Chereads / Tetangga Regal / Chapter 6 - Part 5

Chapter 6 - Part 5

Suara percikan air mengusik ketenangan Keiyona di pagi hari yang penuh dengan kenyamanan dan kedamaian. Keiyona berusaha untuk tetap memejamkan matanya yang sangat berat untuk di buka. Tidak hanya itu, kepalanya juga terasa sedikit pusing dengan keadaan perut yang tidak baik-baik saja. Rasa mual dan ingin muntah masih menyelimutinya, mungkin efek dari kegiatan malamnya kemarin itu.

Keiyona masih bersusah payah untuk tetap tertidur. Namun sepertinya dewi fortuna sedang tidak berpihak padanya. Dibuktikan dengan suara deringan ponsel yang mengganggu ketenangan Keiyona.

"Sialan, siapa sih yang nelpon gue pagi-pagi gini." gerutunya kesal.

Seingat Keiyona, hari ini adalah hari minggu. Sehingga sangat tidak mungkin ada yang mengganggu ketenangannya di minggu pagi, kecuali mbok Lasti. Tapi biasanya mbok Lasti sendiri tidak pernah ingin mengganggunya di hari libur Keiyona.

Keiyona pun terpaksa bangun, mendengar deringan itu tidak juga berhenti untuk bersuara. Ia meraih ponsel miliknya yang Keiyona simpan di atas nakas.

"Zevanya?"

Wait, Keiyona berpikir dengan cukup keras untuk mengingat nama teman sekelasnya yang memiliki nama Zevanya. Seingat Keiyona, ia tidak memiliki seorang teman pun yang bernama Zevanya. Lalu siapa wanita ini yang menelepon Keiyona? Terlebih lagi bagaimana bisa Keiyona menyimpan nomor seseorang yang ia tidak kenal?

Brakh!

Keiyona tersentak kaget ketika sebuah suara berisik membuyarkan lamunannya. Keiyona pun memilih meninggalkan ponselnya dan segera berjalan ke arah balkon kamarnya yang terasa dingin.

Deg.

Jantung Keiyona berdetak dengan sangat cepat melihat pemandangan diluar sana. Bagaimana ia tidak terkejut melihat seorang pria dewasa dengan celana boxer dan baju kaosnya sedang menyuci mobilnya sendiri. Seketika Keiyona mulai tersadar dengan apa yang ia alami di pagi minggunya yang penuh dengan kejutan.

Keiyona kembali berjalan memasuki kamarnya yang terasa asing baginya. Tidak, ini bukan kamar pribadi milik Keiyona. Keiyona tidak mungkin memilih tema kamarnya yang terlihat maskulin seperti ini. Ia beralih pada sebuah ponsel yang masih saja terus berdering. Tidak, itu juga bukan ponselnya dan ia tidak mengenal Zevanya sama sekali. Terakhir, dengan gerakan slow motion, Keiyona menundukkan pandangannya dan melihat pakaian yang ia kenakan saat ini. Keiyona kembali dikejutkan akan baju kaos kebesaran yang ia kenakan tanpa mengenakan celana di bawahnya, kecuali pakaian dalamnya sendiri.

Apa-apaan ini semua!

"REGAL!"

Keiyona berteriak keras menuju ke balkon kamar pria itu dan mendapati pria mapan itu menengadah ke atas untuk melihatnya. Clayton tertegun dalam beberapa saat melihat tubuh mungil Keiyona yang memakai kaos kebesaran miliknya hingga menyentuh paha wanita itu, saking kebesarannya.

"Lo nyulik gue?!" pekik Keiyona dengan suara toanya.

Clayton harus kembali mengingatkan dirinya untuk tetap bersabar. Wanita yang ada di atas sana memang sangat menyebalkan, tapi tak bisa Clayton pungkiri ia juga merasa prihatin terhadapnya.

"Lo yang masuk sendiri kesana." kata Clayton dengan nada suara setenang air danau.

Keiyona langsung membantah tak terima. Tidak mungkin ia memasuki rumah orang sembarangan seperti yang dikatakan oleh Clayton.

"Lebih baik sekarang lo naik kesini, sebelum gue angkat panggilan dari Zevanya!" teriak Keiyona lagi dengan penuh ancaman.

Tentu saja hal itu sontak membuat Clayton terkejut. Jangan sampai Keiyona mengangkat panggilan telepon itu karena kalau hal itu sampai terjadi, maka Clayton tidak akan bisa pernah hidup tenang lagi. Clayton benci akan hal itu.

"Kalau sampai kamu berani mengangkat panggilan itu, saya tidak akan segan-segan untuk--"

"Astaga nona Kei?!"

Clayton menepuk keningnya frustasi. Cobaan apalagi ini?!

"Mbok tolongi Kei! Kei diculik!"

"Nona Kei ngapain di rumah orang? Sini pulang!" pekik mbok Lasti tak kalah heboh.

"Gue diculik sama om Regal mbok!"

"Shit, bunuh oran dosa enggak sih?" gerutu Clayton yang langsung berlari menuju ke lantai atas dan mendapati Keiyona yang masih setia berdiri di balkon kamarnya.

"Sini kamu." panggil Clayton yang tidak diindahkan oleh Keiyona.

"Mbok Kei mau di mutilasi." adu Keiyona pada mbok Lasti yang masih setia memantau anak majikannya dari bawah sana.

"Pulang non, mbok bisa dimarahi nanti kalau tuan tahu."

"Kei diculik mbok."

Clayton memijit pangkal hidungnya yang membuat kepalanya terasa nyeri dan berdenyut. Bisa-bisanya ia merasa kasihan dan menolong seseorang seperti modelan Keiyona ini? Bodoh sekali Clayton.

"Keiyona!"

Keiyona sontak terkejut dan langsung terdiam membeku. Entah setan apa yang merasukinya, Keiyona langsung berjalan menghampiri Clayton yang berdiri tepat di ambang pintu kamarnya. Pria itu juga mengambil ponselnya yang terlihat damai. Ia mengechecknya sekilas, lalu beralih pada Keiyona yang mendadak diam, tak berani kembali bersuara.

"Sebelum kamu kembali membuat keributan, seharusnya kamu tahu apa yang terjadi kemarin malam." kata Clayton yang merasa tidak sanggup lagi untuk terus bersabar menghadapi Keiyona.

Keiyona menundukkan kepalanya dalam, lalu ia mulai tersadar akan pakaiannya yang berbeda dengan yang ia kenakan kemarin malam.

Tunggu, yang satu ini lebih penting dari apa pun itu.

"Tunggu dulu."

Clayton jadi terdiam ketika Keiyona memerintahkannya untuk diam melalui kalimatnya itu.

"Kenapa gue bisa jadi pakai baju jelek ini?" tanyanya dengan was-was, takut apa yang Keiyona pikirkan benar-benar terjadi kemarin malam.

Jelek katanya? Yang benar saja!

Clayton tidak berkomentar. Karena Keiyona bertanya begitu, ia jadi melirik tubuh ramping gadis itu yang cukup lucu dan menggemaskan bagi Clayton.

Stop! Tidak, gadis itu sama sekali tidak lucu dan menggemaskan! Buang jauh-jauh pikiran bodohmu itu Clayton, pikirnya.

"Kamu enggak ingat?"

"Jangan menatapku begitu!"

Clayton harus kembali bersabar. Ia menghelakan napasnya dengan kasar, berusaha untuk tetap tenang.

"Kamu mabuk dan muntah. Bisa lihat mobil saya yang bau karena ulahmu itu." kata Clayton menjawab.

Keiyona mengernyitkan keningnya. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi kemarin malam di club. Ia masih ingat betul bagaimana Keiyona berjoget ria bersama teman-temannya dan juga meminum minuman beralkohol itu. Namun, Keiyona sama sekali tidak bisa mengingat apa yang terjadi setelahnya. Rasanya kepala Keiyona kembali sakit karena memaksakan diri untuk mengingat kejadian kemarin malam.

"Terus yang ganti ini siapa?" tanya Keiyona yang lebih mementingkan siapa yang menggantikan pakaiannya dari pada bagaimana ia bisa menginap di rumah pria itu.

Clayton terdiam sejenak. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Walaupun ia menggantinya dalam keadaan gelap, tapi tetap saja ia adalah seorang pria. Jika Keiyona mengetahui akan hal itu, Clayton sangat yakin gadis dihadapannya saat ini akan kembali histeris. Seperti kejadian dimana dia mulai sadar kalau tidak tidur di kamarnya sendiri.

Keiyona mendadak memundurkan langkahnya dengan kedua bola matanya yang melotot sempurna. 

"Jangan bilang..."

Clayton memilih untuk berterus terang saja, tidak ada gunanya juga ia berkata bohong.

"Ya, saya yang menggantinya."

Bugh!

"Om-om mesum!"

***