Chereads / Tetanggaku Yang Seram / Chapter 26 - Skizofrenia

Chapter 26 - Skizofrenia

Jlub!

"Akh!" Edward memegangin tangannya yang kesakitan.

"Itu tidak seberapa dibandingkan sakit yang aku rasakan, Edward!" tukas Sea sambil menyeringai dengan tatapan tajam.

"Sea, tolong hentian ini, Sea! Kau sudah keterlaluan!"  ucap Edward.

Sea mencengkram leher Edward.

"Aku yang keterlaluan? Berarti selingkuh dan bermesraan di ranjangku dengan gadis lain, itu tidak keterlaluan, ya!?" sindir Sea.

Edward tak tinggal diam, dan dia berusaha untuk membela diri.

"Sea! Aku selingkuh bukan tanpa alasan!" bentak Edward.

"Lalu apa alasannya?!" tanya Sea.

Edward sedikit menarik ujung bibirnya.

"Aku melakukan ini semua karena aku sudah bosan denganmu! Kamu itu gila, Sea! Kamu sering marah tanpa sebab! Dan kadang kamu juga melakukan kekerasan kepadaku, begitu pula kepada, Clara!" ujar Edward.

"Hei, kau jangan bicara yang tidak-tidak! Aku melakukan itu Karena aku sayang kepadamu, juga kepada Clara! Edward!" sangkal Sea.

"Mana ada menyayangi  dengan cara melukai kami secara fisik? Kau juga lupa, Sea! Kau sudah membuat tangan Clara nyaris cacat!" Edward berbicara kepada Sea dengan nada tinggi.

Selama ini dia menahan amarahnya karena demi keutuhan rumah tangga mereka.

"Lalu kalau aku gila kau apa?!" Sea berbalik menyindir, "kau tak pernah mengurus Clara saat ia sedang sakit! Dan sekarang kau malah berduaan dengan, Wanita Jalang, itu!" pekik Sea.

"Jangan menyalahkanku, Sea! Kau tau jika Clara sedang sakit, tapi kau sendiri malah pergi ke tempat Ibumu tanpa kejelasan! Itu yang namanya mengurus anak?!" ucap Edward.

"Kau selalu memutar balikkan fakta, Edward! Kau menganggap aku tak mengurus, Clara?! kau pikir siapa yang membawanya ke Dokter waktu itu?!" Sea menunjuk dirinya sendiri, "aku yang membawanya, Edward!" tegas Sea.

"Hey, Sea! Bisa-bisanya kau bicara begitu! Kau lupa ya kalau Clara sakit juga gara-gara, kau?!"  bentak Edward.

"Gara-gara aku?" Sea tampak bingung.

"Iya gara-gara, kau!" Edward menunjuk kearah Sea, Edward benar-benar tidak bisa menahan amarahnya, "kau sudah mendorong Clara hingga terjatuh dari ayunan!"

"Hey, Edward! Aku tidak mendorongnya, tapi aku hendak menolongnya dari orang jahat! Aku terpaksa menyuruh Clara untuk cepat-cepat lari, agar orang jahat itu tidak melukai putri kita!" bantah Sea.

Edward menggelengkan kepalanya mendengar pernyataan dari Sea.

'Mana mungkin menyuruh berlari dengan cara mendorong tubuh Clara dari atas ayunan yang sedang berputar!' bicara Edward di dalam hati.

"Ah begitu ya?" Edward tersenyum sinis. Lalu pria itu mendorong tubuh Sea hingga terjengkang.

"Manusia ada batas sabarnya, Sea! Kau sudah melukai putriku! Bahkan kau juga sudah membuat gadis yang kucintai tewas!"

"Maksudmu, si Jalang, itu!" Sea menunjuk kearah jasad gadis selingkuhannya Edward.

"Stop! Jangan memanggilnya dengan sebutan 'Jalang!'"

"Wah kau tak terima ya, Edward!"

"Tentu saja! Aku tidak akan rela kau menyebutnya dengan nama itu! Lily, gadis yang baik!" Edward membela gadis itu, dan semakin membuat Sea murka.

"Edward! Kau selalu saja membela gadis ini?! Kau itu suamiku! Kenapa membela selingkuhanmu?!" protes Sea.

"Karena selingkuhanku lebih waras, dan tidak kasar sepertimu!" cantas Edward.

"Edward! Kau—"

"Apa?!" Edward menantangnya, "kau ingin membunuhku juga ya?!"

"Kau ingin kubunuh?!" Sea membalikkan pertanyaan.

"Tidak, Sea! Karena aku yang akan membunuhmu!" ancam Edward. Pria itu mendekati Sea, tatapannya begitu tajam.

"Aku akan membunuhmu, Sea!" ucapnya sekali lagi memperjelas. Edward meraih sebuah potongan dari guci yang pecah.

Sea mulai sedikit ketakutan. Dia berjalan mundur tanpa berdiri, karena belum sempat bangun saat di dorong oleh Edward tadi.

Pria itu memang biasannya terlihat kalem, dan sangat sabar, tetapi kali ini, kesabarannya benar-benar sudah habis. Kalau hanya melukainya masih bisa ia maafkan, tetapi membunuh orang bukanlah hal yang bisa di maafkan.

Sudah lama Edward tahu jika Sea menderita ganguan jiwa, tetapi semakin lama dia bersabar, kelakuan Sea semakin menjadi-jadi. Sea mulai berpikir di luar akal.

Bahkan Sea, berulang kali pulang dengan membawa bangkai kucing. Entah untuk tujuan apa? Tapi hal itu berahasil membuat Edward merasa risih dan ketakutan.

Dia mulai tak nyaman hidup bersama Sea, meski Sea sangat baik dan penurut, tetapi sewaktu-waktu emosi Sea akan berubah dalam sekejap mata.

Sikapnya yang lembut bisa berubah  menjadi brutal.

Edward pernah terpikir untuk meninggalkan Sea, tetapi Edward tak tega, dia masih menyayanginya. Terlebih Clara juga masih membutuhkan sosok seorang Ibu.

Edward yakin jika Sea pasti akan sembuh, jika dia sering mengantarkan Sea ke psikiater, dan berobat jalan.

Edward tak peduli saat dokter mendiagnosa Sea menderita Skizofrenia dan harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa. Dia yakin Sea tidak gila. Dia hanya butuh pendamping yang bisa mendukungnya agar lekas sehat.

Dan memang benar, setiap Sea meminum obat resep dokter, perubahan yang baik terlihat pada Sea. Dia tampak seperti wanita normal.

Tetapi semakin lama, Sea mulai malas meminum obatnya, sehingga dia kembali menjadi orang yang berbeda.

Edward mengetahui jika Sea bertingkah aneh, pasti wanita itu sedang tidak mengonsumsi obatnya.

Dengan penuh kesabaran Edward membujuk Sea agar meminum obat lagi. Dan Sea pun menurutinya, tetapi siapa sangka ...?

Jika ternyata Sea hanya berbohong di depan Edward. Dia pura-pura menelan obat itu, dan ketika Edward pergi, diam-diam Sea membuang obat itu ke dalam lubang wastafel.

Awalnya Edward tak tahu, tetapi semakin lama Edward mulai menyadarinya, jika Sea sedang berbohong.

Edward ingin marah, namun dia berusaha untuk menahannya, karena marah seperti apapun hanya percuma.

Edward memilih diam, dan tetap menjalani aktivitasnya seperti biasa.

Di sela-sela jam kerja yang dibarengi dengan perasaan uring-uringannya, Edward bertemu dengan seorang gadis cantik, yaitu Lily. Dia adalah salah satu karyawan baru di kantornya.

Gadis itu mulai memberi perhatian kepadanya, dan Edward menikmati perhatian itu.

Perhatian yang hampir tak pernah ia rasakan ketika bersama dengan Sea.

Edward jatuh cinta karena terbiasa, dan mereka memulai hubungan  gelap tanpa sengetahuan Sea.

***

Duak!

Edward menendang tubuh Sea, hingga dia kembali terjengkang.

"Kau, pria yang kejam, Edward! Kau sudah berselingkuh dan sekarang kau berbuat kasar kepadaku!" bentak Sea.

"Aku melakukan ini karena kau yang memulainya duluan!" sahut Edward.

Edward mengangkat tangannya, hendak menghunjamkan potongan guci ke arah Sea.

Tapi bertepatan di saat itu pula Clara dengan langkah tertatih datang menghampiri mereka.

"Hentikan!" teriak seorang gadis kecil berusia 5 tahun.

Clara tampak sangat syok dalam kamar orang tuanya terdapat banyak darah, dan seorang wanita muda tengah terkapar tak berdaya.

"Ayah! Ibu! Apa yang terjadi?!" teriak Clara.

"Ke-ke-napa, Ibu Lily, berdarah-darah?" tanya Clara dengan bibir bergetar, netranya terfokus ke tubuh si wanita muda yang terkapar.

"Clara! Ayahmu akan membunuh Ibu, Sayang! Tolong Ibu ...,"  pinta Sea dengan wajah yang memelas.

To be continued