Kedatangan Naga bukan sekedar menyapa Leo dan Sky saja. Dirinya datang tentu untuk melepaskan Leo serta Sky dari tuduhan yang menjerat Leo, sampai membuat keua harus masuk bui.
"Bagaimana tuan? Apakah mereka bisa bebas?" tanya Naga pada salah seorang petugas.
Petugas itu langsung menjawab, "Tentu. Tentu tuan Sky dan tuan Leo dapat bebas dengan jaminan yang sudah diberikan."
"Baik. Terima kasih banyak. Semoga pelaku sebenarnya segera tertangkap," kata Naga berjabat tangan dengan petugasnya.
Leo dan Sky bebas dengan jaminan yang Naga berikan. Sudah pasti itu yang membuat keduanya dapat menghirup udara segar kembali.
Entah apa jaminan itu, tidak mungkin hanya sebatas daun kering saja? Tentunya jaminan yang diberikan tidak main-main. Tidak mungkin Leo dan Sky dapat bebas dengan semudah itu?
Sky dan Leo menandatangani beberapa berkas sebagai bukti kebebasan bagi keduanya.
Lalu ditandai dengan berjabat tangan satu sama lain.
"Terima kasih banyak," kata Leo dan Sky dengan senang.
"Semoga dilain kesempatan kita bisa bekerjasama, tuan Leo Sukma Atmaja," balas petugas itu seakan-akan mengenal siapa Leo.
"Sudah pasti. Aku akan senang hati jika bisa membantu pihak kepolisian," balas Leo kembali.
Nama Leo yang besar, dan terkenal seantero negeri membuat dirinya dikenal oleh banyak pihak. Termasuk kepolisian Amerika sekalipun.
Memang tidak dapat dipungkiri besarnya nama Leo Sukma Atmaja, mengalahkan nama besar Sky Putra Oskar, yang sesungguhnya putra kandung dari bos mafia Setan Merah.
Popularitas Leo lebih besar bahkan mengalahkan popularitas dari Sky. Bukan hanya di satu atau dua negara saja. Hampir 100 negara mengenal siapa itu Leo.
Koneksinya yang luas serta pekerjaannya yang memang bersinggungan langsung dengan banyaknya negara, membuat Leo dikenal oleh banyak orang.
Jadi wajar saja jika kepolisian mengenal Leo, hanya saja sebelumnya mereka tidak mengetahui bahwa yang ada di depan mereka adalah Leo.
Jangan bertanya berapa kekayaan Leo. Tidak dapat dipungkiri dari pekerjaannya sebagai Mafia Setan Merah membuat dirinya hidup bergelimang harta.
Mobilnya yang supercar keluaran Inggris itu dibandrol dengan harga 4,5 juta USD, atau setara dengan 64 miliar rupiah. Mobil ini adalah seri Lamborghini yang dirilis secara terbatas di pabrikan asalnya. Tentu Leo memiliki mobil tersebut.
Setelah keluar dari penjara. Naga mengantar Leo dan Sky ke apartemennya.
***
Sky dan Leo akan menghuni apartemen 432 Park Avenue, yang dikenal sebagai apartemen tertinggi di AS. Gedung apartemen ini terdiri dari 94 lantai, dan memiliki tinggi 1.396 kaki.
Satu apartemen di gedung ini dilego seharga USD 82,5 juta atau menyentuh angka Rp 1 triliun. Dengan harga tersebut sudah mencakup enam kamar tidur, tujuh kamar mandi, dan ruang berdandan.
"Silahkan masuk tuan." Naga membukakan pintu masuk apartemennya, serta mempersilahkan Leo dan Sky masuk terlebih dahulu.
"Terima kasih banyak," jawab keduanya dengan bersama-sama.
Masuk ke dalam sana. Betapa Sky dibuat takjub dengan isi dari apartemen tersebut.
Rapi, bersih, dan berkilau. Tiga hal yang dapat Sky gambarkan ketika memasuki apartemen tersebut.
"Waw. Benarkah kita akan tinggal di sini? Apartemen semewah ini hanya untuk dua orang saja?" tanya Sky takjub.
Ingin memuji, tetapi dirinya kehabisan kata-kata.
Sky dibuat terpaku dengan dekorasi serta fasilitas yang ditawarkan pihak pengelolah apartemen tersebut.
Dinding kamarnya berwarna kuning keemasan. Dengan lantainya yang terbuat dari marmer asli. Sky bisa merasakan kemewahan dari apartemen ini saat pertama kali menginjakan kakinya di sini.
"Sky, bersikaplah biasa saja, tidak usah berlebihan seperti itu. Kau terlihat kampungan," pekik Leo.
Tidak bermaksud ingin menghina teman sendiri, tetapi bukan tidak heran Leo menjuluki Sky dengan sebutan kampungan. Sebab kenyataannya Sky memang seperti bocah desa yang baru pertama kali melihat barang-barang mewah.
"Apa katamu? Katakan lagi. Siapa yang kau sebut dengan kampungan itu?"
Kesalnya sampai membuat wajahnya merah sendiri. Bukan arti memerah karena malu-malu, tetapi sebaliknya. Marah bercampur emosi. Sky merasa tersinggung dengan ucapan Leo yang memberi cap dirinya sebagai kampungan.
"Kemari kau Leo!"
Mengejar Leo, adalah hal yang kekanak-kanakan. Leo tak menghindar dan malah ingin menantang Sky.
"Kau ini kenapa? Apakah aku salah menyebutmu sebagai kampungan?" ejek Leo merendahkan temannya.
"Memangnya kau sendiri sudah pernah tinggal di apartemen seperti ini?" balas Sky berbalik menantang.
"Sudah tentu. Sebab apartemen ini adalah milikku," aku Leo dengan jelas.
"Apa?"
Tinggal di hunian mewah saja sudah membuat Sky ternganga, apa lagi mendengar pemilik hunian ini? Mulutnya sampai membuka besar. Apa sebutannya itu? Cangak.
"Kau tidak percaya? Coba saja kau bertanya kepada Naga. Tanyakan kepada dia siapa pemilik apartemen ini. Tanyakan saja."
Duduk bersandar dengan kedua kaki dinaikan ke atas meja. Leo sangat bersantai dengan meneguk segelas anggur.
Karena penasaran Sky pun bertanya kepada Naga seperti yang Leo tawarkan.
"Naga!" panggilnya.
"Ya, tuan," balas Naga ketika dirinya yang sedang merapikan buku-buku di atas meja.
"Ada sedikit hal yang ingin aku tanyakan. Benarkah apartemen ini milik Leo?" bisik Sky.
"Maksudku, apakah hunian yang sangat mewah ini atas nama Leo Sukma Atmaja?"
Naga mendengarkan pertanyaan Sky dengan baik. Naga sedikit melirik ke arah Leo yang tengah bersandar di sana.
"Naga," tegur Sky.
"Ya."
Naga belum memberikan jawaban jelasnya. Sky sangat menunggu pernyataan asli yang terlontar dari mulut Naga.
Sementara Sky menunggu, Naga pun melenggang pergi untuk mengambil sesuatu di antara rak-rak buku.
"Ini, yang tuan inginkan."
Naga menyerahkan amplop berwarna biru di depan Sky. Bocah itu tampak kebingungan dan merasa heran.
"Ada apa dengan amplop ini? Mengapa kau menunjukkannya kepadaku?"
"Bukankah tadi tuan bertanya apakah apartemen ini atas nama Leo? Jadi aku menunjukan ini kepada tuan. Jika dengan berkata saja, maka tuan tidak akan mempercayainya," kata Naga.
Entah benar atau tidak, Sky mengambil berkas tersebut untuk membuktikan kebenaran dari pemilik apartemen ini.
Dibaca setiap lembar berkas yang ada. Dilihat dengan teliti oleh Sky. Tidak ada satu kalimat pun yang Sky lewatkan.
Hingga pada titik terpenting. Sky melihat isi surat tersebut yang menyatakan bahwa.
Tuan Leo Sukma Atmaja adalah pemilik sah apartemen 432 Park Avenue. Dengan harga jual, seharga USD 82,5 juta atau setara Rp 1 triliun rupiah.
Tertanda dari pengurus apartemen, yang ditandatangani langsung oleh Leo Sukma Atmaja.
Setelah membaca isi surat kuasa itu, Sky tidak bisa berkata apa-apa. Melihat jumlah uang itu seakan-akan membungkam mulutnya yang besar tersebut.
"Benarkah ini? Kau tidak sedang bercanda bukan?"
Sky tidak mempercayai bahwa kekayaan Leo melebihi yang dirinya punya. Bahkan untuk membeli sebuah apartemen yang harga murah pun dirinya tidak mampu.
"Benar tuan. Tuan Sky bisa melihat. Di sana adalah tanda tangan dari tuan Leo sendiri. Dan di sampingnya adalah pemilik apartemen ini sebelum tuan Leo," beber Naga.
Jika tidak bertanya langsung kepada Leo, maka sampai kapan pun dirinya tidak akan pernah percaya.
Leo pergi tanpa berkata banyak. Seperti seseorang yang emosi, Leo meminta kepastian kepada temannya itu.
"Ada apa?" tanya santai Leo, sambil meneguk anggur yang sedari tadi dirinya minum.
"Apa kau sudah membaca isi surat kuasa itu? Bagaimana? Apakah kau namaku di dalam surat kepemilikan apartemen ini?"
Sky menahan kata-katanya. Ingin sekali dia memaki dan memarahi temannya itu. Namun, Sky malu untuk melakukan hal tersebut.
Harga dirinya hari ini merasa dijatuhkan. Leo 10 tahun lalu diangkat oleh ayahnya, sekarang menjadi seorang pria yang sukses melebihi dirinya.
Entah apa ini namanya? Malu, atau dipermalukan itu sama saja. Sky merasa tidak ada apa-apanya dengan Leo yang hanya sebatas anak buah ayahnya.
"Leo."
"Hm?" gumam Leo melotot.
Bush ….
Dia menyembur anggurnya ke depan. Lalu, membuat basah semua wajah Sky.
Apa yang Sky ingin lakukan?
Marahkah dia?
JANGAN LUPA BACA BAB SELANJUTNYA!