"Pakai dikunci segala kamarnya," gerutu Rudolf.
"Terkunci, tidak sengaja. Vino hanya ingin membantu Lea rapi-rapi kamar saja, Yah," ujar Vino berusaha membela diri, agar ayahnya tidak curiga. Terlihat dari rautnya, Rudolf menaruh curiga pada Lea dan Vino, namun ia memilih untuk tidak terlalu ikut campur.
Rudolf melirik ke arah kamar Lea, yang terlihat rapi. Seperti tidak ada yang perlu dirapikan lagi. Ia melihat Lea yang berdiri di belakang Vino, memberi senyum kepadanya.
"Merapikan Lea? Rambutnya kusut, tuh."
***
Radi membawa beberapa bukunya keluar dari kamar. Ia berpapasan dengan Rudolf yang hendak menuju ke kamar Vino.
"Mau ketemu Kak Vino, Yah?" tanya Radi, menyapanya.
"Iya. Kau mau kemana?"
"Ke kamar Lea, belajar bareng."
"Oh, belajar yang rajin. Contoh Vino yang sebentar lagi akan menjadi insinyur," ujar Rudolf, terlalu membanggakan Vino.
"Iya, Yah …."