Sial, sial, sial.
Satu kata yang berulang kali Keiyona teriakkan di dalam hatinya sampai ia tiba di parkiran dan masuk ke dalam mobilnya. Ia mengacak rambutnya dengan kasar dan memukul-mukul stir mobilnya dengan kesal.
"Bisa-bisanya gue dipermalukan!" pekiknya yang masih ingat benar kejadian di tempat ia bermanja diri.
Kalai saja tidak ada si Regal-Regal itu beserta kekasihnya, mungkin Keiyona juga tidak akan berperilaku seperti ini. Ia bisa saja melupakan kejadiannya dengan sangat mudah. Kalau pun memang ia tidak bisa membayarnya dengan uang cash, Keiyona memiliki voucher yang khusus untuk pelanggan setia sepertinya. Akan tetapi, karena kehadiran Regal dengan kekasihnya yang sangat menyebalkan membuat Keiyona merasa kesal bukan kepalang. Ingin rasanya ia menghilangkan wajahnya di muka bumi ini.
"Bodoh banget sih lo Kei!" pekiknya lagi yang kemudian memilih untuk meninggalkan area parkiran mall.
Diluar dari Keiyona merasa kesal dan marah dengan kejadian yang baru saja menimpanya. Keiyona kembali diingatkan atas apa yang baru ia hadapi. Semua kartu yang selalu Keiyona gunakan mendadak tidak bisa dipakai sama sekali. Dari semua kartu itu, ada sebuah kartu yang memang Keiyona buat secara diam-diam, tapi sepertinya tetap diketahui oleh kedua orang tuanya.
Tentu saja sudah sangat jelas siapa penyebab ia tidak bisa menggunakan kartu-kartu berharga miliknya. Apalagi ia juga baru saja berdebat dengan mbok Lasti. Keinginan mbok Lasti agar ia kembali ke sekolah adalah perintah dari sang ayah. Keiyona mengetahui semuanya dan ia adalah wanita yang pintar. Keiyona tidak mudah diperdaya apalagi dibohongi seperti itu. Ia cukup tangkap untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang Keiyona sendiri pertanyakan pada dirinya.
"Jason."
Keiyona memanggil sebuah nama yang mendadak keluar begitu saja dari mulutnya sendiri. Ia pun langsung menghubungi laki-laki yang bernama Jason itu.
"Lo dimana?" tanya Keiyona langsung to the point menanyakan keberadaannya.
"Di rumah. Why?" tanya Jason balik pada Keiyona.
"Gue mau nanya sesuatu sama lo." kata Keiyona lagi yang masih memfokuskan pikirannya pada jalanan yang ada di depannya saat ini.
"Tentang apa?"
"Tentang kejadian di club malam itu." jawab Keiyona yang masih ingin tahu sebenarnya apa yang terjadi padanya kemarin di club.
"Kalau lo lupa gue juga mabuk waktu itu." kata Jason mengingatkan Keiyona.
"Disaat ada yang ngajak gue dansa?"
Jason tampak berpikir keras untuk mengingat kejadian pada malam dimana ia dan Keiyona sedang berada di club untuk bersantai ria. Sampai sebuah kepingan memori di dalan kepalanya mulai memutar ulang kejadian dimana mereka berdua memang sempat bersama beberapa menit terakhir sebelum Keiyona di bawa pergi secara paksa oleh seorang pria yang Keiyona juga tidak kenal siapa.
"Wait, gue ingat."
Jason memang sengaja menggantungkan kalimatnya untuk memastikan kalau dirinya memang tidak salah mengingat.
"Lo masih aman sama gue malam itu sampai tiba-tiba ada seorang cowok yang datang. Lo lupa?" kata Jason membuat Keiyona juga mulai berpikir dengan keras agar ia juga bisa mendapatkan memorinya kembali.
Ah, Jason benar. Keiyona mulai mendapatkan kembali ingatannya tentang bagaimana seorang laki-laki yang tidak ia kenali mulai mendekatkan diri padanya dan juga teman-temannya. Keiyona kembali teringat akan dirinya yang berjoget ria bersama dengan laki-laki itu dan kemudian mulai mengasingkan diri.
"Gue ingat."
"Habis itu gue kehilangan lo. Lo pergi gitu aja." kata Jason memberitahu.
Keiyona mengangguk pelan yang pastinya tidak dapat dilihat oleh Jason diseberang sana.
"Apa gue melakukan sesuatu yang aneh?" tanya Keiyona yang masih berusaha keras untuk mengingat.
Kenapa ia sulit sekali mengingat tentang kejadian yang menimpanya malam itu?!
"Gue aja enggak ingat apa yang gue lakukan." kata Jason menjawab.
Keiyona mendesah kasar. "Alright, thanks." katanya yang hendak akan mematikan sambungan telepon secara sepihak, tapi Jason langsung menahannya.
"Eh, Kei gue ingat!"
Ini dia. Jantung Keiyona berdegup dengan sangat kencang, takut jika itu adalah sesuatu hal yang buruk menimpanya.
"Bilang cepetan." balas Keiyona greget.
"Lo hampir mau di unboxing sama tuh cowok, tapi enggak berhasil karena ada yang nolongin lo waktu itu." kata Jason yang mengingat bahwa ia sempat melihat Keiyona menderita di pojok koridor club.
Jason juga sempat ingin menyelamatkan Keiyona dalam keadaan mabuk, tapi ia kedeluanan oleh seorang laki-laki yang Jason juga tidak tahu siapa. Melihat Keiyona yang sudah aman, Jason memilih pergi setelahnya.
Regal?
Sebuah nama langsung tercetus mengingat Keiyona yang terbangun di rumah laki-laki itu pada pagi harinya. Keiyona tidak salah menebak bukan?
Tunggu dulu!
Keiyona sudah mengingat semuanya.
Keiyona pun langsung memutuskan panggilan telepon itu ketika memori di dalam kepalanya memutarkan kejadian sesaat Keiyona di bawa kabur oleh seorang laki-laki yang Keiyona kenal dengan nama Regal.
"Kenapa harus Regal?!" celetuk Keiyona mengingat Regal yang menolongnya.
Keiyona juga mulai ingat jika ia sempat memuntahkan seluruh isi perutnya di dalam mobil laki-laki yang bernama Regal itu. Bahkan Regal juga sudah mengusirnya untuk segera pulang, tapi Keiyona menolak. Ia benar-benar tidak ingin pulang malam itu. Itulah alasan Keiyona berada di club pada malam hari.
Keanu Daneen.
Nama yang juga ikut menjadi salah satu bagian dari ingatan Keiyona pada malam itu. Keanu Daneen adalah nama ayahnya yang sempat beradu pendapat dengan mbok Lasti, tapi Keiyona sama sekali tidak tahu apa yang menjadi bahan pembicaraan mereka. Walaupun bisa dipastikan mereka sedang mempermasalahkan dirinya. Sehingga tak heran kalau mbok Lasti yang memintanya kembali untuk ke sekolah.
"Keanu sialan."
Keiyona kembali menjalankan mobilnya untuk mengunjungi sebuah tempat yang memang sangat ia kunjungi di hari minggu yang penuh dengan penderitaan ini. Namun kembali ia teringat akan sebuah memori aneh yang membuat hatinya terasa nyaman dan perutnya seakan sedang tergelitik.
Adegan dimana Regal berusaha menggantikan pakaiannya.
Pakaian Keiyona yang berbau muntahannya di ganti langsung oleh seorang Clayton Regan Stein. Bahkan permukaan perut Keiyona masih merasakan jemari Clayton yang berusaha untuk tidak menyentuhnya. Walaupun gagal karena kedua kulit mereka beberapa kali saling bersentuhan dan hal ini membuat perasaan Keiyona menjadi campur aduk.
"Buang jauh-jauh pikiran kotormu, Kei!" Teriak Keiyona di dalam hatinya.
Dug.
Keiyona terhempas sedikit kuat ke depan karena laju mobilnya yang mendadak berhenti padahal kakinya tidak menginjak pedal rem disana. Untungnya Keiyona memakai seatbelt, sehingga tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Keiyona merasa cukup panik karena mobilnya yang berhenti dan tidak bisa dihidupkan kembali. Ia terus berusaha, tapi hasilnya tetap gagal. Mobil Keiyona mogok dan ia tidak tahu harus berbuat apa.
Ah, Jason. Keiyona masih bisa menghubungi Jason.
Keiyona pun mengambil ponselnya dan mencoba kembali menghubungi Jason. Sialnya, mendadak handphone Keiyoba kehabisan baterai karena seharian kemarin ia tidak mengisi daya baterainya.
Keiyona menubrukkan keningnya di stir mobil miliknya dengan kuat.
"Gue dosa apa sih sampai sesial ini seharian?!"
***