Chereads / Tetanggaku Yang Seram / Chapter 13 - Hilangnya Archer

Chapter 13 - Hilangnya Archer

Malam mulai memudar, semburat cahaya kian terlihat nyata.

Alice bergegas mengendarai sepedanya, dia akan pergi ke lokasi syuting, tempat Archer bekerja.

"Masih, jauh tidak ya?" gumamnya. Lalu Alice menghentikan sesat laju sepeda yang dikendarai.

Dia mengecek ulang alamat yang dikirimkan oleh Bella tadi malam.

"Oh, sedikit lagi, aku hanya perlu masuk ke perumahan mewah yang sebelah sana!" ujarnya sembari memasukan ponselnya ke dalam saku, lalu kembali mengayuh sepedanya lagi.

5 menit telah berlalu dan Alice sudah sampai di tempat Archer bekerja.

Alice tampak canggung untuk bertanya, apa lagi dia tidak mengenal teman-teman Archer.

Perlahan-lahan, Alice menghampiri seorang Sutradara yang menangani proyek dalam pembuatan film ini.

"Halo maaf, Tuan, menggangu sebentar," sapa Alice dengan senyuman khasnya.

"Eh, halo juga, ada yang bisa saya bantu?" tanya Sutradara itu.

"Tuan, begini saya sedang mencari seorang pria yang bernama Archer, apa dia ada di sini?"

"Apa Archer si Kameramen, yang Anda maksud?"

"Benar, Tuan,"

"Oh!" Si Sutradara tampak berdecak heran dengan wajah sedikit kesal.

"Maaf, apa ada yang salah?" Alice tampak tak enak hati dengan Sutradara itu.

Lalu pria paruh baya dan berambut putih kecoklatan itu menggelengkan kepalanya.

"Begini, Nona. Archer itu sudah tidak pulang sejak semalam, dan kami para Kru juga sudah berkali-kali mencarinya, serta menghubunginya lewat telepon, tapi sayang nomornya sudah tidak aktif," jelas sang Sutradara.

"Benarkah, tapi kedatangan saya kemari juga berdasarkan permintaan dari istrinya, Tuan. Istri dari Archer juga mengaku telah kehilangan kontak dengan sang suami sejak semalam. Dan setelah dia mendapatkan pesan yang aneh," jelas Alice.

"Tunggu, Nona. Maksudnya aneh bagimana ya?"

"Ini, Tuan. Anda juga boleh membacanya," Alice pun juga menyodorkan pesan dari Bella beserta hasil tangkap layar dari ponsel Bella.

Si Sutradara juga tampak terkejut, dia merasa aneh dengan kepergian Archer ini. Awalnya dia memang kesal dengan sikap Archer yang sama sekali tidak bertanggung jawab.

Karena seenaknya saja Archer pergi dan tak kembali untuk melakukan tugas-tugasnya sebagai seorang Kameramen yang seharusnya.

Dan di saat Alice sedang mengobrol bersama dengan sang Sutradara, tiba-tiba datang seorang pria yang usianya lebih muda dari Sutradara itu.

Diduga dia adalah teman dekat Archer.

"Maaf, apa Anda, yang bernama, Alice?" tanya pria itu.

"Benar saya, Alice, Tuan,"

Lalu pria itu menyodorkan selembar kertas kepada Alice.

"Nona, saya menemukan kertas ini di saku mantel milik Archer, saya rasa jika semalam Archer pergi untuk menemui Anda," jelasnya.

Alice membaca tulisan dalam selembar surat itu, tulisan itu bukan tulisannya.

Tapi ada nama ''Alice' dalam surat itu sebagai tanda bahwa dia pengirimnya.

"Pak, tapi saya tidak merasa menulis surat ini!" tegas Alice.

"Kalau bukan Nona, yang menulisnya lalu siapa?"

"Saya juga tidak tahu?" Alice menggelengkan kepalanya dengan raut bingung.

"Mungkin kita bisa membahasnya lagi nanti, Nona. Dan sekarang sudah saatnya bagi kami untuk kembali melanjutkan syuting," tegas sang Sutradara.

Alice pun juga terpaksa berhenti bertanya-tanya lagi kepada mereka. Dia tidak mau menggangu pekerjaan mereka.

"Baik, Tuan. Terima kasih atas bantuannya," ucap Alice sambil menganggukan kepalanya.

"Iya, Nona. Kami berjanji kami juga akan memberi kabar kepada Anda, jika ada info terbaru tentang Archer," jelas sang Sutradara. Dan pria itu memberikan kartu namanya kepada Alice.

"Kita saling memberi informasi, jika Anda menadapatkan info tentang Archer, maka jangan segan untuk memberitahu kepada kami juga, hubungi saya lewat nomor di kartu nama itu," jelas sang Sutradara.

"Baik, Tuan,"

Akhirnya Alice pulang dengan tangan kosong, dia belum tahu tentang keberadaan Archer.

Dan yang membuatnya bingung adalah siapa seseorang yang sudah mengaku sebagai dirinya dan menulis surat itu untuk Archer.

Ini terasa aneh, mendadak pikiran Alice pun juga menjadi tak tenang, dia takut jika Archer sedang dalam bahaya, meski Archer adalah sosok yang menyebalkan di matanya, tapi tetap saja dia tak rela kalau sampai terjadi hal buruk dengan kakak iparnya itu. Dia kasihan dengan Bella dan kedua anaknya.

"Aduh, aku harus bicara apa kepada, Bella?" bicaranya sambil mikirkan jalan keluar untuk menemukan Archer.

Lalu dia kembali teringat dengan kue dalam paper bag pemberian dari Archer.

Saat itu Archer menitipkan kepada Sea.

Alice mulai berpikir jika bisa saja Sea, yang sudah menuliskan surat itu dan memberikannya kepada Archer.

'Apa benar yang sudah menulis surat itu adalah, Sea?'

'Tapi untuk apa?'

Kembali kecurigaan terhadap Sea menggelayuti pikirannya.

'Apa Sea, juga yang sudah menyembunyikan, Livy?'

Meski masih ragu-ragu Alice segera mengayuh sepedanya dengan cepat, agar bisa segera sampai di rumahnya dan bertanya kepada Sea.

***

Sementara itu di rumahnya Sea sedang asyik merapikan buah-buahan yang baru saja dia beli dari supermarket.

"Pasti kalian akan menyukai buah-buahan segar yang baru saja aku beli ini," ucapnya sambil tersenyum yakin.

Dan di dalam ruang bawah tanah.

Archer baru saja terbangun dari pingsan, dia tampak kebingungan dengan keberadaannya kini.

"Mengapa aku bisa berada di sini?" ucapnya.

Dia mengedarkan seluruh pandangannya, dan mendapati ada beberapa mayat kering berpakaian layaknya manusia yang masih hidup.

Archer masih bingung untuk membedakan, mayat itu sungguhan atau hanya sekedar mayat bohongan yang digunakan untuk menakut-nakutinya.

Tapi saat melihat mayat yang duduk tepat di belakangnya, barulah Archer yakin jika mayat kering itu adalah mayat sungguhan.

Terlihat dari beberpa luka lebam di bagian wajah mayat wanita itu, dia adalah jasad dari Livy Jones, si gadis dengan keterbelakangan mental yang hilang beberapa hari yang lalu.

Archer juga pernah melihat selebaran yang terpasang di sudut-sudut kota London.

Selebaran tentang orang hilang, dan wanita dalam foto itu sangat mirip dengan mayat wanita yang saat ini ada di belakangannya.

Seketika Archer merasa sangat ketakutan, dia sadar jika nyawanya yang kini sedang terancam.

"Siapa yang sudah melakukan ini kepadaku? Kenapa tangan dan kakiku juga diikat?!" ucap Archer begitu panik.

Archer teringat sekilas kejadian sebelum dia terbangun di tempat ini.

Kemarin malam dia hendak menemui Alice, dan Sea malah menyuruhnya mampir ke rumahnya.

Setelah itu dia tidak ingat apa pun lagi.

"Jadi wanita itu yang sudah, mengurungku di tempat ini?" ucapnya.

'Tuk! Tuk! Tuk!'

Terdengar suara langkah kaki yang menuruni tangga.

'Celek!' Bunyi saklar lampu yang dihidupkan.

Lalu sesosok wanita muda tersenyum menghampirinya.

"Selamat pagi, Tuan Archer," sapa Sea dengan ramah.

"Kau!" Archer melebarkan pupil matanya, "apa tujuanmu mengurungku di sini?!" tanya Archer dengan nada yang cukup tinggi.

Sea masih tampak santai saja meski Archer telah membentaknya.

"Sabar, Tuan. Marah-marah itu tidak baik untuk kesehatan," ujar Sea sambil menyeringai seram.

To be continued