Banten, 21 Februari 2019
Anna tidak pernah merasa sebingung ini dalam hidupnya. Suram, redup dan kelam. Dengan menahan napas, Anna menatap layar jendela kamar yang tengah dipenuhi tetesan air embun. Netranya mencari-cari bayangan seseorang yang sedang ada di pikirannya. Sudah lebih satu pekan tidak mendapat kabar. Ia khawatir, sangat khawatir.
Yaa ... Memang ini salah Anna yang tidak membalas kabar setiap Awan mengirimkan pesan lewat WhatsApp.
Tiba tiba saja Awan menghilang. Apa yang ada di pikiran Awan saat Anna mencari dan lelaki itu seolah tidak mau tahu. Apa khawatirnya bukan lagi pedulimu Awan? Apa patah hatinya bukan lagi resahmu Awan? Hubungan inj tidak sedang bermain main. Namun, Awab seolah mempermainkan apa yang gadis itu titipkan padanya. Sesuatu yang kadang tidak sempat terucap lewat kata, tetapi selalu terselip dalam doa. Sesuatu yang kadang tidak mampu dinadakan suara, tetapi selalu tidak bisa dipungkiri mata. Jangan jauh jauh. Anna manusia yang sangat membutuhkanmu Awan.
Ke mana saja Wan? Rindu Anna memikirkannya hingga menyendu. Lihatlah matanya yang sembab karena sebab tanpa kabar dari Awan. Meski hanya sebatas berbalas pesan. Namun, itu yang ia perlu. Bukan maksud untuk memenjarakan bebasnya. Namun, memberi kabar di mana pijaknya adalah pelerai gundah bagi Anna. Bukan untuk menghalangi langkahnya. Namun, tahu kalau Awan baik baik saja adalah tenangnya Anna. Anna hanya ingin Awan baik baik saja. Meski Anna tidak selalu bisa menjaga di sampingnya. Namun tahukah Awan, dalam hilang ada rindu yang meracau kacau di benak Anna.
Jangan terus begini. Tiba tiba hilang tanpa kabar. Seolah lenyap ditelan bumi. Karena Anna bukan orang yang tahu segala hal. Anna tidak bisa menebak kau ada di mana. Tidak akan tahu Awan sedang mengapa. Yang Anna ingin tahu, Awan sedang baik baik saja. Bukan menghilang seperti batu yang jatuh ke lubuk di sungai paling dalam. Awan harus ingat, Anna yang selalu mengingat Awan. Awan harus tahu Anna yang selalu ingin tahu kabarmu Awan.
Jangan menghilang lagi. Sebab hilangmu merusak suasana hati. Jangan pergi tanpa kabar lagi, sebab pergimu selalu saja meninggalkan sepi. Jika Awa tidak bisa menguatkan Anna dengan ada di sampingnya. Jangan lemahkan Anna dengan keberadaanmu yang tidak menentu. Jika keduanya belum ditakdirkan bertemu. Setidaknya berusahalah untuk tidak membuat terlalu lama menunggu kabar darinya. Karena jika
Keduanya benar saling jatuh cinta. Salah satunya tidak akan pernah membiarkan hati yang utuh menjadi luka. Benak Anna.
***
Hari libur tiba, tidak ada tugas yang menggangu Anna. Ia memandangi layar ponsel sembari menunggu pesan dari seseorang yang ia nantikan. Lalu tanpa sadar ia berhenti di pesan singkat yang baru saja ia kirim pada Awan, hingga rasa rindu itu tak terbendung lagi.
"Awan, apa kabar?" tanya Anna kepada Awan lewat WhatsApp. Tidak menunggu lama awan membalasnya,
"Alhamdulillah baik, kamu gimana, Ann. Sudah lama tidak membalas pesanku?"
"Alhamdulillah baik, akhir-akhir ini aku sedang sibuk,"hanya itu yang bisa Anna sampaikan, sembari menutupi rasa gengsinya karena telah lebih dulu menghubunginya.
"Syukur, kalo kamu baik-baik saja, Ann. Do'akan aku 15 menit lagi ada pameran, semoga semuanya berjalan lancar.!"
Tanpa diminta Anna pasti mendoakan. Bukan saja untuk kemudahan, tetapi juga untuk keberhasilan setiap langkah dan gerak yang laki-laki itu hendak lakukan. "Insya Allah, semoga dimudahkan urusannya, Aamiin." sahut Anna sambil meng-aamiin kan di dalam hatinya dengan tulus.
Pesan terakhir berhenti di Awan, ia tidak membalas pesan dari Anna. Anna berpikir itu tandanya waktu sudah berjalan selama 15 menit dan Awan sedang memulai pamerannya.
-Jika tidak denganmu pada siapa rindu ini kan kulabuhkan. Pada siapa perasaan ini kan kusuguhkan.
Bukankah selama ini, dalam setiap pandangku kau selalu aku tuju.
Bukankah selama ini, dalam setiap doaku selalu kusertakan dirimu.
Jangan berhenti begitu saja.
Tetaplah bersikeras mendampingiku selamanya. Jangan menyerah secepat itu, teguhkan hatimu menjadi bagiakan sepanjang usiaku.
Pada saat kau akan mengingat:
Kita pernah tak memiliki jarak. Kita sepakat akan hal-hal yang mungkin tak mungkin. Kita percaya hari-hari akan terlewati.
Dalam beberapa kesempitan, kau selalu memberi kesempatan. Rindu adalah ucapan harian. Tak ada yang mahal bagi pertemuan. Tak ada yang rumit untuk dibicarakan.-
~Anna
"Chat dengan siapa, Awan?" tanya Lala sambil meliriknya dengan penuh kecurigaan.
"Iya."jawab Anna.
"Mudah-mudahan Allah berikan keselamatan untukmu, Ann."ejek Lala dengan wajah kesal dan melengos kearah jendela.
"Aamiin," seru Anna dengan melempar senyuman tipis pada sahabatnya.
***
Satu jam kemudian, tiba-tiba saja telepon Anna berdering, membuat Anna terlonjak dari duduk.
seraya beranjak berdiri dan menuju meja belajar untuk mengambil teleponnya. Ia berharap itu Awan.
"Halo. Assalamu'alaikum." Jantung Anna berdebar pelan ketika mengangkat telepon.
"Wa'alaikumussalam." Suara seseorang yang sangat dirindukan. Ia bernapas lega. "Awan ada apa, pameran nya sudah selesai?"
"Aku tadi menghubungimu lewat pesan tapi belum di balas, jadi maaf aku telpon kamu, Alhamdulillah acaranya lancar, aku berterima kasih kepadamu sudah mendoakan."
Anna menarik napas panjang. "Alhamdulillah," bisiknya.
"Ann, terimakasih juga sudah mau membalas pesanku dan mengangkat telepon."
Anna mengangguk. "Iya, sama-sama."
"Aku juga selalu mendoakan kamu, Ann. semoga urusan mu di selalu dimudahkan, semangat terus ya, jangan lupa berkabar kalau ada apa-apa.!"
Haru menyelimuti Anna, mendapat perhatian sebesar itu. Awan mengkhawatirkan kabar dirinya. Seharusnya jika Awan hanya menganggapnya seorang teman biasa, tidak patut ia memberikan ucapan manis itu padanya.
"Insya Allah." Kekaguman Anna kepada Awan bertambah. Betapa Laki-laki itu selalu mengistimewakannya.
"Maaf, aku harus pergi dulu, ada sesuatu yang aku selesaikan."
Ia ingin mencegah namun tidak bisa. "Yasudah, hati-hati." Hanya itu yang meluncur dari bibir Anna.
"Insya Allah. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
Anna meletakkan teleponnya. Ia tidak langsung beranjak. Masih belum percaya kalau barusan Awan benar-benar meneleponnya. Laki-laki itu menyempatkan diri dari kesibukannya, hanya untuk berterima kasih dan memberikan kabar terkait kegiatannya yang sudah berjalan lancar.
Kenapa? Apakah Awan merasakan hal yang seperti yang ia rasakan?
"Awan, terimakasih selama ini kamu memang seseorang yang membekas dalam hidup. kamu bagian baik yang terus menyemangati. Semoga jalan selalu dibuka. Semoga perasaan selalu terjaga. Kamu juga yang selalu hadir di segala suasana. Selalu berusaha ada disaat tak bahagia. Hari-hari mungkin terus berganti. Kita tetap bisa menjadi bagian hati. Jika rindu ini bukan lagi bahan bakar yang membuat langkah-langkahmu lebih cepat menemuiku, apalagi yang bisa kita ikatkan? Bukankah, selama ini aku yang keras inginkan kamu, Wan. Lalu, kenapa kau merasa ragu untuk terus bersamaku.
Kita tidak bisa memulangkan hari-hari yang berlalu. Kita mungkin terluka dan tak bisa menghapusnya begitu saja. Namun, sadarkah kamu bahwa hari baik itu diciptakan. Bukan dikeluhkan. Dalam gelap malam, kita bisa saling meraba jalan. Dalam hujan deras, kita bisa saling menghangatkan. Semua jalan tak mudah selalu, namun kita selalu bisa memperbaiki hal-hal yang merusak rindu." Anna memalingkan wajah, dan tengah menepis segala angan angannya yang membisu kala itu.
***
___________________
To ... Be ... Continue ....