Chereads / DIA YANG TAK MEMILIKI HATI / Chapter 14 - BLACK EYES

Chapter 14 - BLACK EYES

Ada enam mobil supercar keluaran Itali yang entah dari mana munculnya langsung mengejar rombongan Leo dan Sky.

Namun, Leo berhasil melumpuhkan dua di antara enam mobil. Meskipun demikian nyawa Leo belum dikatakan aman.

Mereka masih mengejar Leo di belakang. Bahkan lebih seramnya lagi, salah satu mobil mengeluarkan senjata laras panjang dengan peluru yang sangat banyak.

Salah seorang penembak sudah siap dengan bidikan akuratnya kepada mobil Leo.

Dor, dor, dor ….

Bukan hanya satu kali, tetapi berkali-kali peluru itu melesat ke arah mobil yang leo kendarai.

Leo mengendarai mobilnya dengan Zig-zag, cara ini yang terbaik bagi Leo untuk menghindar dari peluru-peluri yang akan membuat mobilnya tercungkal. Atau lebih parahnya dia bisa saja meninggal di sana.

"Ayo, tambah lagi! Tempak terus dia. Jangan sampai dirinya lolos dan sampai di Kanada."

Pria yang ada di mobil itu terus berteriak agar penembak jitu tersebut segera mengakhiri hidup Leo.

Dor, dor, dor ….

Entah berapa peluru yang sudah ditembakkan, namun tetap saja Leo berhasil mengelak.

Leo sangat licin dan lihai dalam hal menghindar. Layaknya kancil yang selalu berhasil meloloskan diri dari kejaran singa yang kelaparan.

"Ayo, kalian! Mengapa kalian sangat lambat!" umpatnya dengan kegirangan.

Maut ada di depan mata, tetapi Leo masih tetap bisa tertawa ria. Dia mengendarai mobilnya dengan cara zig-zag tanpa henti. Kecepatannya pula melampaui batas kecepatan mobil pada umumnya.

Di depan ada tikungan kecil. Leo sudah menunggu kesempatan ini.

"Ayo, Leo. Jangan kau sia-siakan ini," kata dia kegirangan. 

Memang sungguh aneh, mengapa juga Leo menganggap situasi genting ini seperti sedang bermain-main di taman kanak-kanak.

Berbelok dia hampir 90 derajat. Kemudinya diputar sangat cepat, dengan salah satu kakinya menahan rem di bawah.

Tangan kanan memutar kemudi, kemudian tangan kiri menodongkan pistol ke arah luar.

Dor ….

Tembakannya tidak pernah meleset. Dengan jarak yang mungkin sulit untuk menembak, namun hanya perlu satu peluru saja sudah membuat seseorang yang ada di sana terkapar.

Pelurunya memenembus tepat di kepala orang itu. Sedangkan mereka yang berada di mobil lain mulai gatar-getir. 

Saat ini posisi Leo dengan keempat mobil itu berlawanan arah dengan jalur jalanan yang berbeda.

"Kemari kalian! Kalian harus masuk ke dalam perangkapku, atau semua rencana yang kususun akan sia-sia," ujarnya.

Tanpa menurunkan kecepaan. Leo terus berusaha menjauhi kejaran mereka. Seeprti yang Leo inginkan. Keempat mobil itu berbolok di tikungan itu dan memilih mengejar seorang Leo.

"Ayo cepat! Jangan sampai tikus itu pergi jauh. Cepat kejar dia, atau kalian yang akan aku pecat!"

"Baik, Bos!" jawab supirnya. Lalu, disusul dengan yang lain juga. 

Mereka boleh berbeda mobil, tetapi karena teknology zaman sekarang yang sudah canggih. Jadi meski terpisah mereka tetap saling terhubung.

Mereka berhasil masuk dalam jebakan yang sengaja Leo pasang. Meskipun demikian mereka sama sekali tidak menyadari akan perangkap tersebut. Sebab Leo sangat pandai dalam hal bermain peran.

Kecepatan Leo semakin melambat, enah itu karena sengaja atau tidak? Namun, itu membuat orang-orang yang sedari tadi mengejarnya ingin memanfaatkan kesempatan tersebut.

Semakin melambat dan pelan. Kecepatannya mengyentuh angka 60 km/jam.

Hal tersebut membuat Leo kembali terpojok. Keempat supercar kembali mengepung Leo.

Salah satu di antara mereka ada yang membuka kaca jendelanya, dan menampakkan wajahnya di depan Leo.

"Kena kau, Virgo," umpatnya senang.

Leo yang sudah menunggu hampir 30 menit, hingga akhirnya dia bisa juga melihat wajah asli dari ketua Organisasi Black Eyes.

Ya, benar sekali. Mereka-mereka adalah para anggota organisasi Black Eyes yang bergerak di perbatasan Amerika.

Sesungguhnya Black Eyes tersebar di banyak negara. Ada Itali, Jerman, Perancis, Meksiko dan masih banyak lagi. Dan termasuk yang ada di Amerika ini.

Pemimpinnya bernama Virgo Dreamweaver. Dia seseorang yang tidak pernah takut mati. Meskipun maut sudah ada di depan matanya, namun Virgo selalu ada saja cara darinya untum lolos dari maut tersebut.

Dirinya juga terkenal sebagai ketua Gangster Blanca Archon yang terkenal akan perdagangan manusianya. Penjualan senjata-senjata ilegal, dari satu negara ke negara lainnya.

Lalu, gembong narkoba yang terbesar di dunia yang berbasis di negara Meksiko. Namanya menjadi daftar pencarian orang di banyak negara.

Bukan hal mudah untuk menangkap seorang Virgo Dreamweaver, karena disetiap negara Virgo memiliki nama samaran yang sering berganti-ganti.

Tidak ada yang tahu pasti siapa nama asli dari Virgo, bahkan nama Virgo Dreamweaver kemungkinan nama samarannya. Entahlah? 

Leo menghentikan mobilnya tepat di mana sebelumnya organisasi Black Eyes muncul.

Para anggota Black Eyes juga menghentikan mobil mereka maisng-masing. Saling berhadapan, bahkan Leo sudah keluar dari dalam mobilnya.

Lalu, Virgo juga keluar dan menunjukan wajah aslinya di depan Leo. Tubuh kekar dengan kedua lengan yang berotit sangat keras.

Ditambah wajahnya yang tirus, dan kulit putih susu membuat Virgo sangat tampan melebihi ketampanan Leo.

"Mengapa kalian tidak berhenti menejarku saja? Bukankah pengejaran ini sangat melelahkan?" ujar Leo seraya bersandar di body mobilnya.

"Tuan Leo Sukma Atmaja. Senang sekali hari ini aku bisa berjumpa dengan orang hebat seperti dirimu. Namamu sangat terkenal di 100 negara, dan semua orang mengelu-eluka dirimu. Hebat," ungkap Virgo menyapa.

Tutur bahasanya sangat sopan, berbeda dengan apa yang orang bayangkan terhdapnya.

"Aku pun merasakan hal yang serupa dengan saudara Virgo. Sejak lama aku mengenal organisasi Black Eyes yang sangat terkenal itu, tetapi baru hari ini aku berhadapan langsung dengan ketuanya. Luar biasa," tambah Leo memuji.

Dia juga bertepuk tangan sebagai apresiasi besar darinya kepada Virgo. Sosok pemimpin yang tidak pernah diketahui nama aslinya itu. Bahkan CIA dan FBI pun tidak bisa menangkap Virgo.

"Terima kasih banyak aas pujianmu itu. Sejujurnya aku tidak suka dengan pujian, tetapi apa salahnya sedikit pujian dari anggota Setan Merah, pasti aku menjadi pria yang paling beruntung."

"Tapi, aku bertanya-tanya. Apa yang membuat tuan Leo Sukma Atmaja berada di perbatasan ini?" lanjut Virgo heran.

"Hm." Leo bergumam, dengan bola matanya yang membulat besar. 

"Ada apa tuan? Sepertinya kau terlihat sangat cemas," tebak Virgo, membaca raur wajah Leo yang pucat.

Dua langkah Virgo mendekati Leo. Dia mendekatkan wajahnya sedekat mungkin dan berkata.

"Apa kau sedang mencemaskan temanmu itu?" bisiknya.

Leo mengerutkan keningnya, sedangkan Virgo menyunggingkan bibirnya ketika melirik wajah Leo yang tengah cemas.

Virgi datang tentu bukan untuk berbincang santai saja, sudah tentua ada niatan lain dari pengejaran dirinya terhadap komplotan yang dipimpin Leo.

"Benarkah kau sedang mencemaskan mereka?" lanjutnya yang masih berbisik di telinga Leo.

"Jujur saja anak buahmu itu sangat kuat," tutupnya dan menjauh dari Leo.

"Aku senang bertemu dengan anda, tuan Leo." 

Dia mengulurkan tangannya. Entah apa niatan Virgo sekarang? Leo masih memandangnya dengan was-was.

Bisa saja dibalik jabatan tangan itu ada sebuah musibah?

"Baiklah. Aku juga merasa senang," kata Leo tersenyum.

Tanpa pikir panjang Leo meraih tangan kanan Virgo tersebut. Mereka berdua saling berjabat tangan dengan menunjukan senyuman masing-masing.

Namun, bukan Leo jika tidak memberikan kejutan.

THEK ….

Leo mengeluarkan pistolnya, dan menodongkannya tepat di depan kening Virgo.

Semua orang langsung mersiaga. Leo terkepung dengan 7 orang yang juga membawa pistol, tetapi yang mereka miliki adalah senjata laras panjang. Yang bisa satu langsung membunuh Leo saat itu juga.

"Turunkan senjata kalian, atau kalian akan kehilangan nyawa bos yang kalian sayangi!" perintah Leo.

Bisakah orang-orang Virgo mengikuti perkataan Leo?

Penasaran?

JANGAN LUPA BACA BAB SELANJUTNYA!