ngantuk, gue tidur yah," pamit Cecil yang hanya di beri angguk oleh Gara dkk.

Cecil tau jika Gara dkk masih ingin berada di rumahnya, dan dari pada ia ikut bergadang, lebih baik ia tidur cantik.

Cecil masuk ke dalam kamarnya, membaringkan tubuhnya di kasur dengan selimut yang menutupi sebagian tubuhnya.

Baru saja Cecil memejamkan matanya, ingin cepat-cepat masuk ke alam mimpinya, tiba-tiba suara Al membuatnya kembali membuka ke dua matanya.

"Besok bangun pagi-pagi, siapin sarapan sekaligus seragam gue," titah Al yang ingin sekali membuat Cecil kembali berteriak dengan perasaan kesalnya, namun rasa ngantuknya membuat dirinya memilih untuk membodo amatkan ucapan Al barusan.

"Gak ngikutin apa yang gue suruh, siap-siap dapet hukuman," lanjut Al yang kembali membuat Cecil membulatkan matanya.

"Al!" panggil Cecil dengan nada kesal.

"Gute Nacht, Cil. Jangan lupa mimpiin gue," bisik Al tepat di telinga Cecil, kemudian keluar dari kamar, meninggalkan Cecil yang lagi dan lagi tak jadi untuk tidur.

***

Bersambung.