Chereads / DIA YANG TAK MEMILIKI HATI / Chapter 5 - KERJA SAMA

Chapter 5 - KERJA SAMA

"Apakah mereka yang kau cari?"

Sky mengeluarkan beberapa foto dari dalam saku celananya. Sontak hal tersebut memancing rasa penasaran Leo yang ingin tahu.

"Coba aku lihat," katanya yang sudah berada di luar mobil.

Leo memperhatikan foto-foto tersebut. Ada sekitar lima foto yang Sky tunjukan kepadanya. Kelima foto tersebut kemungkinan orang yang Leo cari.

"Bagaimana? Apakah ada dari mereka yang menjadi pelaku pembunuhan Ibumu 10 tahun yang lalu?" tanya Sky kembali.

Leo masih memperhatikannya. Dia belum memberikan jawaban pasti dari kelima foto yang ada di depannya tersebut.

"Memangnya seperti apa kejadian 10 tahun yang lalu? Maksudku wajah mereka. Apa kau melihat salah satu wajah dari pembunuh ibumu itu?"

"Saat itu kejadiannya sangat cepat. Aku sendiri tidak bisa mengenali para penjahat itu dengan pasti. Karena mereka melakukannya itu sangat cepat," jelas Leo.

Sky pun berpikir, "Jika saat itu kau baru saja pulang sekolah. Lalu, mereka pergi melalui jalan mana? Maksudku jika pintu masuk ada dirimu, maka mereka meloloskan diri keluar dari ….?"

"Halaman belakang. Mereka melarikan diri melalui halaman belakang," potong Leo yang segera menjawab pertanyaan Sky.

Jelas dia paham betul arah maksud pembicaraan Sky kemana. 

"Oh, pantas saja kau sulit untuk menangkap mereka, meskipun kau sudah membawa warga satu kampung ke dalam rumahmu."

Kesimpulan dari Sky tepat dan benar. Itulah yang membuat Leo sampai sekarang sulit menemukan siapa dalang dari penyerangan rumahnya.

"Lalu, bagaimana caramu untuk menemukan mereka, jika dirimu sendiri tidak mengenal wajah mereka," pikir Sky yang senada dengan Leo.

"Tenang aku sudah menemukannya," pekik Leo senang.

"Benarkah, yang mana?" umpat Sky antusias.

"Ini." Leo menunjukan satu foto kepada Sky. Dari kelima foto Leo sangat yakin bahwa orang itulah yang menjadi pelaku dari pembunuhan Ibunya 10 tahun yang lalu.

"Oh, bagus sekali dugaanmu itu," puji Sky.

"Sepertinya, setelah ini orang yang ada di dalam foto ini tidak akan bisa tidur dengan nyenyak. Karena Leo Sukma Atmaja akan mengejar dirinya sampai ke ujung bumi, hahaha," ejeknya yang berakhir dengan tawa.

Kali ini Leo tidak membalas ejekan tersebut. Dia terlihat sangat serius ketika memperhatikan kelima foto tersebut. Termasuk satu foto yang memang menjadi incarannya.

Deduksi Leo, pria yang ada di dalam foto inilah pelaku dari pembunuhan ibunya 10 tahun yang lalu.

"Astaga, dia bahkan terlihat sangat serius sekali," gerutu Sky yang diacuhkan.

"Hei," tegurnya menepuk bahu Leo, yang dalam hitungan detik membubarkan semua lamunan Leo.

"Kau membuatku kaget saja. Ada apa? Adakah hal yang ingin kamu katakan?"

"Tidak ada," balas Sky singkat.

"Lalu, bagaimana aku harus menemukan pria ini? Apakah kau mengetahui di mana pria ini tinggal? Atau beritahu aku organisasi mereka bergerak di mana saja?" cecar Leo.

"Tunggu dulu. Jangan kau mencecarku dengan banyak pertanyaan seperti itu. Dirimu tahu bukan aku orang yang malas untuk menjawab sebuah pertanyaan," kelit Sky mencari-cari alasan.

"Masih bisa berkelit kau," dengus Leo mengepalkan tangan kanannya.

Terlalu banyak basa basi, Leo ingin sekali membungkam mulut temannya itu dengan tinju andalannya.

"Baik. Aku akan mengatakannya. Tapi, turunkan dulu tanganmu itu," pasrahnya, takut dengan kepalan tangan Leo.

Terlebih lagi Leo sudah merangkul di lehernya. Bagi Leo kapan pun dia bisa mematahkan leher temannya itu jika Sky terus menerus membuatnya kesal.

"Cepat katakan!" desak Leo melepaskan Sky tanpa memberikannya perlawanan.

"Dia ada di Amerika," jelas Sky tanpa ada yang dirinya tutupi.

"Apa? Amerika?"

Leo mendengarnya saja sampai terkejut. Jadi selama 10 tahun ini mereka bersembunyi di luar negeri. Pantas saja dirinya tidak menemukan mereka lagi setelah 10 tahun. 

Jadi mereka bersembunyi di negeri paman sam tersebut. Pikir Leo.

Jadi dapat dipastikan Leo akan terbang ke Amerika untuk menemukan para pelaku yang selama ini menjadi incarannya.

Namun, Leo sendiri tidak tahu apakah dirinya dapat pergi atau tidak? Sebab tugasnya di sini pun belum selesai.

Apakah ayahnya Sky mau memberikannya izin untuk pergi ke Amerika? Hal ini yang sangat mengganjal di pikiran Leo. 

"Ada apa?"

Sky kembali membubarkan semua lamunan Leo.

"Apa yang sedang kau pikirkan temanku? Jangan katakan kau masih ragu untuk pergi ke sana?" tebaknya.

Leo menganggukkan kepala, "Ya." 

Sudah sangat terbaca dari raut wajahnya itu. Leo pastinya memikirkan organisasi Setan Merah yang ada di sini.

"Kau tenang saja. Akan aku atur semuanya," ungkap Sky sangat percaya diri.

"Sungguh? Jadi kau akan membantuku? Wah, terima kasih temanku yang baik. Kau memang teman terbaikku," sorak Leo kegirangan.

Dia pula memeluk Sky dengan sangat kuat. Tidak tahu bagaimana cara dirinya untuk membalas semua bantuan Sky kepadanya.

"Aaa, lepaskan aku. Leo kau mencekik leherku. Apa kau ingin membuatku tiada?" jerit Sky.

Dengan segera Leo melepaskan pelukannya tersebut. Sulit dipercaya. Leo seperti sangat berbeda dari Leo yang dia kenal.

Sky sampai tercengang melihat ada rasa bahagia yang Leo tunjukan. Sebab jika kesehariannya Leo adalah orang yang dingin dan acuh kepada setiap orang.

"Pokoknya, bagaimanapun caranya aku harus pergi ke Amerika dan menemukan organisasi mereka."

Leo membulatkan tekadnya. Menanamkan kembali api dendamnya kepada setiap orang yang sudah membuat keluarganya hancur.

****

Beberapa hari kemudian. Leo dan Sky telah berada di bandara Soekarno-Hatta.

Mereka berdua siap untuk terbang ke Amerika. Jika mereka telah berada di sini berarti sudah mendapat izin dari Oskar?

24 jam yang lalu.

"Ayolah ayah. Beri aku izin untuk menjalankan organisasi kita. Aku juga ingin menunjukan bakat diriku dalam hal bela diri," kata Sky merayu ayahnya.

"Apa kau mengira organisasi kita ini dibentuk hanya untuk bertarung saja? Seenaknya saja kau berbicara," ketusnya menegaskan perkataan dari Sky.

"Jika bukan untuk bertarung, lalu apa?" balasnya mengembalikan ungkapan ayahnya.

"Tentu saja bukan untuk hal kekerasan," kesalnya dengan menundukan kepala.

"Tapi mengapa ayah tidak pernah memberiku izin untuk masuk ke dalam organisasi kita? Jangan katakan ayah takut jika aku akan terluka jika masuk ke dalam organisasi kita?"

Bisa saja Sky berbicara kepada ayahnya. Dirinya semakin memojokkan ayahnya. Oskar tidak bisa berkelit lagi.

"Baiklah. Baik ayah akan memberikanmu izin untuk masuk organisasi kita," katanya pasrah.

Oskar tidak ada cara lain selain memberi izin Sky untuk bergabung ke dalam organisasi yang dirinya buat.

"Benarkah ayah? Jadi aku mulai sekarang sudah resmi menjadi anggota di organisasi kita?"

Sky sangat senang. Dia memeluk ayahnya dengan erat yang disertai dengan kata terima kasih.

"Sudah cukup. Lepaskan ayah. Apa kau ingin membunuh ayahmu ini?"

Sky melepaskan pelukannya setelah mendengar keluhan dari ayahnya.

Dirinya sangat gembira akhirnya mendapat izin untuk masuk ke dalam organisasi yang ayahnya buat sendiri.

"Lalu, apa tugas pertamaku?" tanya Sky.

Ini yang sudah sangat Sky nanti. Tujuan dirinya bergabung dalam organisasi adalah tugas tersebut.

"Pergilah ke Amerika. Dan jangan lupa sertakan Leo dalam perjalananmu ini," tegas Oskar pada Sky.

"Tapi ayah. Mengapa harus Leo? Kenapa tidak orang lain saja yang ikut denganku?" keluh Sky.

"Tidak ada kata tapi. Leo harus ikut denganmu ke Amerika. Karena ayah tidak percaya denganmu. Aku tidak ingin tugas ini gagal hanya karena kebodohan dirimu."

Oskar mempertegas perintahnya yang mengharuskan Leo ikut serta dalam tugas pertama putranya itu.

"Baik ayah."

Sky pun pasrah dan menuruti semua perkataan ayahnya. Akan tetapi, inilah yang Sky inginkan.

Memang menjadi niatnya untuk mengikutsertakan Leo dalam tugasnya ke Amerika.

24 jam kemudian. Persiapan telah selesai. Leo dan Sky pun terlihat sudah berada di bandara internasional Soekarno-Hatta.

Bagaimana kelanjutannya?

Dan seperti apa misi Sky di Amerika, serta pencarian Leo di Amerika?

Penasaran?

****